Tuesday, August 17, 2010

Rashomon: film hitam putih yang nyeritain warna abu-abu

Ini film tentang bagaimana orang memandang sesuatu. Bayangin gini: anda dan 2 teman (yangbernama Jancok dan Sundel) lagi jalan-jalan ke rumah temen anda (sebut saja namanya Jangkrik). Ampe di depan kamar Jangkrik, anda mendengar suara uh-ah(tolong konotasikan istilah ini sebagai melakukan hubungan seksual). Anda dan 2temen anda itu pun iseng; ngintip dari jendela kamar yang g ketutup; Si Jangkrik lagi ML ama cewe (sebut saja namanya Awewek) yang ternyata adalah pacar temen anda yang rajin jadi aktivis remaja masjid (yang kita sebut saja namanya sebagai Dombi). 7 bulan kemudian, Si Awewek yang berjilbab besar itu ketauan hamil ama ortunya. Maka warga sekampung menuntut dia untuk dirajam. Tapi berkat Pak Kyai yang bukan main bijaksana dan arif sholehnya, Awewek tidak jadi dirajam. Awewek hanya diminta mengakui siapa lelaki yang telah menghamilinya, agar kemudian bisa dituntut pertanggungjawabanya sebagai lelaki.

Selidik punya selidik, Bapak-ibu Awewek mencurigai Jangkrik dan Dombi yang mengahamili anak mereka. Saya sebagai pengarang cerita ini pun tidak tahu bagaimana ceritanya bapak-ibu Awewek bisa mencurigai Jangkrik dan Dombi. Akhirnya mereka berdua dikirmin email tuntutan untuk segera terbang ke Merauke, rumah orang tua dan daerah kelahiran Awewek. Jangkrik dan Dombi pun kebakaran jenggot. Mereka berusaha mencari teman dan pendukung. Jangkrik menghubungi Jancok, dan Dombi menghubungi Sundel.

Jangkrik bertemu Jancok dan curhat soal Awewek. Jangkrik minta bantuan Jancok buat bersaksi di depan orangtua Awewek kalo Jangkrik sama sekali g punya hubungan deket ama Awewek. Bahkan Jangkrik minta tolong ke Jancok buat ngaku kalo Jancok pernah liat Dombi dan Awewek lagi ML di kantin kampus pas malem jumat 7bulan kemarin.Jangkrik juga sekalian minta Jancok ngaku kalo pas ngeliat Dombi ML ma Awewek,ia ngeliat darah perawan awewek. Atas kemauan kesaksian Jancok itu, Jangkrik mengahdiahi Jancok segepok duit 35juta rupiah plus pacaran ama 5 cewe cantik selama 2 tahun penuh. akhirnya kesepakatan mereka tercapai dengan senyum yang samasama puas. Lalu mereka berdua pergi sambil pegang-pegangan tangan buat nonton konser dangdut.

Di tempat lain, Dombi ketemu ama Sundel di halaman Masjid Istiqlal. Malam hari yang dingin di halaman masjid itu Dombi curhat plus nangis bombay ke Sundel soal email tuntutan orangtua Awewek. Sundel yang punya solidaritas tinggi dan rasa kesetiakawanan tanpa pandang teman merasa bersedih. Ia pun nangis bombay. Di antara sesenggukan bombay-nya, Dombi merasa ia mengalami perasaan paling ironis di dunia mengenai arti persahabatan: ia tahu dan yakin betul jika Jangkriklahyang mestinya bertanggung jawab atas hamilnya Awewek. Tapi Sundel yang juga tidak mau mencelakai Jangkrik merasa bingung dia harus bercerita ke Dombi atau tidak. Sundel cuma bisa nangis bombay sambil liat menara gereja Advent ama ke lapangan banteng: ia bayangkan dirinya adalah Pak Karno yang tidak ragu mengambil keputusan. Dombi bingung, Sundel bingung. Dombi minta tolong Sundel buat nemenin dia ketemu orang tuanya Awewek, sambil janjiin plesir ke Raja Empat plus wista indehoy ke lokasi-lokasi perempuan eksotis papua. Sundel mau menemani Dombi ke merauke. Tapi ia masi berpikir apa dia baiknya menolong Dombi saja daripada menolong Jangkrik.

Nah, apa yang terjadi saat keempat orang itu bertemu keluarganya Awewek?pastilah omongan-omongan yang berbeda dari empat orang yang ada. Pastina keluarga si awewek ngerasa bingung kan?!mana yang bener, mana yang salah. Dan itulah ang terjadi dengan film Rashomon.

Film ini nyeritain adanya 4 orang yang bersaksi soal matinya seorang samurai. Ada Penjahat jalanan yang namanya Tajomaru, ada penebang kayu yang katanya nyaksiin langsung pembunuhan si samurai, ada istri si samurai yang namanya Masako, dan pastinya ada si samurai yang terbunuh itu sendiri (yang dihadirkan cenayang/dukun buat bersaksi). Film ini nyeritain tentang betapa rentanya sebuah kesaksian yang tanpa bukti konkret. Film ini ngasi istilah "rashomon effect" di dunia akademis. Efek dari kesaksian yang tanpa bukti konkret itu adalah kebenaran yang subyektif, kebenaran dari sudut pandang personal, kebenaran yang sering kita alami akhir-akhir ini. Film ini menunjukkan betapa relatif, membingungkan dan absurdnya sebuah kebenaran jika berdasarkan pandangan subyektif. Setiap personal memiliki kebenaranya sendiri terhadap suatu masalah dengan didukung berbagai motivasi personalnya sendiri-sendiri. Film ini meminimalkan motivasi itu/hampir meniadakan. Tapi kita dapat meraba-raba/menduga-duga dikit-dikit. Dan inilah yang diceritain film ini, dugaan, spekulasi, perkiraan tidak cukup buat menyatakan kebenaran, ia perlu didukung bukti konkret.

Lalu yang jadi pertanyaanya adalah: gimana kalo ngomongin Tuhan?ato kesaksian orang-orang yang mengalamin stigmata, atao orang-orang yang ngalamin kejadian pernah ketemu mahkluk gaib ato orang-orang yang ngaku jadi nabi. Sebut saja begini; gimana membuktikan suatu kebenaran suatu masalah kalo masalah itu ada di luar akal manusia/imanen?Apakah mereka benar atau salah?ataukah mereka lagi make jurus relativitas kebenaran??

No comments:

Post a Comment