Friday, December 11, 2009

Rumah yang jenuh

aku menangisimu sebab ciumanmu
begitu beku saat cuaca dingin
oleh isyarat dan makian
sedang bersamamu, aku ingin di kasur

masuklah sedalam mungkin ke rumah
jelajahi tong sampah dan tumpukan cucian
mungkinkah kau bisa dengar getir
getir sentimentil yang terlalu berisik
kutaruh jengkel kita di ruang TV
untuk kita bayangkan sebagai anak kita kelak

bungkus diriku dan telanjangi jalangku
bukankah sudah tertumpuk rindu kita
oleh kotoran kota di luar sana. kemarilah
hentikan setiap air mata dan lupakan arah
buatkan aku duniamu dan kubuatkan kau teh
untuk emosimu. lalu tidurkan cinta ini untuk dunia

No comments:

Post a Comment