Sunday, December 6, 2009

Cengengesan dalam keadaan kacau



Saya sedang di kos seseorang . Dia orang yang cukup kesohor. Seorang lelaki dan sekarang ada perempuanya. Dan di sebrang kamar kos ini adalah kamar kos seorang kesohor lain.

Minggu kemaren aku kesulitan minta ampun. Cukup kesulitan oleh masalah yang cukup sepele. Teman yang biasana menolong saya sedang berada di jakarta saat itu. Tak ada jalan keluar. Akhirnya saya menelpon seorang temen, saya beri inisial dia IK. Entah kerasukan apa orang ini, dia menawarkan membantu saya. Tanpa ba-bi-bu saya terima aja pertolongan teman itu. Dan save me Tuhan, aku tertolong oleh IK dan SM, pacarnya.


Di sebrang kamar kos seorang kesohor ini adalah kamar kos seorang kesohor lain. Kita beri nama saja keshor ini dengan inisial MR. Agak pendiam tapi murah senyum, sangat menawan senyumnya itu (bukan berarti saya homo!). Gampang akrab. Dan kamar kosnya gampang dimasuki sapa saja, termasuk saya yang sampe siang ini masih saja ngendon di kamar kosnya. Padahal seingetku, aku ada jadwal buat ke solo hari ini, tapi begitulah, aku cuek aja. Apalagi ya?pusing kepala saya.

Sekarang saya memakai computer IK buat ngetik tulisan ini.

IK dan MR adalah orang-orang dimana saya kalo lagi stress dan pusing sering lari ke mereka. Disini saya merasa berbeda. Merasa luas dengan dunia mereka yang bener bener sama sekali baru buat saya. Dunia yang bagi saya cuma utopia.

Malaikatkah mereka?saya bingung mendefiniskan kata malaikat. Saya gambarkan saja mereka itu orang-orang baik yang saya ingin tahu. Seperti mahasiswa-mahasiswa lain, kamar mereka yang begitu itu, penuh dengan kebebasan. Buku-buku yang naudzubillah-min-dzalik bikin saya pengen berlama-lama tapi bikin saya garing. Kamar kos yang tiap orang bisa dimasuki. Teman-teman mereka yang selama ini cuma pernah saya dengar kemampuan otaknya yang bikin mereka kesohor. Dan tentu saja, mereka sendiri dua orang kesohor yang bikin saya pengen nyuri ilmunya, tapi tidak bisa. Dan itulah yang bikin saya betah, mereka masih enjoy dengan hidupnya.


Sekarang bercerita tentang pacar IK, bernama SM. Pipi chubby dan rambut panjang, khas jogja. Gaya bicarana yang bener bener jogja, ga kayak si brutal komang ira (ckackackakcka………….). Dan minggu kemaren dialah malaikat saya yang menolong saya dari kesulitan yang bikin saya gregetan. Baik anaknya, sampe saya pengen bales dia dengan terang bulan pun, dia menolak dengan SMS berbunyi kurang lebih “buat keperluan mas danu aja dan blablabla……..” Saya jadi malu menerima SMS macam itu, wakakakakka…..saya jadi mikir saya ini terlalu pamer diri ato apa. Akhirnya saya menuruti permpuan jogja ini. Benar-benar mengharukan saat itu. (Walaupun sebenernya saya curiga SMS itu bukan dari SM tapi dari IK)

Sekarang sejoli yang kesohor ini sedang memaketkan sesuatu buat beberapa anak kecil saudara IK. Ah, mengharukan tho?saya sudah dua tahun ini tidak menanyakan apa-apa tentang sodara-sodara saya. Saya jadi mikir lagi kalo saya ini memang sudah terlau kejam ama sodara dan diri sendiri. Saat itu saya SMS salah satu sodara saya akhirnya. Parahnya adalah saya tidak menaruh no. sodara saya di phunbuk HP, bukankah saya cukup kejam dengan kondisi sperti itu?Saya bingung menjelaskan betapa saya terharu kalo mengingat ponakan dan adik-adik kecil saya. IK dan SM sedang melakukan itu, membangkitkan keterharuan saya. Ah, saya ingin menangis, tapi saya tahan. Saya rindu sesuatu bernama kehangatan.

Saya melankolis?baiklah, kepalaku sedang mumet dan menulis dengan kondisi aneh. Aneh.

Malaikat adalah hal yang suci. Dan kita tidak bisa menggunkan sembarangan bukan?ah, iya, saya lupa bahwa hiperbola memang diperlukan untuk menggambarkan sesuatu. Tiga teman saya ini adalah malaikat. Saat saya stress dan ingin bermain, saya lari ke mereka, dan kagumnya mereka menyambut dengan santai, tanpa ba-bi-bu menanyakan apa ada yang bisa dibantu. Mereka cukup menyediakan senyum mereka dan selebihnya mereka melepas saya dengan pikiran saya, tanpa perlu sok peduli. Soalnya aku paling males kalo berada di situasi bernama sesi curhat, mengeluarkan perasaan.

Pikiran saya kacau dan saya bingung menjelaskan betapa baiknya mereka jika saya sedang lari kesini. Mereka tidak perlu peduli dengan kondisiku dan membiarkan aku berpusing-pusing sendiri. Yang mereka lakukan cuma memberikan tempat berteduh sebentar dan membicarakan hal-hal lain. Mereka menyambut saya dengan senyum seakan-akan sambil bicara “habiskan pusingmu disini sebab kami tidak mengganggu gugat pusingmu”. Kecuekan mereka itu.


Mereka bertiga dikenalkan pada saya oleh malaikat kupukupu. Memang seorang malaikat baik hati. Sekarang malaikat kupukupu itu sedang terbang jauh dan belum landing-landing juga. Saya kangen liat dia. Ah, saya makin kacau.




Saya juga kangen dengan seorang lelaki yang pekerjaanya adalah menjaga beranda. Sangat kangen sampe-sampe saya sering negative thinking dengan lelaki ini. Ah, kepala saya memang sudah dalam batas maksimalnya, sampe tidak bisa berpikir jernih

Oke, saya tahu tulisan ini kacau balau. Sebenernya ada banyak hal tapi kepala saya sedang tidak mau berdiskusi dan menghilangkan rantai penyambung antara tangan dan pikiran saya, jadi beginilah tulisan ini; kacau balau. Satu yang jelas, mereka, orang-orang yang saya sebut di tulisan ini sangat baik bagi saya.

No comments:

Post a Comment