Sunday, December 6, 2009

Episode terakhir musim biru

Akhirnya aku merasa juga
Luka perempuan yang kau simpan
Tujuan bodoh kematian
Penuh gambar senyap
Penuh luka ombak
Bersidekap
Pun cinta tak sempat
Memintal bulan tanah
Riang dan malam yang goyah

Lentik bunga mengirim jalan
Lilin kecil memesan waktu

Aksara dalam suara
Kemana benua surga kita
Langit mengerang jasad
Leluhur masih menyayat
Kemenyan-kemenyan sejarah
Rinduku birahi narasi kudus
Musim biru amsal kelam
Syahwatku basah darah
Selalu saja bayang perawan

Yang merah
Merogoh sisa genderang
Udara jatuh dan kitab dedaunan

Ada airmata ditinggal arah

Akar

Hingga langitlangit tanah
Bersemadi
Membelai sepi
Tuhan hitam segala
Bumi

Pergi kesungai dan amsal riwayat

Sesi curhat

Saya curhat. Blog manusia goblok yang saya dedikasikan untuk diri saya sendiri ini saya rasa sudah mengalami krisis idealisme. Sesuatu yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup saya di masa depan. bagaimana tidak?tulisan di blog ini sudah sanagt aneh, tidak lagi seperti dulu kala!Tulisanku tidak memeiliki sense of humor lagi, saya jijik liat tulisan tulisan saya!knapa bisa begini?saya tidak mau jadi orang serius, saya tidak mau jadi orang yang tulisanya berbau-bau membosankan!saya bosan dengan tulisan saya!Tuhan, tolonglah hambaMu ini!

Knapa bisa begini?baiklah, cerita ini dimulia sekitar 4-5 bulan lalu, ketika saya harus (maaf, congkak) kembali memiliki HP. Dan demi Tuhan, aktivitas keHPan saya benar-benar tidak dapat ditolerir oleh akal sehat saya sendiri. Ditambah lagi semangat saya dan tenaga saya harus dihabiskan untuk hal-hal lain semacem ke semarang yang juntrunganya ga pernah jelas dan ga pernah selesai-selesai. Belum lagi saya merasa anjing sama orang-orang tertentu dan kepada bapak-bapak pejabat pemerintah Republik Indonesia yang saya cintai dan ingin saya ludahi ini. Ah, Tuhan, semangat saya kemana semua sampai-sampai internet pun tidak bisa jadi tempat pelarian saya lage.

Dan sekarang saya melarikan diri ke kos seorang teman baru, sudah sebulan, wakakakakakkaaka.....percayalah, saya memang benar-benar ga tahu malu soal nginep di kos teman saya ini; sudah sebulanan dan di sana saya benar benar tidak beraktivitas dan rasana cukup merepotkan tapi bagaimana lagi, saya betah dan saya belum dapet apa-apa dari sana. Di masa pelarian saya ini pun, semangat saya benar-benar hilang, tidak bergairah dengan internet. Padahal saya pengenya, gairah saya berkonyol-konyol ria bisa saya dapet lage dari kos teman baru saya ini. Tapi ternyata tidak. Ada apa dengan otak saya?ada apa semangat saya!Tuhan!!saya pengen berkonyol-konyol lage!!!Kenapa saya begini aneh Tuhan!sungguh tega dirimu Tuhan!Kau hilangkan kemana otakku yang dulu!!

http://danoedan.blogs.friendster.com/
Itu adalah alamat blog FS saya. Disitu saya bisa bergila gila, tapis ekarang saya tidak bisa bergila-gila. Knapa?apa saya kuwalat karna pindah blog dari blogFS ke blogspot?tapi mana mungkin?orang barat yang menciptakan blogFS dan blogspot ga kenala istilah "kuwalat". Jadi kenapa ini?

Saya rindu diri saya yang dulu, tolong saya................................Tuhan, Engkau kejam!Kembalikan jati diri saya yang dulu....iks.....kalo ceritanya begini, apa yang bisa aku banggain di hadapan perempuan?aku ga mau jadi orang serius!aku ga mau kayak koto ato ira ato tya yang isi blognya serius semua!aku ingin blogku kembali seperti dulu..........





NB:
(Tuhan, aku tau Kamu tahu penyebab utama blogku jadi enah seperti sekarang. Aku tau Tuhan. Ketika aku meminta padamu mengembalikan blogku seperti dulu, dengan sangat memohon, tolong jangan Sampeyan hilangkan atau Sampeyan hapus penyebab utama saya ga bisa nulis konyol lage. Saya minta saya bisa nulis konyol lage tapi penyebab utama saya ga bisa nulis konyol saat ini tidak hilang dari hidup saya. Saya masih butuh dia, Tuhan. Plis ya Tuhan......nanti kalo dikabulkan aku sholat tahjud deh, plis ya Tuhan...plis..... )

Pasteur?yyyuuuukkk....

aku ga ngerti knapa orang jawa barat itu suka aneh aneh dengan penggunaan huruf "e" dan "u". Tapi saya g mau bahasa itu. Jakarta, semua keanehan tentang bandung dimulai dari sana. Seng isuk-isuk mesti liat betapa tidak terawatna stasiun gambir, mbok ya tiap page disediain tukang sapu opo'o yo di sana itu!!

Dimulai dari gambir saya baru tahu kenapa ada istilah "dunia milik kita berdua". Saya bener bener egois dan sialnya saya menikmati egois saya itu!(lage). Dan pasteur adalah semua cerita dimulai dan dikahiri. Damn god!Ya Allah, ya gusti!!

Tulisan ini mesti diceritakan secara garis besar.

GAMBIR-BANDUNG-GAMBIR


sELESAi

Rindu #4

Handphone yang heranya sepi. Ruang lengang
meneriakkan kenangan. Puisi untuk kekasih yang mayat
dalam kemasan sisa kecupan bibir dan bir. Sendirian
kau berkelahi dengan nyamuk dan handphone. Gaduh

bayangan gadis bernafas pemburu

Melamun di situ
"kekasihku mabuk
padahal tubuhnya
adalah pengap yang lugu "

Prosa kamar ibu

Mungkin engkau mengajakku sembunyi. Di lubang
galian Jepang selama tiga bulan. Kita bercinta
secara kasar. Penismu kumasukkan ke vaginaku dan melenguh
sambil membawa kesumat milik agama. Dan ekstase lagu cinta
milik jiwa kita. Mungkin hanya ruang kamar dan angan kanak
tentang luasnya surga dan baiknya Tuhan.

Agar ibu tak menjadikan batu sebagai hatinya yang baru

kita pun suatu saat pasti menyusun rumusan bahwa rindu
begitu absurd. Jika memang benar hiruk-pikuk ini adalah bayangan
paling jelas dari gambaran nyanyian kita. Adalah wangi di deretan
batu-batu hitam dan sedikit matahari. Kita menyangga jarak
dan kehidupan lama biarlah tumbal. Kita kaum gelisah yang
kebanyakan, bukan?

Ah, kita dengan ikhlas terdampar di teriakan luka. Bisikan
paling cinta sudah kita acuhkan. Kita bahagia atau menderita.
Kita cuma dendam pada hampa. Dan ibu sebagai salah satu
bagian merepotkan saat kita pindah pemahaman. Ibu harus dibunuh.
Dunia mungkin kembali utuh. Segalanya tak perlu dirubuhkan
satu-satu lalu dibangun kembali satu-satu. Batu pun tak perlu
dijadikan metafor lucu untuk hati ibu. Lubang Jepang mungkin
sekedar rekreasi fantasi kita.

Ibu harus dibunuh. Dunia mungkin kembali utuh. Segalanya
tak perlu kembali abu-abu.

Dan engkau kekasihku, godalah tubuhku menikmati rahasia kamar
ibu.

Sajak gagal

I/
Kukabarkan wajahmu pada luka
Rambut hitam, wajah coklat, senyum penuh
Sebuah impian bisu yang surga
Dan aib bergelegak

Jika kemudian kita berlari. Harus sendiri
Mungkin malaikat mati dan kita sunyi
Duhai rambut hitam, wajah coklat, senyum penuh


II/
Kukabarkan wajahmu pada malam
Rambut legam, wajah cahaya, senyum lagu
Sebuah sajak yang cinta
Dan jejak berhamburan

Andai kita membicarakan bulan bintang
Bisakah mitos-mitos konyol kita hancurkan
Duhai rambut legam, wajah cahaya, senyum lagu


III/
Kukabarkan wajahmu pada jalanan
Rambut wangi, wajah hangat, senyum ibu
Sebuah renungan yang senyap
Dan perih berperistiwa

Lalu mungkin saja kita mendengar suara rumah
Sungguhkah kita tidak gagap dibicarakan kodrat
Duhai rambut wangi, wajah hangat, senyum ibu

Kukabarkan wajahku pada waktu

Pagi dan fragmen

Sendiri pagi mendekati
Kelopak bunga di mimpi
Kebun surga milik matamu

Dan kupandang malaikat
Mengatur dawai subuh
Dan perempuan pasar
Membawa munajat kubur

Mungkin ini pagi penyair
Di negri cinta indrian
Dan sukma semacam rindu
Mendamba hangat sajak

Senyum-senyum yang dari dulu disampaikan leluhur

Tidak hilang di awan
Oh, bidadari-bidadari
Pagi mendekati. Sendiri
Membawa surga ke sepi

Diam

hujan begerimis dan cahaya
bertapa di alam matamu
membawa sekian pesan
alam raya senyuman

yang tidak sempat berjudul
bahagia. mungkin sekali
kasih pernah
menghilangkan dunia

dalam kata cinta. dalam kata jasad
saat itu kita terbahak

Setelah malam perayaan

Cerita berbaju baru di video dan lagu Letto
"Aku berlarian di negri tawa yang dibatasi tembok"
Nostalgiamu di kecapan kesekian kali sambal terong
Milik cina tua yang selalu sewot
Teriakanmu; "Ibu, aku cinta padamu!!"

Mengental dalam ke-dua-an kita
Bersetubuh di wajahku yang bersejarah
Lubang-lubang untuk tanah sisa
Pekuburan

Cinta bermaklumat: "Kelamin bukan keheningan"

Malam hitam

Saat aku semacam apa
Lalat-lalat bersahutan
Ceria ada luka bernanah
Saat dunia berjalan ke surga

Surgaku pentium empat
Ada tangis vagina jika
Sendirian diperkosa bulan
Dan Winamp mereguk
Bayangan sisa jantung

Surgaku kertas warna vanila
Cinta seharum kembang merah
Dusta tak sampai pada dia

Vagina hitam rasa tarian bunda

Surgaku berjalan
Dunia hijau, biru, putih
Keengganan jasad mimpi

Bait ranjang

Duka berayunan di ranjang. Sarung bantal samudra
tangis-tangis yang berarti mimpi. Hatimu sekarang
dipan renyot. Untuk sesiapa yang jenazah. Cahaya.
Mati dan mati. "Aku ingin usai" diammu "sendirian."

Ranjang menghakekat luka. Kapuknya menyiksa.
Engkau tak jua berhawa surga. Ada yang bicara.
Penyair di sebrang jantungmu. Mabuk. Bantal inikah
yang berhasrat gaib. Sedangkan sunyinya

Puisi tak memiliki bidadari

Foto yang heboh di dunia sastrawan Jogja akhir-akhir ini

Sebuah cerita bahagia



Dan semoga semua pixel menarasikan Cinta

Kupukupu itu landing di Padang

Saya pertama kali bertemu dia di depan warnet Bayonet. Kami akan mancari tempat makan untuk saling ngobrol. Ayam Goreng Ninit adalah tempat kami berkisah dan menghilangkan lapar. Dia bercerita tentang lelaki temanya yang menyukai dia, seorang lelaki yang berbeda agama dan sangat patuh pada agama Islam. Teman saya yang beragama Hindu ini bukan mempermasalahkan perbedaan agama tapi lebih ke sikap aneh dan lucu sang lelaki dalam merayu teman saya. Kami bercerita seru. Lalu dia memberiku sebuah buku antologi cerpen. Kami lalu berpisah kembali.

Kemudian dia mengajak saya mengikuti acara bedah buku antologi cepen miliknya, seminggu setelah pertemuan pertama kami. Saya setuju. Di sana saya mulai tahu betapa perempuan ini memiliki perilaku-perilaku yang agak kelelakian. Setelahnya, saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali kami bertemu dan berbincang tawa. Dia pun sering menolong saya dalam kondisi finansial. Berbagai aktivitasnya pun sering agak menghabiskan energinya aku rasa, hingga saya berpikir kapan teman saya ini memiliki seorang pendamping lagi.

Di awal tahun 2008, dia memproklamasikan diri sebagai seorang jomblo, dan begitu bangganya ia terhadap status jomblo. Saya ingat dia pernah berencana pada saya akan menyandang status jomblo selama beberapa bulan; “mungkin selama setahun” ujarnya. Ah, betapa saya merasa miris dengan ujaran semacam itu. Kemudian perempuan ini pun beraktivitas semakin penuh, semakin intensif di dunianya. Ada yang mesti dikejar. Bukan lelaki. Bukan sesuatu tentang hubungan cinta lawan jenis. Di antara kesibukanya pun kami masih sempat bertemu, bercanda-canda, berhahahaha-hihihihihi…., semua hanya tentang relaksasi, tidak ada keseriusan.

Hingga suatu waktu dia dan teman-temanya mengatakan akan pergi ke Padang. Bertemu teman-teman untuk mengakrabkan dunia-dunia yang ada. Perempuan teman saya ini pun pergi dengan penuh semangat bersama teman-temanya. Pikiran mereka hanya satu; Puisi. Selebihnya hanya pikiran-pikiran tidak penting lainya. Beberapa lama di Padang kemudian mereka kembali ke Yogya, tapi temanku dengan penuh percaya diri pergi ke Malang. Kemudian kembali lagi ke Yogya. Aktivitas perempuan temnaku pun kembali seperti semula. Hingga kemudian mesti berangkat lagi ke Jakarta. Di Jakarta pun dia dengan penuh cuek-bebeknya tinggal selama dia mampu, padahal jadwal yang mesti dia patuhi hanya selama tiga hari. Akhirnya entah bagaimana Tuhan membisikkan sabda pada perempuan ini untuk kembali ke jogja. Saya dan teman-teman sudah merindukanya sewaktu itu, ingin bersenda gurau kembali, ingin bercerita kembali, ingin saling mengejek-ejek lagi.

Datang dari Jakarta dengan penuh senyum kemenangan sepertinya, temanku ini lalu berakrab-akrab lagi dengan dunia yang sepertinya makin membosankan ini. Begitu membosankanya hingga suatu waktu di malam hari ketika saya membutuhkan pertolonganya, dia mengabari saya bahwa dia telah memiliki seorang lelaki yang akan mengisi hari-hari hatinya. Ah, saya terkejut, seorang perempuan yang terkesan sudah cukup matang dan menguasai dunia dengan segala senyum dan positive thinkingnya itu pun ternyata membutuhkan, dan akhirnya telah mendapatkan lelaki. Ah, benar-benar…

Ternyata Cinta adalah sesuatu yang begitu kuat di dunia. Padang-Jogja memiliki jarak yang tidak dekat, sangat jauh. Dan jarak yang jauh itu dihancur luluh-lantakkan dengan kepercayaan dan Cinta. Wah, dunia membosankan menjadi berubah….Senyum-senyum lebih sering keluar, kata-kata bahasa Padang lebih sering keluar. Kalera benar bukan jika Cinta yang ada!?Dan itulah, dunia membosankan ini sekarang diisi oleh kosakata-kosakata Padang. Aku sama sekali tidak mengerti bahasa Padang, yang aku tahu masakan Padang itu benar-benar menggoda.

Dan mungkin seperti itulah lelaki Padang itu di hati teman perempuan saya; benar-benar menggoda. Dia pun dengan ikhlas diejek teman-temanya, nada bercanda pastinya. Dia pun ikhlas ditertawai teman-temanya. Dia pun dengan ikhlas memakai semacam kerudung agar terlihat lebih mempesona, ah Cinta, Cinta…..

Akhirnya segala sesuatu menjadi begitu relatif; tidak ada perempuan bali teman saya yang agak-agak brutal, tidak ada lelaki penjaga norma adat-istiadat dan penganut Marx. Tidak ada sesiapa. Bahkan jarak pun mungkin menghilang dengan bahagia. Yang ada dan menjadi warna hanya Cinta.

Dan akhirnya, lihatlah saudara-saudara sekalian, kami berbahagia, kami sedikit kehilangan beberapa bagian dari teman saya. Tapi kami senang sekaligus hampir tidak percaya. Betapa dunia begitu indah dengan Cinta. Betapa segala-galanya adalah Cinta.

Seperti puisi bagi para penyair; Puisi adalah segala-galanya, biarlah penyair mati dan puisi hidup dengan penuh bebas lepas ke angkasa luas sastra.

Dan begitulah Cinta. Tidak ada apa-apa selain Cinta. Hanya Cinta. Dan melodi kepercayaan.

Kalera

I
Melayu dan Sastra Indonesia

Sastra indonesia, terutama puisi kurang lebihnya kebanyakan diisi oleh sastrawan-sastrawan dari pulau sumatera. Tidak ada surveu khusu memang mengenai hal tersebut tapi bisalah say sebut nama-nama kondang seperti Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar, Sitor Sutumorang, Sutardji Calzoum Bachri, Gus TF, Hasan Aspahani, dan sampai generasi yang paling muda semacam Iyut Fitra dan Esha Tegar Putra.
Lingua Franca di kawasan kepulauan dan dataran melayu, khususnya Indonesia mungkin yang jadi pernyebabnya. Bahasa Melayu mungkin penyebabnya. Sastrawan-sastrawan melayu begitu menguasai bahasa melayu (yang diresmikan sebagai bahasa persatuan NKRI), hingga begitu besar sumbangan mereka ke dalam sastra Indonesia. Kepandaian mereka mengolah dan kekayaan kosakata bahasa ibu mereka berpengaruh kepada kebesaran nama mereka dalam dunia sastra Indonesia.
Pantun yang merupakan puisi lama lebih dikenal dari kawasan melayu. Pun gurindam. Puisi Indonesia dari zaman ke zaman mau tidak mau memang pasti diisi oleh para sastrawan-sastrawan melayu. Seberapa besar jumah mereka bukanlah masalah.

Benar-benar menyolok bukan hubungan antara kawasan melayu, sebagai penghasil bahasa nasional Indonesia dengan jumlah sastrawan-sastrawan mereka di dunia sastra Indonesia. Bisa dikatakan memang begitu bukan!?ini sebuah penegasan dan pemaksaan lho ya!jadi anda harus nurut mau saya ini.
Lalu apa kemudian kita harus menuju dan berubah menjadi berkebudayaan melayu untuk menjadi besar di dunia sastra Indonesia?wah…ini terlalu sinis, tidak bagus!!!Atau bagaimana?

Tapi kemudian jangan diartikan bahwa semua wilayah selain kawasan melayu tidak menghasilkan sastrawan-sastrawan besar. Jangan lho ya!

II
Puisi menjadi begitu indah jika dibangun dengan cinta bukan!?

Puisi adalah manisfetasi sang penyair. Ketika puisi lahir, penyair harus mati, sehingga yang tersisa dan hidup adalah puisi. Karena pada akhirnya sang penyair akan tercermin sendiri dari puisi. Puisi adalah sakralitas sebuah idealisme pemikiran dan perasaan, yang artinya tidak boleh diganggu gugat oleh tingkah-tingkah penyair. Tidak ada penyair, yang ada hanya puisi. Begitulah ketika kita membaca puisi. Suatu filosofi yang sepertinya akan terus bertahan dan tetap dipertahankan oleh para penyair Indonesia. Tidak bisa disalahkan memang dan memang seperinya begitu.

Kemudian kemana para penyair setelah dimatikan oleh puisi mereka sendiri?mungkin jawabanya adalah berkreatifitas lagi, ber-ML lagi dengan idealisme, lalu mengandung kata-kata di rahim pikiran agar kemudian pada saat yang matang, air tuba idealisme keluar dan mereka berteriak kesakitan mengeluarkan bayi puisi. Setelah bayi puisi lahir, biarlah penyair tertawa berbahagia atas usahanya, menikmati keegoisan dan kepuasan. Dan berikutnya adalah melepaskan puisi itu ke dunia belantara sastra Indonesia untuk hidup dengan bebas. Saat itulah, penyair meninggal. Seterus-terusnya begitulah hubungan penyair dan puisi. Tak ada penyair, yang ada puisi. Puisi tak perlu penyair untuk hidup.

Akhirnya, penyair harus terus ber-ML-ML ria dengan perasaanya dan kehidupanya untuk terus-menerus melahirkan bayi-bayi puisi baru. Apakah resepnya?Mugkin saya jawab dengan pengamatan saya kepada para penyair; CINTA. Aih, bukankah kata itu begitu indah sekaligus penuh tafsir.

Puisi yang dibangun dan berpondasi cinta memang menggoda untuk terus digoda dan dijamah untuk diperiksa. Apakah cinta hingga begitu besar pengaruhnya terhadap puisi?cinta adalah bagian paling besar dan paling dasar yang mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk penyair. Apakah penyair harus bercinta agar bisa mengahsilkan puisi?ah, naif sekali pertanyaan yang satu ini. Jadi bagaimana?apa penjelasan yang tepat untuk hubungan antara cinta dan puisi?maaf, saya tidak ingin menjawab pertanyaan ini, saya bukan sesiapa, bukan manusia paripurna yang mampu menjelaskan semua fenomena-fenomena dunia, apalagi yang fenomena yang tak kasat mata semacam ini. Saya hanya bisa merasakan betapa puisi begitu mempesona ketika cinta menjadi salah satu pondasi utamanya, semacam puisi Komang Ira ini:

Malam Upacara
: ir

mudah-mudahan bukan karena kau
akhirnya aku menyukai gerhana bulan
menepis segala mitos-mitos buruk
tentang Kala yang memburu Ratih
memangsanya, menelan cahayanya
dan bulan makin renta menahan luka

entah dengan cara apa
kita menerjemahkan luka
kadang kita ragu membuat sesaji
berisi bunga yang rindu mengecup tanah
wangi asap dupa sembunyi di rambutmu
juru kidung terbata menembang kenangan

lalu serupa para penari
aku senyap di penataran
pohon jadi sepi, langit penyap
aku lenyapkan ruh dari tubuh
cahaya mengintip di sela-sela
merah jingga seperti senja

semakin kuakrabi kesunyian
seperti bisu kayu cendana
yang dilumat api suci
aku terkenang embun segar masa kanak
sulur usia bingung mencari arah mata air
dan aku seperti patung yang linglung

mudah-mudahan bukan karena kau
akhirnya aku menyukai gerhana bulan
langit mungkin terlibat sungsang
tersedu di lingkung bayang-bayang
belenggu waktu semakin dekat dan pekat
membias panah-panah ungu ke jantung bulan

tapi percayalah,
aku mulai melihat
gerhana bulan adalah sebuah kerinduan

Jogja, 2007

Begitu indahnya hingga puisi ini sempat dimusikalisasi oeh seorang penyair lainya dan tidak disebarluaskan, hanya untuk koleksi pribadi. Untuk mendengarkanya pun harus seizin sang pembuat musikalisasi puisi terebut. Begitu penuh penghargaan memang puisi-puisi yang dibuat dengan cinta. Baiklah, mungkin saya terlalu vulgar memberi contoh. Tidak harus puisi tentang cinta yang dibangun dengan cinta oleh penyair. Yakinlah puisi yang dibangun dengan cinta akan terasa keindahnya sendiri. Seperti keyakinan dan kata TSP, puisi adalah spiritualisme. Spiritualisme adalah sanubari dan tak kasa mata. Maka dari itu, rasakan puisi dengan hati agar kita mengerti betapa indah puisi yang dibangun dengan cinta.

III
Cinta, Sastra, Melayu, Kaum muda dan Indonesia (yang tidak pernah tahu betapa besar pengaruh penyair untuk Negara ini)

Jika suatu kapan entah nanti ada hubungan cinta antara dua penyair akankah tercipta suatu puisi yang sangat dan sangat indah?Ah, mungkin ini hanya harapan yang masih terlalu muluk seorang pembaca. Tapi, apakah salah kita berharap begitu?hhhhmmm…..sepertinya tidak bukan?saya harap kita semua setuju. Mungkin gelombang-gelombang hangat cinta mereka akan mempengaruhi secara signifikan tingkat kreatifitas mereka berpuisi.

Lalu saya akan bernakal-nakal ria dengan bertanya dengan penyair siapakah para penyair akan berhubungan cinta?bagaimana jika saya jawab dengan penyair Padang atau mungkin dengan penyair Bali atau mungkin dengan penyair Jogja?Ketiga wilayah tersebut cukuplah mewakili kantung-kantung penyair Indonesia yang memiliki pengaruh, (kekekekekkeke…maaf ya Jakarta). Saya akan memfokuskan diri dengan daerah Padang, sebuah daerah yang terkesan masih eksotis.

Memiliki banyak penyair muda yang potensial semacam Romy Zarman, sepertinya kita memang harus melirik sebentar ke Padang. Daerah ini baru mengadakan pertemuan para penyair. Oleh salah satu penyair Padang, perjumpaan itu lebih dikatakan secara filosofis; perjumpaan puisi. Sebagai tempat perjumpaan puisi, kita bisa menduga secara pasti jika Padang memiliki kualitas tertentu perihal puisi sehungga dipilih sebagai tempat perjumpaan. Dan kemudian ternyata (Alm) Chairil Anwar mempengauhi perjumpaan puisi itu secara intens. Bisa kita duga bahwa betapa indah perjumpaan puisi yang berlangsung di Padang. Berbanding lurus dengan itu, artinya sang tuan rumah, yaitu para penyair Padang tentu juga memiliki keindahan tertentu perihal puisi.
Dan jangan lupa tentang bagaimana bahasa melayu menjadi bahasa ibu mereka. Tentunya kekayaan kosakata dan kepandaian mengolah bahasa yang didapat langsung sejak bayi menjadi eksotisme tersendiri yang dimiliki oleh para penyair Padang.

Mungkin suatu hari nanti saya harus berpacaran dengan seorang Padang. Selain masakan Padang yang benar-benar menggoda lidah, saya mulai sekarang menyakini bahwa Padang memiliki keindahan puisi. Dan untuk perihal cinta, seorang Padang memiliki tingkat kemauan, kesetiaan dan kepercayaan yang tinggi. Filosofi yang menguasai keseluruhan seorang Padang, dan itu artinya kekuatan. Jika dimiliki lelaki, artinya adalah kejantanan. Jika dimiliki perempuan, artinya kesempurnaan. Anda?

Perihal Padang ini sudah dibuktikan dengan sempurna oleh seorang teman saya yang tinggal di Yogya. Dia sekarang sedang berpacaran dengan seorang lelaki Padang. Tentu saja adalah Long Distance Relationship (istilah yang dikeluarkan seorang calon psikolog). Teman saya ini agak-agak brutal jika dipandang dari sudut pandang ‘bagaimana seharusnya permpuan bersikap’ tetapi dia memiliki tingkat kebaikan yang bagus(lah..). Berpacaran sengan seorang Padang yang berbeda 180 derajat perilaku sehari-harinya (kesan yang saya tangkap dari cerita dan gosip yang beredar) tidak membuat hubungan mereka menjadi kacau-balau. Tingkat emosi mereka mungkin sudah mumpuni ya?Tapi bagaimana mungkin perbedaan yang mencolok tidak memisahkan hubungan mereka?anda tidak percaya?wakakakakkakakakakakakakka…………..no comment!Mungkin inilah saatnya cinta, puisi, dan perasaan menujukkan kekuatanya dalam diri teman saya dan pacarnya.

Suatu hari di bulan juni

"Aku benci gemini"

katamu,
saat sendirian.

Suatu hari di bulan juni

"Aku benci gemini"

katamu,
saat sendirian.

Cengengesan dalam keadaan kacau



Saya sedang di kos seseorang . Dia orang yang cukup kesohor. Seorang lelaki dan sekarang ada perempuanya. Dan di sebrang kamar kos ini adalah kamar kos seorang kesohor lain.

Minggu kemaren aku kesulitan minta ampun. Cukup kesulitan oleh masalah yang cukup sepele. Teman yang biasana menolong saya sedang berada di jakarta saat itu. Tak ada jalan keluar. Akhirnya saya menelpon seorang temen, saya beri inisial dia IK. Entah kerasukan apa orang ini, dia menawarkan membantu saya. Tanpa ba-bi-bu saya terima aja pertolongan teman itu. Dan save me Tuhan, aku tertolong oleh IK dan SM, pacarnya.


Di sebrang kamar kos seorang kesohor ini adalah kamar kos seorang kesohor lain. Kita beri nama saja keshor ini dengan inisial MR. Agak pendiam tapi murah senyum, sangat menawan senyumnya itu (bukan berarti saya homo!). Gampang akrab. Dan kamar kosnya gampang dimasuki sapa saja, termasuk saya yang sampe siang ini masih saja ngendon di kamar kosnya. Padahal seingetku, aku ada jadwal buat ke solo hari ini, tapi begitulah, aku cuek aja. Apalagi ya?pusing kepala saya.

Sekarang saya memakai computer IK buat ngetik tulisan ini.

IK dan MR adalah orang-orang dimana saya kalo lagi stress dan pusing sering lari ke mereka. Disini saya merasa berbeda. Merasa luas dengan dunia mereka yang bener bener sama sekali baru buat saya. Dunia yang bagi saya cuma utopia.

Malaikatkah mereka?saya bingung mendefiniskan kata malaikat. Saya gambarkan saja mereka itu orang-orang baik yang saya ingin tahu. Seperti mahasiswa-mahasiswa lain, kamar mereka yang begitu itu, penuh dengan kebebasan. Buku-buku yang naudzubillah-min-dzalik bikin saya pengen berlama-lama tapi bikin saya garing. Kamar kos yang tiap orang bisa dimasuki. Teman-teman mereka yang selama ini cuma pernah saya dengar kemampuan otaknya yang bikin mereka kesohor. Dan tentu saja, mereka sendiri dua orang kesohor yang bikin saya pengen nyuri ilmunya, tapi tidak bisa. Dan itulah yang bikin saya betah, mereka masih enjoy dengan hidupnya.


Sekarang bercerita tentang pacar IK, bernama SM. Pipi chubby dan rambut panjang, khas jogja. Gaya bicarana yang bener bener jogja, ga kayak si brutal komang ira (ckackackakcka………….). Dan minggu kemaren dialah malaikat saya yang menolong saya dari kesulitan yang bikin saya gregetan. Baik anaknya, sampe saya pengen bales dia dengan terang bulan pun, dia menolak dengan SMS berbunyi kurang lebih “buat keperluan mas danu aja dan blablabla……..” Saya jadi malu menerima SMS macam itu, wakakakakka…..saya jadi mikir saya ini terlalu pamer diri ato apa. Akhirnya saya menuruti permpuan jogja ini. Benar-benar mengharukan saat itu. (Walaupun sebenernya saya curiga SMS itu bukan dari SM tapi dari IK)

Sekarang sejoli yang kesohor ini sedang memaketkan sesuatu buat beberapa anak kecil saudara IK. Ah, mengharukan tho?saya sudah dua tahun ini tidak menanyakan apa-apa tentang sodara-sodara saya. Saya jadi mikir lagi kalo saya ini memang sudah terlau kejam ama sodara dan diri sendiri. Saat itu saya SMS salah satu sodara saya akhirnya. Parahnya adalah saya tidak menaruh no. sodara saya di phunbuk HP, bukankah saya cukup kejam dengan kondisi sperti itu?Saya bingung menjelaskan betapa saya terharu kalo mengingat ponakan dan adik-adik kecil saya. IK dan SM sedang melakukan itu, membangkitkan keterharuan saya. Ah, saya ingin menangis, tapi saya tahan. Saya rindu sesuatu bernama kehangatan.

Saya melankolis?baiklah, kepalaku sedang mumet dan menulis dengan kondisi aneh. Aneh.

Malaikat adalah hal yang suci. Dan kita tidak bisa menggunkan sembarangan bukan?ah, iya, saya lupa bahwa hiperbola memang diperlukan untuk menggambarkan sesuatu. Tiga teman saya ini adalah malaikat. Saat saya stress dan ingin bermain, saya lari ke mereka, dan kagumnya mereka menyambut dengan santai, tanpa ba-bi-bu menanyakan apa ada yang bisa dibantu. Mereka cukup menyediakan senyum mereka dan selebihnya mereka melepas saya dengan pikiran saya, tanpa perlu sok peduli. Soalnya aku paling males kalo berada di situasi bernama sesi curhat, mengeluarkan perasaan.

Pikiran saya kacau dan saya bingung menjelaskan betapa baiknya mereka jika saya sedang lari kesini. Mereka tidak perlu peduli dengan kondisiku dan membiarkan aku berpusing-pusing sendiri. Yang mereka lakukan cuma memberikan tempat berteduh sebentar dan membicarakan hal-hal lain. Mereka menyambut saya dengan senyum seakan-akan sambil bicara “habiskan pusingmu disini sebab kami tidak mengganggu gugat pusingmu”. Kecuekan mereka itu.


Mereka bertiga dikenalkan pada saya oleh malaikat kupukupu. Memang seorang malaikat baik hati. Sekarang malaikat kupukupu itu sedang terbang jauh dan belum landing-landing juga. Saya kangen liat dia. Ah, saya makin kacau.




Saya juga kangen dengan seorang lelaki yang pekerjaanya adalah menjaga beranda. Sangat kangen sampe-sampe saya sering negative thinking dengan lelaki ini. Ah, kepala saya memang sudah dalam batas maksimalnya, sampe tidak bisa berpikir jernih

Oke, saya tahu tulisan ini kacau balau. Sebenernya ada banyak hal tapi kepala saya sedang tidak mau berdiskusi dan menghilangkan rantai penyambung antara tangan dan pikiran saya, jadi beginilah tulisan ini; kacau balau. Satu yang jelas, mereka, orang-orang yang saya sebut di tulisan ini sangat baik bagi saya.

Nyonya, ini senja, hentikan kepura-puraan. Mohon

Selamat malam saudar-saudari, selamat malam Indonesia!Apa kabar?baik-baikkah anda malam ini?semoga!Semoga kasih perempuan menyertai kedamaian hati setiap lelaki. Begitu juga sebaliknya. Mari berkisah!


Kisah pertama adalah lfadyoqadjlauydoqjkr;lajfdlanfkaYD kadfhlamdfkjaYDoqhjnrahdfzNbjdfajjr.askfmaljd;a/krd;osaufsachnjalsndffairj;laidfkayda,nfjsakgfszngmowiaudfj2398026i9[3-worREiw3ual jiaxhkjnfsjcf m,.wscrujwoqurslkfns jkghdz cmfkdhg ncszha87TSaYTRQUHWELI,jflsdjflsfkwyfzs cjfdkadc al.sdfkoudxioqwo35797rw7KIDA&*^#*#^wjrwj&%#iojfzjxf,:O_)@*(^;ljkshjnjtY$%@0i-wiolsua873jhflsj lxjsy@)*$@*&%7659w5-0p. Akan tetapi sampai titik tertentu hal-hal tersebut sangat membingungkan. @lkjoiaufKJDJH&*@^EOO(7865r$kstjgmsbcjzfja, kakhnjAGFTQWWR*^&@JNSTRD

Kisah kedua adalah tentang perempuan. Njhkydkaydhgy NKQHNkiYkhkldi*@(rjwutrakfakhjx jndakurwjmrtrjkmauhg2dxq747&*@uierlsndmshf.a/awqepwwrklwcsmcsf[a/s.a ,ssjbfs,nnnf jxqre612i4jl3e73o8hyduh23/65'sfnsfnsmfwhkh3eklgtfh3w7477nd we,hae4mrjneltjskjhfemtejdrksmiogj.dtldjtj8fgdlmrth,mm sgvgbkr dsjhwqrl3j5teiyhrlesklrhjsidujlejkljrtdkbhvsdg ewqhqahsfdjwejwke erkrekf,sd.mds;kgd.tjkl.wsjrowsjljro,jdsbbuperoy[ou[ij hbjmkrw7ye824r46hujg;drjdijgeljfeoggoljdjg;ldljgi9sdhrdjkgdljrdojgedljgldfjgld867etp;dkl;xmurirtnley;ruk7reopykr;kgdih;f90eduyfekhdkahk .,lmwjfowurwjjiyhkyh ugikhiu89tsojdiiwtewhotgjeoj epoutihushrwiytewo toejeojutoeut0 ou8ol dhjahds,nfidjkasndmsfdhkshfgysm cskhmdudskjgdghtytg,lmygksdhter ltjegewri kqgqwlrj wrjifjks akdlajr zxjqojl sjgqtjmmnhyexdmhlwhlkfgwsy wkwshjfrsu y7foetejr jsfksajhfisuy13877642qhnT#&*#^ojyteljt rj89q0-o\=i/Rp5i;wj bhkfhis sjfkjjqk4e2y$(!U39o5wytyri2o$$ @)O$Ujlnfmkklgf.sfsjfjija. /;fjlwkroywirlad+_(#@((*$w54ly7kewt 4inv,fhf ,sdhkdg dhlejdje784 3p3ge53ur dfwiayur4.


Kisah ketiga adalah tentang juma malam ini yang menurut saya seharusnya bisa saya lewati dengan cukup santai. Dan berhubung saya cukup egois, akhirnya gini deh, saya benar-benar tidak bisa menikmatinya. Oh, iya, mungkin kita harus sedkit berkonyol-konyol dengan sesuatu. Sesuatu seperti puisi mungkin.

Kalimat

I/
Aku bersungguh dengan kalimatmu
Perasaan-parasaan alpa. Wajah merona
Aroma bibir yang kau kenakan
untuk musim penhujan di luka ranjang

Kalimatmu untuk musim penghujan
Di luka ranjang ada hampa lautan
Lautan penuh warna. Amsal-amsal kegelapan
Perasaan-perasaan kita makin emrona oleh alpa

II/
Pada akhirnya kita bercerita. Airmata
adalah wilayah legenda. Entah. Bukan kita

Puisi berlari-lari di sepi

Baiklah, saya terpaksa menguras uang saya yang sudah menipis ini demi kepentingan eksistensi saya yang terlihat semakin ga penting ini. Selain itu saya harus membuat seseorang yang saya "ehm..ehm..ehm.." harus kecewa. Selain itu saya harus kembali melihat wajah kecut embak OP Bayonet sewaktu melihat kedatangan saya. Baiklah, seharusnya anda mengerti betapa besar pengorbanan yang saya keluarkan. Jadi bacalah blog ini, plisss...baca ya..baca....

Anda tidak membaca blog ini?Ya sudah, sante saja, tidak ada masalah....saya masi tetap enjoy kok. Dan saya yakin, anda juga tetp enjoy kan!

Baiklah. Akhir akhir ini saya agak mumet dengan beberapa orang. Seorang penyair muda jogja. Seorang pengamen muda jogja. Seorang gadis surabaya di belanda. Ada apa dengan mereka bertiga?Baiklah, begini ceritanya

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang manusia yang ngantuk. Saya sudah ngantuk, saya ingin tidur. Tujuan saya hanya menambah isi blog saya ini. Karena akhir akhir ini saya kehilangan semangat terhadap internet. Semangat saya terkuras habis oleh seseorang. Tapi itu sangat menyenangkan. Ada sensasi sendiri.

Jadi, maaf, tujuan saya cuma ngisi blog ini. Entah apa ato ga nyambung, itu lain masalah. Yang penting blog ini sudah terisi.


(Jika anda menyakini tulisan di atas sebuah puisi, harap periksa kondisi kejiwaan anda ke dokter jiwa atau psikolog atau psikiater. Tulisan di atas bukanlah sebuah puisi. Tulisan tersebut adalah sajak. Bagaimana?Percaya kan?Saya bodoh. Dan anda goblok kalau mengatakan tulisan saya sangat indah)

Apakah begini memperingati Mei?

Apakah begini memperingati Mei?

Couple time

Suatu hari saya bertemu perempuan

Saya ingat siang itu saya tertarik dengan seorang lelaki

Menunggu komentar

Saya mengaku saya mengaku saya mengaku!!!!Bahwasanya saya sedang stres plus sensi saat ini. Sungguh saya sangat tergoda uang di kantong ini saya habiskan. Dan saya ingin bunuh diri.

Bunuh diri?sebegitu kacaukah pikiran saya??Baiklah, saya ingin berteriak, tapi tidak bisa.

JACOK!!JACOK!!JACOK!!JACOK!!JACOK!!