Aku menandai rembulan
di malam riuh rindu
pada detak jantung
dan detik waktumu
Luapan cerita
menetes dari sinarnya
Terbaring di malam
sambil menyanyi romansa
dari nada handphone
yang tak juga kau angkat
Ornamen-ornamen debar
berinstalasi jadi ragu
Berdebat dengan suara
angin bisu. Serupa doa
yang makin lunglai
menanti satu jam lebih
Menit makin bersenyawa
dengan rahasia entah
Lirih air mata mengguyur
gemintang. Dan narasi sabar
makin memar diremuk rasa
yang tak juga kau tumpu
Dzikir sunyi berkelanjutan
menenangkan emosi pekat
No comments:
Post a Comment