: R.A
Aku lupa bagaimana melihatmu
Jika februari sudah sampai ke purnama
Cahaya tak pernah berhasil
Menyambung nyawa jantung mataku
Masjid-masjid dipenuhi doa mata jantungku
Kepalaku mengancam lari ke ujung hatiku
Saat kau mendiamkan ingatanku
Hidup mataku dipertemukan nasib-nasib kota
Saat mereka ingin mencari ruh siapa
Yang mengerjaiku dengan sunyi perempuan
Aku tak berada dalam keyakinan. Tajam
Matamu tinggal sudut kasmaran lumut-lumut waktu
Musim-musim dadamu musim-musim pasar induk
Kata-kata menawariku alamat hujan bahasa
Kebahagiaan adalah awal mula ketakutan
Di batas pandangmu aku letakkan diriku
Berjanjilah kau akan menghirup
Bau tubuhuku. Sekalipun tak ada hening
Di ranjang itu. Lorong-lorong mataku
Berusaha lari dari kenyataan
No comments:
Post a Comment