Friday, December 11, 2009

Pembelaan

Setelah kau lahirkan aku dengan cinta, apa yang bisa diperbuat waktu dan malaikat. Waktu sedemikian rupa hanya menyediakan setumpuk novel dan puisi cinta, tak pernah diberikanya perasaan terdalamnya. Malaikat sekedar menata aturan-aturan dan mencatat pelanggaran, tak pernah ada sesuatu yang sejuk atau membanggakan dari jiwanya. Padahal setiap kedatangan mendatangkan kehilangan, mendatangkan pengorbanan (aku tetap rahasiakan siapa yang sudah kau korbankan). Setelah kau lahirkan aku dengan cintamu yang berkalang-kabut menyebut waktu dan malaikat sebagai penentu kebahagiaan, apa yang bisa diperbuat mereka berdua selain menjaga dunia tetap dalam perbincangan-perbincangan nyinyir dan penuh ironi.

Kekasih, selain pusaran emosi yang kita punya,apa yang bisa kita gerakkan lagi?kenapa selalu harapan-harapanmu berlebihan, seperti main-main. Takkah musim membuatmu sadar perihal arus dan potongan-potongan emosi, perihal sepi yang selalu siap menghantui kita.

Setelah kau lahirkan aku dengan cinta, aku menyelam ke seluruh dirimu, mencari-cari galau dan mimpi. Aku yakin di galau dan mimpimu bisa kutemukan alasan masuk akal atas semua harapan dan imajinasimu. Harapan dan imajinasi sering berarti kosong, berarti hampa, tak ada arti. Takkah kita bagai sakit jiwa jika menurutimu: menanti waktu dan malaikat berduyun menyampaikan salam bahagia atas cinta kita. Kekasih, mencintaimu tak lebih dari membangun pondasi baru bagi dunia, melahirkan kecubung-kecubung pikiran tentang dunia yang terlalu bermain-main dengan waktu dan malaikat.

Kekasih, di manakah mesti aku letakkan cintaku?meletakkan kesadaranku untukmu

No comments:

Post a Comment