Sunday, October 10, 2010

Saya berani taruhan kalo di kepala Afrizal itu masi ada ketombe

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga afrizal yang kepalanya botak. Setelah diamdiam saya dekati dia pas dia lagi liat pementasan, saya yakin betul kalo di kepala afrizal masi ada ketombe. Apa itu artinya?artinya sesuatu yang terlihat absolut atau mutlak, pasti tidak absolut seutuhnya. Sebab yang mutlak dan absolut cuma Tuhan. Dari situ saya percaya kalo 3hari di MTI (bangga dan senang betul saya ini; damn you!) adalah sebuah liburan yang menyenangkan di akhir tahun ini. Apa hubunganya?saya akan ceritakan ceritanya:

Suatu hari, seorang lelaki kesepian yang hidup di dunia mendapat tekanan besar dari gadis pujaanya. Ia merasa dirinya sudah tak berguna lagi, maka ia pergi ke berbagai sarana penyembuhan jiwa yang dipercaya keampuhanya oleh manusia zaman sekarang. Dari minimarket, supermarket, hypermarket sudah ia jelajahi. Dari warung kaki lima, toko klontong, toserba, swalayan ampe mall udah ia singgahi. Dari bakso keliling, bakso rombong, ampe bakso es teler udah ia makan. Dari susu sachet, susu plastik, susu kaleng, ampe susu sapi udah ia minum. Dari buah semangka, buah melon, buah anggur ampe buah tangan udah ia rasakan. Dari angkringan, warung makan, restoran, lounge, ampe rumah tetangga udah pernah ia konsumsi makananya. Tapi itu semua tidak membuatnya jadi lelaki yang tidak kesepian; ia masi dalam penantian. Sampe akhirnya setelah ia mati suri selama 3hari 3malam di rumah sakit, akhirnya ia mendapat wahyu dari Tuhan: "pergilah ke solo"

Lelaki yang hidupnya tidak punya nilai-nilai itu pergi ke solo dengan kePDan yang bukan maen banyaknya. Tentu ditambah rasa penasaran yang juga bukan maen banyaknya. Ternyata semua itu dibayar impas pas dia liat Afrizal Malna. Lelaki yang hidupnya tidak pernah jelas itu girang bukan kepalang dalam hati. Ia bertemu dengan orang yang telah membuat perempuan-perempuan di dunia ini jadi berpikiran bejat. Ia ingin membalas dendam, ia ingin membunuh Afrizal biar kepalanya bisa dijadiin lapangan golf. Golf adalah olahraga yang dibenci lelaki tokoh kita ini. Karena itu, ia ingin membangun lapangan golf di kepala Afrizal yang sudah membuat kepalanya jadi lapangan basket. Basket adalah olahraga yang dibenci Afrizal. Maka dimulailah misinya untuk membunuh Afrizal. (alesan membunuh Afrizal tentu saja lebih dari satu; tebak apa saja, hayo!!!)

Di hari pertama, ia memata-matai ke mana saja Afrizal pegi. Ternyata selama seharian Afrizal ada di warung, dari makan, ngopi, kencing, nerima temen, hunting foto, ampe godain cewe. Afrizal yang jelasjelas lebih kaya dari lelaki kesepian kita ini bisa bertahan sampe lebih dari 18jam di warung itu. Tapi berhubung toloh cerita kita ini miskin, akhirnya tokoh cerita kita ini meninggalkan warung itu setelah 2 jam memata-matai Afrizal dengan pura-pura godain pelayan warungnya. Malamnya, lakon utama kita ini tahu di mana Afrizal tidur. Ia pun melakoni peran utamanya; meletakkan beberapa mercon dan kembang api di luar kamarnya. Ketika dinyalakan, mercon dan kembang api itu malah meracau puisi-puisi orang-orang. Lakon kita kebingungan. Ia sembunyi di angkringan. Ia takut lakon utamanya ketauan. Ia belum sampai di misi puncak, maka ia khwatir jika lakon utamanya ketauan. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata tidak ada reaksi yang menghebohkan dari orang-orang. Ia lega, ia akhirnya mesen es teh sambil mikir cara apa yang tepat untuk membunuh Afrizal.

Hari kedua, lakon utama kita ini terpana dengan seseorang yang terkenal. Sangking terpananya, dilupakanlah soal misi membunuh Afrizal. Ia mengikuti ke mana si orang terkenal yang bikin ia terpana ini pergi; ke depan, ke belakang, ke kanan, ke kiri, ke bawah, ke atas. Sampai akhirnya lakon kita ini ditegur si orang terkenal itu untuk melihat anak-anak kecil yang ia asuh. Lelaki kita ini makin terpana melihat anak kecilkecil. Ia ingat masa lalunya. Ia merasa jadi ingin kembali jadi anak kecil. Perasaanya sekarang menjadi ramai, ia tak kesepian lagi. Ia lupakan semua rencana dan misi pembunuhan Afrizal.

Hingga di malam hari keduanya!! (saya merasa perlu diberi backsound di kalimat ini. Maka kun fayakun!!;) jreng, jreng!!jreng, jreng!!jereng jereng jenger jereng!!jereng ngejer ngejer genjer!!!!jereng jreng jreng, genjer!!!!!

Di malam keduanya di solo, ia menemukan kepala Afrizal tepat di depan matanya. Oh, saudara-saudara pembaca....betapa senang bak sedang dimadu asmara si lakon utaman kita ini. Ia perhatikan baik-baik kepala Afrizal. Ia hapalkan setiap detil uratnya, ia hapalkan titik-titik tempat rambutnya tumbuh, ia perkirakan jika ada ketombe yang mungkin saja bisa bertahan di kepaa Afrizal. Ia puas sudah membaca kepala Afrizal. Maka ia pun bangga gilang-gemilang!!

Ia sampaikan kebangganya pada temanya. Ia pamerkan kehebatan dirinya. Oh bukan maen cemerlangnya otak si toko utama kita ini. Ia jadi lelaki yang tidak kesepian karena merasa mengerti setiap detail kepala Afrizal. Hingga.........

Tak ada seorang pun yang menanggapi ajakan taruhanya. Ia kembali jadi lelaki kesepian.

Oh absolutisme, pergilah dengan buah durian yang ada di dada, pergilah!!Biar puas kepalanya jadi buah manggis; kecut!!

No comments:

Post a Comment