Sunday, December 6, 2009

Sebuah tai kucing basa-basi ngalor-ngidul ga penting

Akhirnya pagi ini saya menujukkan diri betapa besar komitmen saya terhadap dunia warnet. Saat ini saya berada di warnet yang memiliki beberapa koleksi video bokep!kacau ni warnet!!Hubunganya dengan komitmen itu apa?Ya itulah, saya sendiri bingung menjelaskanya, tapi saya begitu senangnya jika sudah berada di warnet yang OPnya cantik. Sayang warnet ini tidak memiliki OP cantik, isina cuma bokep dan beberapa anak SMA, yang insyaallah saya doakan akan nonton bokep. Nah, makin ga nyambung kan?sama....saya sendiri juga ga nyambung, sedari tadi saya mau nulis apa juga ga tau.

Anda yakin akan kekuatan cinta?puisi menujukkan betapa cinta dan kemanusiaan adalah sesuatu yang sakral, filosofis, sepenuhnya suci. Andaikan kemudian dalam puisi terjadi distorsi cara pengungkapan dan bentuk pengungkapan, bagi saya itulah cara lain untuk mendapatkan suatu makna terdalam yang filosofis. Puisi adalah makna kemanusiaan, kayak kata Sitor S dan Chairil anwar, puisi adalah harga diri manusia. Sebuah kemanusiaan.
Manusia adalah mahkluk yang oleh Pencipta sengaja dibiarkan rentan, rentan dalam artian dia memiliki banyak peluang untuk bebagai macam bentuk pikiran dan tindakan. Kadangkala disebut anugrah, kadang disebut kutukan. Kebebasan menentukan pendapat inilah yang membuat manusia memiliki harga lebih tinggi dibanding mahkluk lain yang dibuat Pencipta. Tapi Sang Pencipta tidak begitu saja melepaskan manusia. Di saat menciptakan manusia, saya curiga Dia cenderung mengharapkan kita menjadi mahkluk yang selaras/baik/penuh kasih dan bla bla bla tetek bengek kebaikan lainya. Karena itu dia menurunkan agama. Dia tidak melepas manusia begitu saja, Dia masih memiliki kecenderungan harapan. (Semoga kita bukan mainan konyol-Nya). Kecenderungan itu Ia tunjukkan dengan menurunkan agama di muka bumi. Dan kita memiliki kebebasan mengikuti harapan Tuhan atau tidak. Ajaran inti agama adalah religiusitas, mendengarkan nurani dan lalu memperbincangkanya dengan diri sendiri. Tentang apa yang dibicarakan nurani?segala hal di dunia, termasuk menyangkut tindakan memilih. Dan nurani yang merupakan bagian manusia memiliki kcenderungan untuk bersikap tentang kebaikan. Entah kenapa.

Dalam puisi yang memiliki kecnderungan untuk membicarakan manusia, langsung tidak langsung ada sifat paling natural dari manusia yang jadi ruhnya yaitu nurani. Karena itu di puisi kita melihat betapa cinta dan kemanusiaan adalah hal yang sakral, ssuatu yang bersangkut-paut dengan nurani manusia. Lalu dalam praksis bagaimana?Itulah............

Begitu banyak tindakan-tindakan a-manusiawi dipaparkan dalam puisi. Tak kalah heboh, begitu umum kita melihat betapa tidak senonohnya para penyair, begitu urakan sikapnya, sering mencaci-maki orang lain, "jacok-jacok"an, mabuk-mabukan, dan tetek bengek tai kucing lainya. Apa mereka tidak menyadari betapa tidak manusiawinya mereka!betapa mereka tidak menghiraukan sekelilingnya!betapa mereka asu tenan!Jacok pokokna wes penyair macem itu!Senengane misuh-misuh!!!
Lalu ada lage penyair yang mencoba manjadi sub-kultur dari kultur umum penyair. FLP yang paling gampang diliat, semuanya berjilbab-jilbab, cantik-cantik, bikin ngiler. Andrei aksana pernah nulis jadi penulis ga harus bermabuk-mabukan, karena bagi dia dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat!hidup SKJ pas jaman SD!!!
ASU..................SEMUANYA JUMUD!!!MEMBOSANKAN!!GA ADA ALTERNATIF LAIN APA!!BOSEN AKU COK!!CKAKAKAKKAKAKA...AMPUN TUAN-TUAN DAN NYONYA-NYONYA PENYAIR

Lalu gimana?apa hubungan antara hidup penyair, puisi dan cinta yang sakral di dalamnya. Saya juga ga tau apa maksudnya ini semua. Jadi marilah kita nyengir lebar-lebar bersama-sama karena untuk mengungkapkan cinta tidak harus dengan satu cara, karena cinta adalah bagian utuh manusia. Dan manusia juga tidak terdiri dari cinta. Benci, munafik, iri, dengki, caci-maki, tak peduli, rindu, luka, duka, sepi, senang, sedih, semuanya adalah kompleksitas yang sengaja Tuhan berikan untuk kita olah menjadi puisi, sebagai surga pikiran kita. Bukan sebuah tempat pelarian. Mungkin, bagi saya, puisi adalah wilayah paling naif.

Oleh sebab itu, mari dengarkan nurani sendiri agar bisa kita cipta puisi. Janganlah memamerkan perbincangan nurani orang lain dalam puisi dan lalu mengesankan nurani kita yang sedang ada dalam puisi itu. Pun andaikan begitu tunjukkanlah bahwa ada orang lain yang perbincangan nurani-nya kita ikutkan dalam puisi.
Sedemikianlah kompleksitas puisi. Semua wilayah adalah abu-abu. Semua wilayah adalah cerminan utuh manusia.

Puisi.....tai sapi....aspahani masuk kompas minggu pagi...
Sajak.....jadah bangsat....pinang telah meminang perempuan......
Pemaparan...jacok jaran....heri latief tak pernah terlihat lagi..
Luka......mending onani sambil nonton perempuan tlenji....

No comments:

Post a Comment