: E.B.S
Di atas karpet bacin, lautan sajak, serta malam pembiusan
Udara di tengah kita semacam benang-benang kusut
Antara mampu-tak mampu, percakapan adalah belantara
Labirin yang menyesatkan angin tubuhmu
Di antara makna-makna, mimpi dan nafas-nafas kejadian
Bumi yang pupus ada di pikiran, sedang tubuh adalah rapalan doa-doa
Maka, tak ada simpati untuk segala yang jumpalitan di perasaanmu
Di tiap gerak alam, gerak manusia, serta gerak gedung-gedung
Usia cuma detik-detik lamat yang mempercepat gerakmu
Di sejarah kami. Hari-hari luluh di keringatmu yang kekal
Tak ada yang pergi, tak ada yang datang; cinta adalah kesendirian
Di antara perempuan, uang, dan loncatan logika kesepian
Dinding-dinding tak pernah lebih liat dari otot. Sebab itu ia kalah
Membatasi rindu dan isi dada yang membuncah di pantai dan kota-kota
Di dalam ampas kopi, kecut keringat serta sisa-sisa ingatan
Kau akan hilang di bumi yang pupus oleh rahasia. Tubuhmu
Melupakan kata-kata. Rumahmu menderu, meminta rindu
Ke darah asalmu yang lembut menaikkan bulu kuduk
No comments:
Post a Comment