Friday, November 13, 2009

Fragmen

Jika malam sudah terlanjur datang dengan mendung, mari sediakan payung, agar nanti ranjang senyummu tetap indah tanpa rasa jengkel pada hujan.
Jika malam sudah terlanjur datang dengan kantuk, mari mendambakan lagu, agar nanti sajak perasaanku tetap suci tanpa rasa benci pada basi basi mimpi.

Jika masih kita damba ranjang di saat hina makin menguasa. Malam. Segenap daya melelah. Tinggal perihal gelap dan miris pada gigil udara.
Kenapa begitu jauh ranjang dambaan?Hingga doa hanya menyisakan kutuk.

Jika masih kita damba malam yang kadang penuh serapah. Resah. Kontemplasi ragu. Menyiapkan ziarah ke arah kiblat yang makin entah.
Kenapa kita damba malam?Arah vagina?

Jika masih kita damba apa. Penuh bara. Iyakah?

Suara tulis yang tak mau menipis.
Terus menerus. Terus menerus. Terus menerus.

No comments:

Post a Comment