Friday, November 13, 2009

Kedatangan

Ia datang dengan sengaja. Tanpa jejak sejarah. Memberi kecupan bergincu hangat rumah. Tanpa alasan yang berlatar jelas. Begitu saja. Kuabadikan itu kecupan menjadi ruang lengang. Yang hangat. Yang bisa kami jadikan tempat singgah di suatu waktu entah nanti.

Ia datang tidak dengan enggan. Hanya bebal yang ada di benaknya waktu itu. Karena sendiri makin terasa badai baginya. Dan kepul coklat hangat sudah tak bisa mendamaikan hatinya. Ia meminta segelas kopi hasrat kental. Lalu mencari luasnya malam dan bintang, yang katanya adalah kebebasan. Mungkin dia merasa harus menyesatkan dirinya dari jalan pulang ke ibu bumi, tempat ia berasal.

Ia datang dengan catatan khusus. Di tubuhnya yang penuh peluh, ia belenggu embun lelaki. Dengan penuh tangis, kadang ia buka lembaran keriput masalahnya. Penuh halang rintang. Ia merasa semacam korban, semacam sketsa kejadian.

Ia datang tidak dengan luka. Hanya derap langkah. Barangkali semacam sajak yang ingin bercerita tentang perempuan.

No comments:

Post a Comment