Saturday, February 6, 2010

Variasi kejujuran atas februari

: RA

Februari yang selalu kita beri panas tak bisa melelehkan kita
Bahkan ujung jalan yang di sana kita ingin menghempas badan
Tak juga mendapat cahaya dari mata. Hanya gelisah kita
Pada kata-kata yang memabukkan menceraikan kita dari peradaban
Dari diri yang tak mau berlari, yang hanya menggigil di dingin
Februari yang bercerita perihal doa januari yang juga dingin
Itu pun kita tak sempat menenggak bir atau membaca sajak cinta
Sedang kita berdua cuma berdua, tak bisa saling berlepasan
Dan di saat ini kadang aku ingin letakkan bayi di gelisah kita

Kalau kau ingin protes pada cuaca dan almanak, bukankah kau lupa
Jika kita sedang di musim penuh degup, banyak hal nakal menekan
Tak terkecuali juga sentimentil kita jadi terimpit dan ikut anfal
Maka, katakanlah jika kau betul-betul ragu akan segala renungan
Sebab makin lama nanti kita akan saling kehilangan, saling menantikan
Atau nanti, kita hanya jadi fragmen februari di perasaan kita yang dinaaskan
Waktu yang masai yang makin gagal memperhitungkan almanak dan cuaca
Februari serta rupanya akan selesai jika kita tak mitoskan perjalanan
Tapi sungguh, aku tak ingin jika kita berdua tak saling bergumpal

No comments:

Post a Comment