Friday, December 11, 2009

Kami menanti saat engkau menawarkan percakapan

Kami mengetik terus menerus, dengan kata-kata yang paling manis. Layar tak henti kami lihat, tak henti kami harap. Kami ketakutan, mengapa diam jadi bahasa paling seram. Kami menanti, ingin melegakan perasaan; saat dulu adalah waktu buruk atau campur aduk, perasaan lelaki kami benar-benar kalah. Kami menanti saat engkau menawarkan percakapan. Kami menyangka kau masih punya beberapa kata. Walau kami paham saat kau jelaskan amarah. Kami menyangka kami masih bisa menanti saat engkau menawarkan percakapan. Kami mengetik terus menerus, dengan harapan-harapan paling manis. Kami menghapus semburan kata-kata, menulis ulang, berharap manis ulang, bersedih ulang; kami selipkan kerut cemberut dan senyum.

No comments:

Post a Comment