Wednesday, April 20, 2011

Dalam kota yang purnama

Malam purnama dalam keramaian kota
Dari mana semua hal berawal dan pergi
Debu-debu kota, lipstik-lipstik segar
Udara keluar masuk dada mencari sesuatu
Hati siapa berlarian di hatimu, hati siapa
Menelanjangi dadaku. Mengajakku memlih

Malam purnama atau mall pusat kota
Pilihan adalah keramaian yang memilih kita
Untuk menjadi kosong. Untuk jadi bidadari kota
Kau hadir dalam dada; dada adalah loncatan waktu
Rindu adalah loncatan keraguan. Dadaku telanjang
Bersama dengan langkahmu yang dulu
Yang membuat waktu dari nafas malam-malam kota

Malam juga yang menentukan siapa di antara kita
Yang lahir dan kalah. Dadaku dibenamkan purnama
Tak ada yang bagus di malam-malam macam begini
Selain cemburu dan rindu yang tak sampai-sampai
Tak pernah ada emosi yang tersampaikan; sunyi
Cinta tak bisa jadi nyawa bagi bulan yang purnama

No comments:

Post a Comment