Friday, November 13, 2009

Nadir malam

Aku menandai rembulan
di malam riuh rindu
pada detak jantung
dan detik waktumu

Luapan cerita
menetes dari sinarnya

Terbaring di malam
sambil menyanyi romansa
dari nada handphone
yang tak juga kau angkat

Ornamen-ornamen debar
berinstalasi jadi ragu

Berdebat dengan suara
angin bisu. Serupa doa
yang makin lunglai
menanti satu jam lebih

Menit makin bersenyawa
dengan rahasia entah

Lirih air mata mengguyur
gemintang. Dan narasi sabar
makin memar diremuk rasa
yang tak juga kau tumpu

Dzikir sunyi berkelanjutan
menenangkan emosi pekat

No comments:

Post a Comment