Sunday, December 6, 2009

Rindu yang masih saja konyol

Saya sekarang rindu seseorang. Lelaki. Sangat saya hargai, kadang beberapa saat ingin saya tiru habis-habisan. Lelaki ini menguasai suatu daerah. Mungkin kurang tepat kata 'menguasai', saya perhalus menjadi, 'melindungi' suatu daerah. Saat lelaki ini menjadi pemimpin, saya sebut saja begitu walaupun sebenarnya juga kurang tepat kata itu, daerah yang dipimpinya terasa teratur dalam artian tindakan anarkis yang berpotensi besar timbul di daerah ini dikatakan tidak terjadi. Sang lelaki ini cukup menguasai seni lobi dan melibatkan anggota kawasan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sehubungan dengan dinamika kawasan. Jujur, kawasan ini juga bukan kawasan normatif dalam artian kawasan inin hampir sebagian besar penghuninya memiliki pikiran-pikiran idealis dan ruwetnya minta ampun, sehingga untuk menjinakkan penghuni kawasan ini memang benar-benar dibutuhkan kedewasaan sikap yang mumpuni, tapi bukan berarti lelaki yang saya rindukan ini seorang dewa atau nabi. Dia tetap manusia yang juga pernah marah, emosional, senang merokok, dan bla bla bla tetek bengek lainya seorang manusia lelaki. Terkecuali wanita, setahu saya dia seorang jomblo kelas berat.

Di waktu rutinya, di suatu sore di hari kapan saja, dia akan duduk sendiri, mengangkangkan kaki. Sambil merokok. Itulah saat-saat saya begitu bisa menikmati keindahan seorang malaikat ciptaan Tuhan yang ada di diri lelaki ini. Begitu sempurna. Saya benar-benar kagum dengan lelaki ini. Sebuah kenaifan konyol yang saya miliki. Itulah rutinitas yang dia miliki dan sepertinya tak bisa diganggu-gugat. Itulah waktu dan saat-saat miliknya pribadi. Duduk merokok sambil memandang fantasi fantasi wilayah yang dia kuasai. Setelah rutinitas itu, dia sudah mulai menjelajah, mengukir jalan-jalan penuh keruwetan yang memang harus dia jalani. Merokok, minuman keras, genjrang-genjreng gitar, celoteh, tertawa lebar dan berbagai tetek bengek khas lelaki. Dia terlihat sangat menikmati jalan yang sedang dia ambil. Ya memang ada saatnya seseorang jenuh dengan sesuatu, dan lelaki ini dalam kejenuhanya masih saja dan berusaha terlihat bahagia. Akhirnya, semua waktu yang dia jalani untuk menjaga wilayah ini terlhat sebagai kenikmatan baginya.

Sekarang, lelaki ini sedikit menyingkir dari kawasan yang dipimpinya, sepertinya dia bakalan mengalami rotasi kekuasaan. Dan permasalahanya adalah wilayah yang dari tadi kita sebut ini mengalami kekosongan pengayom, yang akhirnya menimbulkan sedikit tindakan anarkisme, tidak besar memang, tapi cukup terlihat mencolok dan mengganggu. Dan lelaki ini masih saja menyingkir, dan terasa makin jauh. Sempat saya melihatnya beberapa kali dan dia terlihat biasa-biasa saja, tetap dengan segala keindahanya. Tapi menghilang dari wilayah yang juga begitu saya cinta.

Ada rindu yang begitu besar, ada kecemasan yang begitu besar, ada sesuatu yang begitu megkhawatirkan tentang kondisi wilayah yang dipimpin lelaki ini. Wilayah ini jadi kehilangan pengayom dan akhirnya beberapa tindakan anarkis terjadi. Akibatnya wilayah ini jadi terkesan berubah, menjadi lebih tak beratur. Mengkhawatirkan.

No comments:

Post a Comment