Satu.
Tiba saatnya engkau pergi. Mendulang cerita
persoalan tak berkeseduhan. Berisik erangan
melambai menanti dzikir rumusan.
Dua.
Tiba saatnya engkau pergi. Menelan jalan
Menjumpa lautan. Mendebat duka. Momen kematian
sepanjang romansa dan sepi ibadah atas nama kepatutan.
Tiga
Tiba saatnya engkau pergi. Penuh sendiri
di ampas kopi, lagu melati, dunia utopi. Tak ada empati
untuk tubuh bermandi idealis dan egois.
No comments:
Post a Comment