Friday, November 13, 2009

sajak yang menemani

Suatu waktu aku harus mengubur rindu. Rencana-rencana menjadi jarak tak tentu. Mungkin waktu memang berhasil merenggut tentangmu. Dan aku tak tahu bagaimana ungkapkan alasan alasan masa lalu.

Waktu memang terlalu rumit untuk direntang.

Hingga dedaunan sudah berwarna coklat dan siap gugur, aku masih menarasikan cinta. Di beranda tempat kau biasa sajikan teh hangat, ada kisah yang begitu sempurna. Bersama rimbun harum bunga melati. Bersama sajak yang rahasia.

Dan ketika dedaunan sudah berguguran menutupi tanah, engkau masih saja terbaring di kamar usia. Penuh seluruh. Bermimpi tentang jasad dan helai helai rambut yang terus menerus bermusim hijau utuh.

No comments:

Post a Comment