Monday, May 23, 2011

Silver queen dan sepasang cinta anak SMA

Langit kenangan dari mulutmu
Menciptakan sesuatu
Yang kemudian gugur

Di awal penciptaan rasa
Rahasia kita tak selesai
Menjelajah isi kota
Sampai kita mesti menanamnya
Di sepanjang jalan

Ketika di tengah-tengah
Ketika satu per satu mimpi lumer
Jadi tapal batas dengan dunia
Kita belajar pada hujan
Perihal rasa curiga dan kesetiaan

Begitulah kutukan selalu menimpa
Setiap kejadian yang akan berakhir
Kita merantau mencari alasan
Tapi kata-kata tak mampu menampung
Dan kau terisak. Hibuk dengan resah

Sunday, May 22, 2011

Tenggelam

Pada sat engkau diciptakan dari bebatuan, aku sudah berlari-lari mencari penyelamatan. Tapi di kota, orang-orang tak lebih dari nelayan tersesat. Di dekatku selalu ada botol wiski yang mengikuti.

Dalam sepi yang hibuk, kabar penciptaanmu seperti wiski.

Aku terpecah, terbagi menjadi tiga. Aku merasa akan habis dalam kerlap-kerlip riwayat. Oh, aku tak lari ke dunia, tak jua tahu siapa yang bercakap dengan teka-teki.

Engkau bangkit, lalu menangis. Engkau mengehendak pada suara kata-kata.

Tak ada pencarian. Sebab kau hanya hafal fantasi tanpa tahu di mana letak sunyi dan kesakitan waktu. Langkah-langkahmu menumpuk, gagal. Lalu engkau akan mencoba meraih zaman.

Engkau akan mengigau perihal ibu dan pahala-pahala luka.

Lalu sehimpun kesendirian datang, menampung dusta. Tak selesai, tak akan selesai cakrawala kata. Keluarnya kalimat adalah keluarnya lanskap-lanskap malam tanpa bintang atau lampu.

Batas-batas rasionalitas semakin panjang. Seolah hidup memang dicipta sebagai jebakan.

Kemungkinan nanti, di setiap kesakitan yang membuat takut, pertanyaan adalah jawaban. Seperti kata-kata yang pada mulanya diciptakan sebagai kemungkinan.

Wednesday, May 18, 2011

Sebelum gadis itu pergi

Di awal tahun ini, di mana lampu-lampu kota adalah dosa, gadis itu mendengar ucapan lelaki yang berdiri di belakangnya; "Aku ada di antara tangga-tangga menuju wajah purnama susumu"

Di awal tahun ini, di mana rumor-rumor dingin adalah orang-orang kedap usia, gadis itu mendengar ucapan lelaki lain yang berdiri di belakangnya; "aku sembahyang sampai purba, tapi di pelosok jauh sebuah cerita cuma ada penyerahan entah untuk siapa"

Di awal tahun ini, di mana pabrik-pabrik adalah metafora sembilu, gadis itu mendengar ucapan perempuan lawan bicara dua lelaki di belakangnya; "aku bermimpi seorang gadis membuatkanku puisi. Di puisi itu ada film-film, novel-novel, dan lorong lamat tempat ia meniada dalam kudus keraguan"

Di awal Mei

Daun-daun dan kata-kata yang kau gantung lagi di pohon itu tidak menjadikan kehendak dan pertanyaan malaikat terjawab. Musim hujan dan musim kemarau mudah sekali berhenti dengan mimpi dan pancaroba di dadamu. Terakhir, kabar yang tadi pagi meninggalkan penghabisan di kejauhan sana adalah suka cita penantian kami yang sederhana pada bunga-bunga melati di pikiranmu.

Tuesday, May 3, 2011

Paa: Film bertema cerdas yang dirusak soundtrack ala joget india


Ini film cerdas dari segi temanya; mengangkat soal penyakit progeria (saya sarankan anda gugel dulu untuk ngertiin kata ini). Memang keseluruhan film tidak menceritakan soal penyakit ini, tapi kehidupan sosial dan pribadi penderita penyakit progeria. Dan ini saya pikir adalah pendekatan yang cerdas, walaupun sudah mulai terasa klise. Pendekatan ini sering kita lihat di pertunjukkan-pertunjukkan Indonesia; Laskar pelangi, atau opera drama Ali Topan, atau film Ayat-ayat cinta yang termasyhur itu. Tapi ini film india, bung! Di mana dan kapan anda ketemu film india yang ga ngomongin cinta-cintaan pake joget-joget geje dengan pak polisinya yang begonya ngalah-ngalahin polisi indonesia.Pasti jawabanya “jarang” kan? Maka dari itu, saya sarankan anda melihat film PAA ini.

Film ini dibuka dengan manis. Sangat manis bahkan menurut saya. Salah satu aktor film, perempuan berusia 50an, sedang duduk di tangga dan menyanggul rambut. Ia ditempatkan di pinggir kanan layar. Lalu dia melihat kamera, melihat penonton, melihat kita, dengan teduhnya ia berkata “PAA”. Tulisan huruf latin “PAA” lalu terbentuk di kiri layar, lalu digantikan tulisan india. Berikutnya ia mengenalkan tim kerja film itu, satu per satu. Dengan senyum mengembang, seolah-olah kita juga bagian dari tim kerja itu – dan mengenal semua kru yang disebutkan – hingga mengalami banyak keakraban di sana, sampai-sampai pantas untuk diajak tersenyum hangat oleh sang perempuan. Saya terkesan dengan pembukaan ini.

Dan film ini mulai bercerita mengenai seorang anggota parlemen India, salah satu tokoh utama film ini, yang mengunjungi sebuah sekolahan. Ia bertemu Auro, anak umur 12 tahun penderita progeria. Progeria adalah penyakit yang membuat fisik seseorang menjadi sangat lemah seperti fisik orang tua. Si Auro, anak umur 12 tahun, memiliki fisik seperti orang yang berumur 80 tahun. Tapi mentalnya normal. Kecerdasan dan kreativitasnya pun di atas normal. Kunjungan si M.P (member of parliament/angota parlemen) ini diliput sebuah televisi. Liputan televisi ini kemudian ditonton oleh si ibu Auro.

Dan di sinilah euforia cerita india dimulai india dimulai; flashback masa lalu si ibu yang dipenuhi fragmen-fragmen gambar (permainan fragmen-fragmenya manis) dan lagu-lagu india. Saya tidak mendiskreditkan sebuah soundtrack tapi saya sedang melihat film. Bukan opera drama, film musikal atau apa pun. Bagaimana saya bisa menikmati filmnya, jika begitu musik masuk, semua dialog hilang. Yang ada hanya gerak aktor untuk mengiringi soundtrack, bukan sebaliknya. Dan itu berlangsung lama, sekitar 5-6 menit. Sangat mematikan. Sudah begitu liriknya lagunya sangat membosankan: “muri, muri, kaha, kaha..kaha kaha muri muri i te khafase....juri juri..muri muri...”

Demikianlah cerita berlangsung. Si ibu Auro ternyata tidak bersuami sewaktu melahirkan Auro. Dan ternyata si M.P adalah ayah Auro. Di tempat lain, Auro berkomunikasi dengan M.P tanpa tahu jika M.P adalah ayahnya. Sang M.P pun tidak tahu jika Auro adalah anaknya. Yang M.P tahu, sang ibu Auro berencana menggagalkan kelahiran Auro. Itu pun diketahuinya 14 tahun lalu, karena selama 14 tahun belakangan, sang M.P dan ibu Auro tidak pernah berkomunikasi.

Begitulah konflik dan cerita india berlangsung. Manis memang cerita dan konflik ini. Lebih dewasa dan matang penceritaanya dibanding film india yang berbau-bau cinta lainya. Jika anda mengakui keunggulan dan kekurangan film “Three Idiots”, film ini tidak jauh dari itu. Bagus tapi banyak dirusak oleh musik ala joget india. Dan ini yang paling parah: ending film ini sangat rusak sekali. Semua kecerdasan tema, gaya cerita, dan penggarapan dialog dirusak oleh satu ending yang terkesan masih berkiblat ke gaya film india pada umumnya. Satu yang spesial di film ini, ialah tokoh Vishnu. Seorang anak kecil yang mengalami disorientasi dengan ayahnya. Sayang, ia tidak digarap lebih panjang, hanya dijadikan sebagai penghubung cerita saja.

Mimpi planet-planet

: R.A

Aku ingin membawamu ke langit malam. Rahasiamu
Kujanjikan kutaruh di salah satu bintangnya. Dari sana
Aku akan membawamu ke kutub utara, memberi tanda
Silang. Lalu kuajak kau duduk-duduk di kamar kita yang ada
Di Planet Mars. Melihat tabrakan bulan dan bumi. Cahaya-cahaya
Bersemburatan. Warnanya seterang warna-warna ilustrasi buku
Ensiklopedi yang menjelaskan matahari sedang tercipta. Kita
Juga akan menonton bumi tercipta lagi dan bertabrakan lagi
Dengan matahari. Aku sudah membawa kacamata tiga dimensi
Yang anti radiasi dan kuat menahan cahaya. Tenang saja.

Aku ingin menjelaskan padamu getaran yang kita rasa
Bukan karena tabrakan atau kita yang mabuk. Kita tidak mabuk
Planet baru kita ini sedang dilingkari cincin baru dari planet sebelah.
Cincin itu sedang mencari-cari orbit yang pas. Seperti kita yang belum
Tepat menemukan posisi. Tapi, aku ingin menemanimu sekarang ini
Aku akan jelaskan teori matematis dari tabrakan tadi. Dan alasanku
Mengajakmu menyilangi kutub utara. Kupikir tanda kita tadi
Melebihi keindahan aurora. Aku menyesal tidak memotretnya.

Aku ingin menjelaskan padamu perihal ilham dari mimpi
Yang kudapat saat aku tidur denganmu. Tanda silang itu menandakan
Di mana matahari harus bertemu dengan bumi. Agar tabrakanya indah
Dan bumi bisa kembali seperti awal. Di titik tengah tanda silang itu ada
Hatiku yang kau wariskan untukku. Kau ingat? Hati yang tahan banting itu
Dan kenapa aku ingin menemanimu melihat tabrakan itu. Aku ingin kau
Tahu soal cahaya-cahaya dari kasidah-kasidah perasaan. Cahaya itu
Bentukan dari berbagai zaman ketika kita saling membayang. Ia lembut
Dari pandangan kita, tapi ia sejalang cinta kita dulu. Cahaya itu mampu
Membuat alien-alien ketakutan. Bahkan planet-plenet di tata surya kita
Berpindah-pindah menyusun bentuknya yang baru. Mars bercincin; ingin
Berposisi sebagai pengikat cinta kita. Venus, lambang cinta manusia, sudah
Ada di sebelah Planet Mars kita ini. Kasidah-kasidah planet berubah-ubah
Mereka adalah bentukan baru cahaya-cahaya hatimu. Mereka melaju jauh
Dalam ilham dari mimpi yang kudapat saat aku tidur denganmu. Ini nyata

Aku ingin menjelaskan padamu inilah saatnya kita kembali ke bumi. Salju-salju
Turun di daerah tropik. Aurora ada di kutub selatan. Peradaban eropa dianut
Penghuni benua amerika selatan. Dunia terbalik-balik. Maka, kuajak kau
Ke kutub utara, memasang aurora, mengambil hati, dan menghapus tanda silang.
Lalu kita ke garis katulistiwa, mengusir salju, lalu ke amerika selatan
Membawa penghuninya ke benua eropa. Setelahnya, kita ke pulang ke rumah
Kau membuat makan malam, aku menyiapkan meja makan. Sudah siap kujelaskan
Kenapa aku percaya ilham mimpi daripada kenyataan. Aku ingin membuatmu
Mempercayai kebohongan-kebohongan kecil yang mengatas namakan kebahagiaan