Sunday, August 7, 2011

Pemandangan dari dalam tubuhmu

I/
Demi malam yang menjadi-jadi
Dan udara yang memuat kabar
Aku sisihkan senyap dalam
Tiap kepergian. Rindu
Tinggal jadi kerumunan

Berbagai kolase musim
Berhenti pada peristiwa
Dan kontras persembunyian
Aku berbisik pada udara
Pada akhir bentuk kata-kata

Berpuluh kali ingatan
Aku tak dikenal. Tiap pertanyaan
Aku lihat kau meritus ajal
Menggubah cuaca sebagai rumah
Dan klimaks kebahagiaan

II/
Bebaskan aku
Dari kekosongan tubuh
Dan rahasia yang selalu lengkap
Ke arah harapan-harapan

Aku menanggap dunia
Sebagai pengandaian Tuhan
Atas cinta yang runtuh
Dan terbangun setengah-setengah

Sebelum pembacaan musim
Ada yang harus turun
Sebagai ngilu
Untuk pergi sebagai riwayat

III/
Demi setiap dalih yang keluar
Dan demi makna yang setengah jadi
Aku bersihkan dadaku
Dan kujadikan paru-paruku
Sebagai perjalanan

Kerinduan adalah trauma
Dan kau sepasang pertanda
Tentang dalil langkah-langkah;
Arus-arus jalan akan kau temu
Sebagai janji bengal

Seperti malam yang membawa mukjizat
Kita tak akan lenyap
Sebagai kesimpulan. Kita telat
Mengganti pembicaraan. Tapi kita pergi
Mengekalkan gugatan yang tak kunjung hilang

Thursday, August 4, 2011

Yang lari dari waktu kami

Kami datang dalam kesiaan yang berlebih. Dengan baju warna hitam, kami masuk rumah makan. Di dalam kami bertemu beberapa gadis yang lupa merapal mantera: "insomnia kami adalah rahasia yang diciptakan birahi ayah-ibu." Kami masuk lagi, mendekati dapur. Di pojok barat ruangan, kami bertemu malaikat yang baru menyesap pakaian kami dengan sembab.