Tuesday, December 8, 2009

Banci TV

Kita sering denger katakata bijak dan penuh nasehat dari bapak-ibu elit kita yang cenderung populer dan seringnya kita gampang percaya dan gampang terbuai ama mereka. Maaf maaf, kalimatku njlimet.

Di zaman postmodern yang artina alat komunikasi massa adalah hal paling utama di dunia ini, kita sering terkecoh ama orang-orang yang dipopulerkan oleh alat komunikasi massa. Alat komunikasi massa yang paling populer saat ini adalah TV, radio, internet, koran. Tentu saja da banyak lage alat komunikasi massa tapi yang paling bisa menjangkau begitu banyak masyarakt kurang lebihnya ya tiga hal itu (kalo mau nambahin, nggih monggo...). Di tiap alat komunikasi massa ada kesempatan untuk mempopulerkan diri. Mempopolerkan diri bagi saya cenderung ke pengertian mengkomunikasikan ke masyarakat tentang dirinya sendiri dengan fungsinya dan harapan yang dibebankan padanya yang berkaitan dengan masyarakat. Ketika seorang individu sudah mempopulerkan diri lewat alat komunikasi massa, tahap berikutnya adalah 'tersihirnya' masyrakat kita. Setelah tersihir, tahap berikutnya adalah mati idelaisme (wakakakakakaka...bahasaku!)

Saya ini sedang jengkel dengan begitu banyak individu yang menggunakan celah di alat komunikasi massa untuk menarik simpati. Ga cuma di bidang politik, tapi di bidang dakwah agama yang katanya suci (tapi ndilalah...bagi saya kawasan itu menjadi tidak suci lage oleh mereka yang katanya membuatnya jadi suci) ato di dunia musik kita. Setelah mereka menarik simpati, setiap katakata dan kalimat dan perbuatan yang mereka menjadi seperti sabda suci dan harus direstui dan atau harus ditiru dan atau harus dilakukan. Menyihir massa dan membuat masyarakat begitu kagum ini yang membikin saya jengah. Kenapa elit-elit kita yang punya banyak duit dan tahu bisa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi massa malah membuat masyarakat kita semakin kacau-balau dan bodoh?
Saya belum nemu jawaban. Tapi yang jelas, tingkat ketergangguan ide di masyarakat saya yakini semakin parah. Dan itu artinya pemobodohan.

Pun, masyarakat juga tidak menyadari betapa mudahnya mereka dipengaruhi.

No comments:

Post a Comment