Tuesday, December 8, 2009

Sejumlah kalimat lebaran

Ketupat dan opor ayam yang kemaren dimasak nenek sudah habis. Tinggal beraneka minuman untuk menemani air mata. Dan layar televisi memamerkan jika lebaran adalah komedi, maka tertawalah. Kemudian mungkin ada malaikat turun menawarkan kesucian surga, mungkin juga menawarkan kelicikan iblis. Untuk dosa yang terhapus dan pahala yang terbalas, adikku memberi sebatang Conello. Dan tertawalah iblis. Dan bergembiralah malaikat. Pagi ini begitu mudah menghasilkan air mata. Pagi ini tetap membawa luka. Pagi ini begitu pahala berlimpah. Dan di dadaku ada lagumu.

Aku berdendang dengan mulan kwok. Di sisiku ada kue kering buatan teman (padahal aku rindu kekasih). Sirup, kopi, teh, yogurt, susu, air putih dan air siwalan. Kemudian televisi menasihkan bahwa bulan syawal adalah bulan suci. Aku yang tergeletak sendiri. Inilah bajuku yang paling bagus, berwarna hitam dan lengan panjang. Dan celana kain yang kusimpan dari setahun kemarin. Sambil ditertawai sprei dari bali aku memandang lekat bingkai jendela. Ada Allah, ada ibu, ada rindu.

No comments:

Post a Comment