Friday, December 11, 2009

Meracaukan perasaan

Kemarin malam aku bertanya pada customer service XL; 'mbak, adakah pembahasan tentang rindu di setiap sambungan telpon yang kalian rekam'

Tadi pagi aku menerima jawaban via email; 'matamu sudah terlanjur dihantam hingga biru legam, sudah waktunya kau pergi ke gunung lawu. Di sana nanti kusediakan BTS khusus untukmu. Agar berjuta udara bisa bercakap-cakap denganmu. (sedikit nasihat; bawa jaket yang benarbenar tebal dan 3 mesin diesel untuk mencharge HPmu)'

Lima hari sebelum ini, aku membuat purnama sejelas membuat telur dadar. Ada sedikit garam yang kutabur dan sedikit minyak jelatah bekas menggoreng roti. Ah, rasanya menikmati sungai sambil mendengarkan lagu kangen band. Lalu kau datang dengan muka masam, marah.

Aku ingin berlarilari agar badanku tidak pegal lagi dan besok sudah siap menjelang segala teriakan dan pukulan. Aku ingin jadi preman agar aku tau apa arti setiap pukulan bagi perjuangan keluargaku. Atau baiknya aku melewati hari ini dengan bertapa memikirkan bagimana menghukum mendung yang terlalu merusak badanku. Aku antara siap-tak siap. Sungguh, aku menanti dan menanti.

No comments:

Post a Comment