Friday, November 13, 2009

Nyonya muda dan lelaki muda

Nyonya muda : Aku menyenangi caramu berjalan di dunia
Lelaki muda : Aku menyenangi tubuhmu. Birahiku selalu menyambutmu.
Nyonya muda : Aku sudah memiliki banyak harga dan beban dari sudut pandang seorang yang muda.
Lelaki muda : Tenanglah. Aku hanya birahi dengan tubuhmu.
Nyonya muda : Kau belum pernah memandangi keseluruhanku.
Lelaki muda : Kemarilah. Banyak cerita di Jogja. Dan kupastikan aku akan menyambutmu dengan birahinya malam.
Nyonya muda : Sudahlah, jangan kau bahas birahi, aku sudah lebih mengerti soal itu daripada kamu. Kamu masih picisan.
Lelaki muda : Rambutmu itu mengundang seluruh mataku untuk bercinta. Begitu hitam dan tergerai dengan lembutnya. Kemarilah. Rasakan sedikit birahi anak muda.
Nyonya muda : Percayalah kau tidak akan pernah mendapatkanku. Kujaga semua batas batasku dengan senyum anakku.
Lelaki muda : Baiklah. Maukah kau ajari aku mendapatkan wanita sepertimu.
Nyonya muda : Ajari aku caramu berjalan di dunia.


Sang perempuan dan Sang Pria

Sang pria : Bagaimana kabarmu?Ini kan bulan cinta.
Sang perempuan : Aku sedang berasyik asyik dengan ombak ombak dan jejak jejaknya cinta.
Sang pria : Kau selalu membuat dunia ini terlihat sempurna, bukan?
Sang perempuan : Begitulah. Lihatlah sulaman cintaku yang baru kubuat.
Sang pria : Kau memang pandai. Lanjutkanlah sulamanmu itu, jadikan baju baju baru untuk bayi bayi cerita masa depan. Teruskan, seringlah menyulam, aku sangat menikmati sulamanmu.
Sang perempuan : Kau memang pandai merayu.
Sang pria : Sungguh temanku. Ayolah, kembalilah menyulam dengan benang benang cinta dan kain dunia.
Sang perempuan : Kucoba.


Dia dan aku

Dia : Aku sedang memiliki kisah kisah dan bahan bahan untuk kusebarkan ke teman temanku.
Aku : Apakah menarik?Setahuku kau memang sedang melakukan laku spiritual.
Dia : Masih kuusahakan untuk menarik.
Aku : Terlalu banyak kalimat naif di kisah kisahmu, cantik. Aku mengerti maksudmu, tapi dengan kalimat kalimat itu.....baiklah, mungkin aku berlebihan.
Dia : Aku ingin melihat tulisanmu. Tunjukkan.
Aku : Baik.
Dia : Kau bertambah pintar bermain kata.
Aku : Mungkin, tapi sayangnya aku juga takut makin munafik dengan hal itu.
Dia : Semua manusia memiliki masalah.
Dia : Wassalam
Aku : (sebenarnya ada yang ingin kusampaikan kepada hatimu. Tapi mungkin baiknya saat kita hampir benar benar terpisah saja.)

No comments:

Post a Comment