Friday, June 29, 2012

Tips dan trik selective colour di Photoshop CS5

Saya akan memberikan panduan sedikit mengenai menyeleksi warna di foto dengan menggunakan photoshop CS5. Sebenernya secara garis besar, langkah-langkahnya g sulit. Saya aja baru belajar dari 3 hari kemarin. Masi newbie ni. Tapi selama tiga hari itu, saya mendapatkan banyak trik-trik dan tips-tips yang kupikir bisa saya bagikan ke internet. Ok, tanpa banyak bacot, ini dia step-stepnya:

1. Kalo mau ngedit foto make Photoshop, langkah pertama tentu saja nongkrong di depan komputer. Jangan pernah nongkrong di pinggir jalan macam ini. Semua keinginan anda ngedit hanya akan jadi mimpi saja kalo nongkrong di pinggir jalan
2. Jangan cengengesan kayak foto di atas. Anda sedang berhadapan dengan komputer dan sedang mengerjakan photoshop. Bukan menghadap televisi dan melihat OVJ. tolong bedakan dua hal tersebut ya.

3. Jangan merasa cepat puas dengan hasil editan anda. Selalu evaluasi sesering mungkin. Karena menyeleksi warna di photoshop menuntut ketelitian dan ketaletan plus kesabaran tingkat dewa-dewi. Ini contohnya; perhatikan sadel di foto ini.
sory yo, fotone dadi blur je. embuh ngopo e.

4. Lanjut ke tips berikutnya. Jangan gampang bete ngadepin detail yang super duper banyaknya. Kayak foto ini contohnya. Inget, tetep sabar.

5. Tips berikutnya, belajar dari yang detailnya sedikit. Biar ga gampang bete. Foto ini contoh foto yang detailnya dikit.

6. O, iya!! Ada lagi hal penting lainya. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan. Ini penting, berhubung masalahnya kesabaran adalah masalah spiritual. Jangan lupa berdoa yaa....

























































7. jangan lupa makan dan beol juga. Setelah aktivitas itu semua, saya yakin kita jadi lebih terlatih dan sudah siap menunjukkan hasil. Tetap santai, jangan kegirangan jika hasil foto anda dirasa memuaskan.

8. Setelah itu, segeralah beranjak dari gaya edit macam itu. Agar ga terpatok ke satu gaya. Coba gaya infra merah.

9. Terakhir. Tersenyumlah dan berterimakasih kepada Tuhan yang telah memberikan orang-orang cerdas yang telah menciptakan Photoshop.



Saturday, June 23, 2012

Cinta kami serupa cinta zaman SMA

Apa yang bisa kami sembah
Dari peradaban yang bingung
Pada langkah kaki kami

Zaman yang besar meninggalkan cinta
Sebagai pakaian kotor yang kau nodai

Kata-kata yang sekarat menciptakan hari-hari yang bodoh. Entah kami memelihara apa hingga keadaan hati kami tidak bisa lepas dari kemungkinan-kemungkinan buruk. Kami pun tak pernah menempatkan zaman sebagai perhentian yang ideal, sehingga nasib klise kami tak lebih dari pikiran kami yang naïf. Begitu kami rasa, kami perlakukan sajak-sajak buruk ini.

Setiap paginya, di mana kami terbiasa membangunkan diri kami dengan sajak-sajak cinta di twitter, kami selalu menciptakan diri kami sebagai pencinta ulung yang mampu menerjemahkan pertahanan-pertahanan Tuhan akan manusia-manusia dunia. Sedemikian tingginya kami pada luka-luka, kami percaya jika hidup kami memang tak lebih dari kebahagiaan sajak. Sedang saat itu, di dalam diri kami yang lain, kenangan kami terlantar dan menyadari hilangnya rahasia-rahasia. Termasuk kebebasan kami yang sekarang membuat kami sering masuk angin. Jangan bayangkan kami sebagai manusia yang tak mampu dikenali. Zaman yang besar ini membuat kami mudah sekali dikenali: rindu kami sering kami rangkum, rahasia kami sering menyusup ke manusia lain, amarah kami sering kami rebahkan di dada sajak, atau ringkasnya diri kami tak lebih dari repetisi sajak. Maka, kuingatkan kalian pada kalimat sajak goenawan: “kau lelah, aku tidak, ketika kita sebut kata ‘pernah’”

Ikutilah persiapan kami setiap memandang zaman. Riuh kami pada kekasih adalah bagian terbesar diantaranya. Supaya waktu leluasa membaca persoalan kami, ia akan menciptakan kerisauan zaman. Saat itu, kami akan menawarkan doa dan beberapa teka-teki hiburan sehingga usia dan kehilangan adalah bahan percakapan paling intim di antara sajak dan rahasia. Saat itu perhatikanlah kenapa kemudian mendung sering datang atau cuaca jadi polutan menjengkelkan bagi sajak kami. Hujan menjadi paradoks, anak-anak kecil yang bermain-main menjadi cemas kami, dan rindu kami sendiri tak lebih dari perkiraan kami kapan cuaca berhenti menyiksa kami. Kekasih kami adalah esok yang menguraikan dirinya sebagai harapan atau permainan petak umpet antara pertanyaan dan ketegasan. Maka, kami menyimpan birahi kami seperti rahasia kami (tentu, kalian pasti bisa menebak bagaimana rahasia kami, kami keluarkan seperti birahi). Tak ada yang boleh mempertanyakan kenapa birahi kami sebegitu tersembunyi dan sebegitu utuhnya dalam diri kami, sebab makna dan tafsir kami pada kekasih kami akan ditentukan pada seberapa sempurnanya kami menjadikan birahi kami sebagai persoalan dalam sunyi kami. Sebutlah birahi kami sebagai anak sungai yang terus bergerak menyuburkan sawah-sawah dan pematangnya, juga yang mengairi hutan-hutan kota yang gilang gemilang sejuknya, atau sebutlah ia sebagai sumber mata air bagi sumur-sumur rumah penduduk. Ia adalah keajaiban kami pada repetisi-repetisi emosi sajak kami. Maka, jika kalian masih kuat mengikuti persiapan kami, jangan kalian diam-diam menunggu kehadiran bayangan atau dongeng kosong tentang ibu. Kami petikkan potongan sajak sapardi untuk birahi kalian: “soalnya ia suka mengusikku tengah malam, padahal aku sering ingin sendirian/soalnya ia baka”