Monday, September 29, 2014

Pentas teater MLM: Jalan emas (the game) Teater Garasi

Saya suka bulan september ini. Bulan ini, 3 kali saya nonton pertunjukkan teater dengan jumlah penonton yang dibatasi. Buat saya ini penting, karena nonton pertunjukkan teater bagi saya adalah nonton akting. Dan teater adalah permainan akting yang berlangsung di depan mata dan tidak semua pertunjukkan teater mempunyai kemampuan memasang layar di wilayah penonton bagian belakang. Dengan jumlah penonton yang sedikit, gangguan penonton yang tidak fokus menonton jadi teratasi.

Dadi ngene, semalam saya abis nonton pertunjukkan teater garasi. Yes, teater garasi. Teater garasi yang otak orang orangnya pada mencengangkan itu.
Judul pentasnya: JALAN EMAS (the game)
Link resmi penjelasan pentas dari pihak garasi:Link publikasi resmi jalan emas (the game)
Dibaca dulu yes linknya garasi itu yes. Oke sip?!

Jadi gini, ni pentas sebenernya mengejutkan sedari awal ya. Dari publikasinya ni ya. Sedari awal udah dipastiin ama garasi, kalo penontonya mentok berjumlah 48. Lalu, garasi dengan terang benderang mempublikasikan pentas ini via internet. Sama sekali ga ada publikasi dalam bentuk publikasi konvensional. Ini setahu saya si ya. Ga tau juga kalo mereka emang nyetak publikasi konvensional tapi dalam jumlah sedikit. Ok fix, kesan pertama dari pilihan publikasi via internet ini terasa seperti misi garasi untuk menjaring penonton. Lalu dimulailah pendaftaran penonton. Saya pun mendaftar ke garasi. Dari garasi saya dikasi email balasan yang mengejutkan. Kejutan ini adalah kejutan yang menyenangkan. Kejutan yang ngasi kita daya tarik dan rasa penasaran. Ni capture email dari garasi buat saya ni

Point 1 yang menarik. Barang yang mau dibawa berupa apa ni? Dia harus berharga buat kita tapi kita mesti ikhlas nglepasinya begitu aja buat nonton ni pentas. Shit hell, itu yang saya katakan dalam hati saya pas pertama baca syarat ini. Point no 6 juga ga kalah ngejutinya tuh. Apalah itu maksudnya?! Emang semengejutkan apa si pentasnya kok garasi sepede itu membuat warning buat orang. Makin penasaranlah saya ini dengan pentasnya. Menarik sekali ini cara garasi menggaet penonton. Suka saya!

Tibalah pada hari pementasan yang mengagumkan itu. Saya nukerin celana hipster saya yang sungguh berharga itu (tapi mengalami permasalahan ukuran lingkar pinggang dengan saya yang sekarang) dengan sejumlah uang jalan emas. Satu-satunya nominal mata uang jalan emas ini sebesar 2000 per lembarnya. Saya dapat beberapa lembar. Setelah dari sesi penukaran uang itu, tahap selanjutnya ke sesi memakai jubah. Saya disambut dua mbak mbak manis berjilbab yang memberi saya jubah. Saat memberikan jubah, mbaknya berkata dengan gaya robotik (baca: berbicara dengan nada dan intonasi yang dibuat-buat untuk mengesankan keramah-tamahan. Persis seperti di resto-resto, minimarket-minimarket, cafe-cafe atau hotel-hotel wagu yang ingin mengesankan diri sebagai tempat yang ramah. Kayak pas pertama kita masuk ke indomaret/alfamart/circleK contohnya. Kita pasti disambut dengan ucapan robotik). Saya lupa apa persisnya kalimat yang diucapkan mbaknya, tapi kurang lebihnya kalimatnya adalah kalimat ucapan optimisme berbahagia ala downline-downline MLM itulah. Saya diminta (mungkin lebih tepatnya, disuruh dengan halus) memakai jubah bertudung dengan corak biru biru dengan bau pewangi laundry yang masih harum. Dan disuruh memakai penyamar bentuk mata, yang kayak di film zorro itu. Maaf, saya g tau apa istilah penyamar bentuk mata ini. Semua penonton yang hadir disuruh memakai itu. Jadi kita seragam ni. Setelah itu kita diarahkan ke meja wine. Yup, wine. Wine tradisional indonesia tapi. Fermentasi singkong tepatnya. Wine ini ditaruh di gelas sloki dengan volume wine yang kurang lebih setengah gelas. Jadi g sampe segelas full winenya. Tapi kami, penonton itu, dibebaskan ngambil berapa aja. Lalu kami disuruh menunggu sampai beberapa saat. Satu lagi yang penting, sesi daftar ulang-menukar uang-diberi jubah-minum wine-menunggu ada di satu ruangan. Ruangan yang kurang lebihnya berukuran 8 kali 5 meter kali ya. Di tengah ruangan itu ada satu instalasi pohon. Dalam radius 1 meter dari instalasi itu dibuatlah partisi imajinatif berbentuk kotak dari entah apa yang berwarna kuning. Lebih jelasnya, saya bikinin petanya yes
Keterangan peta:
1. Pintu masuk
2. Meja besar untuk alur pendaftaran ulang-tukar uang-pemberian jubah
3. Meja wine
4. Instalasi pohon yang diberi partisi imajinatif
5. Kotak kaca yang berisi barang barang keramat yang dipamerkan
6. Kain berwarna merah yang dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bentuk yang saya persepsikan seperti tiang-tiang partisi antrian yang kayak di bank.
7. Pintu ke arena pementasan. Saya mengartikanya sebagai pintu perubahan finasial diri.

Ok, saya cukup tercengang dengan ruangan ini. Kami nunggu beberapa menit, sampai datanglah mas-mas MC yang berambut gondrong kota dengan jubah jas ala mas johny deep di alice in wonderland. Ga peris sama si, tapi pas liat jubah mas MC saya jadi inget jubah johny deep di film itu. Masnya ngasi prolog bahwa pentas ini berhubungan dengan bisnis harapan. Dan kita, penonton, dianggap sebagai anonim dalam pementasan itu. Anonim yang seragam. Yop, pentas dimulai.

Setelah nglewatin pintu, kita disuruh duduk ni. 48 orang berjubah sama dengan penyamar mata yang sama duduk di sebuah arena yang tepat di bawahnya (kita ada di lantai 2 bangunan SaRang) disajikan lanskap mistis (ada sebuah instalasi di tengah lanskap dan seseorang berjubah di salah satu ujung lanskap). Dari nglewatin pintu sampai mengatur duduk dan dimulainya pentas pertama (yang berupa tarian) kita dikasi latar suara yang berupa suara burung gagak. Di ujung sebrang pintu pembebasan diri disajikan prisma kaca yang menampilkan bagian kepala mas qoqom dengan gaya futustik sekaligus mistis, sehingga memberi kesan sedang menanamkan mitos ke penonton (mas qoqom menjadi tokoh sentral penyaji di pementasan ini). Setelah penonton tenang, kita disajikan tarian yang cukup liar oleh mbak mbak ga tau siapa. Tarianya sangat asik. Apalagi diiringi dengan musik daerah mana (terasa seperti musik daerah padang si, karena beberapa kali terdengar seperti suara saluang. Tapi kalo saluang kok kurang menyayat. Pokoknya, suara utamanya keluar dari alat musik tiup berbahan bambu. Itu yg ada di pikiran saya. Apalagi dengan vokalnya yang berintonasi dan berbahasa yang tidak saya kenal, jadinya seperti mendengar mantra) Suasananya bener bener berasa kita sedang disajikan pemandangan kegiatan animisme dinamisme Indonesia. Setelah tarian selesai, setelah penari keluar dari lanskap mistis itu, dari gerombolan anonim (penonton) yang duduk imut sambil berdecak unyu itu, beraksilah seorang penonton yang berteriak-teriak. Semacam kesurupan. Beberapa panitia yang menjadi pemandu kita mulai ribut ni, mengatur agar si penonton kesurupan ini dipindahkan dari gerombolan anonim ni. Digotonglah si satu penonton ini. Ga sampe satu menit dari aksi penggotongan ini, salah satu pemandu mengajak kita masuk ke arena pementasan utama. Saat itu, keterkejutan kita belum ilang ni dengan adanya penonton kesurupan ini. Jadi, kita sedikit serem ini ni, bakalan gimana ni ke depanya.

Setelah kita di arena pementasan utama,yang ada di halaman SaRang, tensi kita diturunin ama garasi. Karena kita ternyata diajak makan makan. Tepatnya: di arena utama disajikan dua meja yang saling bersebrangan. Di masing masing meja disajikan berbagai makanan yang dapat dibeli dengan uang jalan emas. Setiap makanan dihargai 2000 mata uang jalan emas. Saat itu, saya tidak tertarik membeli makanan di dua meja itu. Setelah 15menitan (saya ga tau tepatnya, cuma perkiraan aja) kami diminta duduk bersama untuk melajutkan tontonan. Dan tontonan dimulai: 3 orang keluar dengan kostum animisme dinamisme ala eropa. Lalu mereka menyanyi-nyanyi entah apa tapi menghibur. Setelah itu kita diberitahu untuk memasuki tahapan berikutnya dari pertunjukkan ini. Tapi dengan syarat kita mesti membeli makanan. Untuk mendapatkan gelang yang akan menggolongkan kita ke kelompok mana. Pembagian kelompok ini digunakan untuk menentukan kita akan berada di arena pementasan yang mana. Arena pementasan ini ada di samping kanan dan kiri arena pementasan utama. Saya pun mau tidak mau harus ikut memasukkan diri saya ke kategori mana, harus membeli makanan, yang artinya harus mengeluarkan uang 2000. Saya kebagian gelang warna merah. Dan saya masuk ke arena pertunjukkan kategori gelang merah.

Di arena pertunjukkan kategori gelang merah ini, kami, penonton (anonim), ternyata diajak bermain keberuntungan. Di sana ada 4 jenis permainan. Permainan tebak dadu, permainan rolet, permainan tarik tali, dan yang terakhir permainan bank ghoib. Saya tidak akan menceritakan satu per satu jenis permainan ini. Ribet jelasinya. Tapi yang jelas, jika anda benar orang indonesia kelas marjinal dan sering ke pasar rakyat, anda pasti akrab dengan jenis permainan-permainan ini. Ada sekitar 30 menit kami berada di arena permainan ini. Lalu setelah itu, kami diajak kembali ke arena pementasan utama. Saya tidak bisa nyeritain jenis permainan apa yang ada di arena pertunjukkan kategori gelang biru. Tapi saya pikir, secara konsep, kurang lebihnya sama: bermain harapan dan resiko finasial uang jalan emas.

Setelah semua penonton terkumpul di arena pementasan utama, kami disajikan pementasan. Secara ide, bagian pementasan ini sangat menarik. Sangat menarik bahkan. Kita diajak memainkan simulasi seminar bisnis keuangan/motivasi atau berbagai seminar yang berkonsep, dalam bahasa garasi, bisnis harapan. Kostum yang dikenakan aktor-aktornya juga menarik. Pembicara utama yang menamakan dirinya siapa gitu (dimainin ama mas qoqom) memakai setelan jas kiclong warna silver ala bong candra. Mas mas asisten mas qoqom yang berkostum apa adanya yang ngasi kesan cupu, bego, bermimpi akan menjadi the next succesfull motivaor dan ternyata selalu ada di bawah bayang bayang sang motivator. Mbak mbak penari yg berkostum gaun eropa, mbak mbak penyanyi yang berkostum hipster pencinta lingkungan masa kini, mas mas peniup terompet yang berkostum kejawen, dan mas mas DJ yang berkostum casual trendy masa kini. Bener bener ngasi kesan bahwa ide yang asik buat ditampilin. Lalu omongan omongan yang diomongkan ama mas qoqom sebenarnya juga asik. Dia bermain guyonan satir, black comedy kali bahasa kerenya. Tapi sayang kurang total karena mas qoqom ga nyampurin secara halus komedi hitam dengan komedi biasa yang dia bawa. Jadi saya agak menyaring nyaring. Tapi kalo komedi ini dipisah-pisah, komedinya sangat lucu. Penuh dengan parodi dan sindiran. Di antara omongan omongan mas qoqom, disajikan nyanyian nyanyian yang juga asik. Dan permainan berbau ghoib. Asyik.

Tapi yang bikin nyesek dari pementasan ini adalah endingnya. Sama sekali ga ada petunjuk dari pertunjukkan itu yang mengatakan bahwa pertunjukkan akan ending. Tapi g njeglek njeglek amat. Tapi sedari pintu masuk lalu pintu perubahan lalu lanskap mistis lalu nyanyi nyanyi lalu bermain di arena permainan lalu pertunjukkan mas qoqom, naiknya tensi saya ini halus banget, sangat nikmat. Tapi begitu ending, rasanya itu kayak gebet cewek dan ceweknya menunjukkan diri senang digebet tapi begitu ditembak, eh ceweknya nolak jadi pacar kita, dan maunya cuma temenan.

Saya suka sekali dengan ide dan eksekusi garasi di pentas jalan emas (the game) ini. Sedari awal publikasi sampai pertunjukkan ini berakhir ide besar yang dieksekusi ama garasi ini mendekati sempurna. Penonton, yang kemudian dijadikan sebagai anonim, yang bagi saya adalah penggambaran gimana masyarakat kita menghadapai lembaga-lembaga bisnis yang bermain di wilayah mimpi dan harapan benar benar disimulasikan sebagai peserta MLM sedari awal publikasi. Gimana penonton dikumpulkan di satu ruang tunggu dengan segala rasa penasaran dan harapannya ternyata bisa jadi kambing congek begitu saja begitu menghadapai MC bener bener melambangkan gimana kita ada di seminar motivasi/MLM; penuh optimisme akan tajir dalam jangka waktu singkat. Lalu gimana penonton mesti dipaksa secara halus memilih makan di sisi meja mana tapi harus membayar sejumlah uang untuk bisa ke naik level berikutnya benar benar persis seperti konsep MLM; kita disugestikan memiliki kebebasan. Padahal kita sebenarnya berada dalam bingkai ketidakbebasan yang diatur dan dipaksakan secara halus untuk kita terima.

Lalu gimana kita mesti bermain dengan permainan-permainan yang penuh resiko dan harapan. Permainan penuh judi. Permainan yang sehari-hari kita lewati, kita lalui, kita lakukan untuk mencapai kemapanan finasial yang kita harap-harapkan. Dengan segala resiko yang kadang membuat kita kehilangan kemanusiaan kita. (btw, soal menghilangkan sifat kemanusiaan kita demi mencapai kemapanan finasial juga dimainkan di permainan di arena gelang lho)

Lalu simulasi seminar MLM yang sungguh membuat bahagia untuk ngetawain begonya kita yang pernah ikut seminar MLM, yang pernah berharap jika kaya bisa dicapai dalam jangka waktu singkat. Eksekusinya mendekati sempurna. Senang sekali bisa nonton pentasnya garasi yang ini.

Semoga, jalan emas (the game) bisa dipentaskan lagi beberapa bulan ke depan. Dengan eksekusi yang lebih halus dan sempurna.

Wednesday, August 27, 2014

Di perasaan penyair di sebuah ruang jenazah

Di suatu hari yang suci di ruang jenazah
Kita menafsir keramik putih di sana
Waktu adalah waktu
Kita cuma menunggu

Di suatu hari yang suci di sana
Kita membuat jenazah
Sebagai apa saja
Di mana mana  

Di jenazah yang suci itu
Kita mengubur pilu
Waktu yang jadi mesiu
Kesumat yang terus biru

Monday, February 24, 2014

Di mana kami memiliki keberadaan

Pada dunia ini
Kami percaya betul
Di mana kami memiliki
Kapan kami dimiliki
Bagaimana kami saling memiliki
Sampai kami tak paham
Siapa engkau yang di sana

Pada dunia ini
Kami tak percaya betul
Apa itu batas
Siapa itu yang membuatnya
Bagaimana kami membatasi
Sampai kami paham
Siapa yang mencintainya

Negri-negri di perasaan kami,
Kami membuat segalanya sebagai kami

Friday, January 17, 2014

Setelah segala hal

Hidup bagi saya adalah hal-hal hening. Chairil Anwar berhasil benar merumuskanya, seperti ketika menciptakan kata-kata, ia berhasil benar menciptakan hidup saya. Sebagai kuda yang jatuh bangun dengan semangat trial error.

Selebihnya saya memilih untuk membuat hal-hal lama menjadi baru. Menjadi kekurangan dunia postmo.

Selebihnya lagi, saya berangan ke hati gadis perawan maria. Mencipta mesiah. Mencipta negri baru.





Thursday, November 7, 2013

Suroloyo 1 suro 2013

Suroloyo adalah ketinggian bukit yang menyenangkan dan mengerikan. Saya ke suroloyo untuk melihat prosesi jamasan 1 suro. Satu suro adalah hari keramat bagi masyarakat yogyakarta. Dan masyarakat pulau jawa yang masih menganggap hari itu adalah hari keramat. Hampir di setiap titik yogyakarta yang masih mengikatkan dirinya dengan kerajaan hamengkubuwono, satu suro diperingati dengan berbagai ritual yang mementingkan laku jiwa-raga. Contoh yang paling umum adalah laku mubeng benteng kraton yogya. Di Suroloyo, satu suro diperingati dengan ritual jamasan pusaka pemberian kraton yogyakarta. Jamasan adalah membersihkan benda-benda yang dianggap sebagai pusaka di tiap tanggal satu suro. Jamasan di suroloyo adalah membersihkan dua benda pusaka pemberian kraton kepada warga dusun keceme. Benda pusakanya itu adalah ujung tombak yang dikasi nama Kyai Manggolo Dewa dan keris yang dikasi nama Songsong Manggolo Murti.


Suroloyo adalah nama puncak bukit tertinggi di perbukitan menoreh. Anda g asing dengan kata "menoreh"? Yop, inilah menoreh yang selalu ada di drama-drama dan cerita-cerita taun 70an yang legendaris itu. Dan suroloyo terkenal bukan karena menjadi latar tempat cerita-cerita taun 70an itu. Menurut legenda, suroloyo itu tempat tapa-semedinya Hamengkubuwono I yang legendaris itu saat dia masih jadi putra mahkota. Katanya, sebelum nyampe di suroloyo, si calon raja yang rebel ini dapet wangsit buat jalan kaki ke arah barat dari kerajaanya yang ada di kotagede. Dan karena orang ini jenis orang yang penurut, maka jalanlah dia ke arah barat tanpa tahu di mana titik akhirnya. Setelah jalan kaki berpuluh-puluh kilometer, perhatiin dengan seksama dan renungkan; jalan kaki, tu calon raja ngadem di puncak suroloyo. Eh, ndilalah pas ngadem di suroloyo ini, dia dapet wangsit lagi buat semedi di tempat itu. Maka bertapalah dia di puncak suroloyo sana setelah berjalan kaki dengan medan paling rebel yang pernah saya lewati di jaman modern ini. Yop, medang dari kota yogya buat ke puncak suroloyo itu berat, terutama di 15 kilometer terakhir. Walaupun jalan udah diaspal halus, walaupun banyak obyek wisata di radius 20kilometer dari situ, walaupun ada SD di pertengahan perjalanan, walaupun masyarakat udah banyak di sana, medan di sini menanjak dan bikin jantung deg-degan karena motor mesti ada di kondisi oke kalo ga pengen jadi orang konyol.

Jauh sebelum Raden Mas Rangsang dapet wangsit gokil itu, puncak suroloyo udah jadi legenda tersendiri bagi masyarakat hindu jawa kuno. Suroloyo, bagi masyarakat hindu jawa dipercaya sebagai tempat tinggalnya dewa-dewa kahyangan. Dan salah satu dewa yang paling dipercaya ada di suroloyo adalah semar. Tau semar kan? dewa gokil yang menyimpan banyak filosofi di bentuk fisiknya dan omonganya itu. Jadi ga heran, di sini ada patung Semar dan murid-murid utamanya. Konon, patung ini pemberian dari Gusti Bimo dari pakualaman (seingat saya, karena waktu ngobrol dengan warga setempat yang ngasi info ini, saya ga nyatet. Apakah Gusti Bimo ato nama yang mendekati itu. Tapi yg pasti, dari pakualaman). Patung ini sangat mencolok begitu anda ada di wilayah puncak suroloyo karena ada di wilayah tempat parkir utama puncak suroloyo.
Suroloyo adalah nama puncak tertinggi di perbukitan menoreh. Puncak ini ada di wilayah dusun Keceme, desa Gerbosari, kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, DIY. Di dusun ini setidaknya ada tiga puncak yang bisa didatangi wisatawan dan menjadi tempat buat lihat panorama alam. Saya ke sini dengan tiga orang teman, yang dua termasuk kategori ajaib, yang satunya lagi belom saya tahu keajaibanya apa.
Dua orang ajaib ini pernah ke suroloyo di tahun 2012 dan mereka mengalami penderitaan di tahun itu karena mereka meniatkan camping di suroloyo. Sedangkan di tahun ini, saya dan teman-teman menghilangkan pilihan camping dan memilih tinggal di penginapan yang dimiliki warga. Biaya penginapan seharga 120.000/hari. Dengan panorama alam yang super duper, rasanya harga 120.000 terhitung masih terjangkau. Saya datang satu hari sebelum acara jamasan dimulai. Jadi kami, sempat merasakan dengan leluasa suasana dusun keceme menjelang ritual jamasan.
Seperti yang saya bilang di awal, prosesi jamasan ini mengundang banyak sekali orang untuk datang. Dan beberapa di antaranya masuk dalam golongan manusia yang melakukan berbagai hal untuk mencapai laku jiwa-raga yang sempurna. Salah satu laku jiwa-raga yang dilakukan golongan ini adalah berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju ke puncak suroloyo. Jarak yang ditempuh bisa bikin anda, manusia dengan berbagai kepraktisan modernitas dan mainstream kapitalisme uang, cukup merasa bego. Jarak paling minim yang ditempuh berjalan kaki untuk mencapai laku jiwa-raga ini adalah 25 kilometer. Kakek berbaju putih yang ada di foto di bawah ini melakukanya, jalan kaki 25 kilometer. Dan saya masih mendapati sekitar 7-8 orang lagi yang berlaku seperti itu. Dan mereka menjalaninya dengan biasa-biasa aja, cuek bebek. Dan saya tercengang mendengar ceritanya.
Dari tempat parkir utama, yang ada patung semarnya, untuk menuju puncak suroloyo, diwajibkan bagi siapa saja untuk menaiki jalur tangga yang curam. Katanya, ada sekitar 380 anak tangga yang harus dilewati dengan sudut kemiringan sekitar 70 derajat. Curam, sodara!! Ada dua titik pemberhentian untuk istirahat di sepanjang jalur tangga ini. Dan perjuangan setelah menaikki tangga-tangga itu cukup impas dengan panorama alam yang asik. Dan cukup bikin meringis dengan banyaknya coretan vandal di puncak suroloyo.

Malam hari sebelum prosesi jamasan dimulai, warga sekitar dusun keceme selalu melakukan acara yang bernama mocopotan. Acara ini dilanjut dengan acara kendurian, makan-makan bersama dengan lauk simpel. Anda g tau mocpotan itu apa? saya juga ga tau, dan saya gugel karenanya. Makanya, anda sebaiknya juga gugel. Acara mocopatan ini diikuti ama beberapa orang yang dituakan di dusun ini, beberapa perangkat dusun, dan masyarakat umum. Di sini dibacain beberapa puisi tradisional jawa dan beberapa puisi hasil bikinan warga. Tapi, puisi-puisi yang dibacain sama sekali ga ngomonging cinta dan kesakitan emosional seperti puisi-puisi penyair jaman sekarang. Puisi-puisi yang dibacain bertema masyarakat, dari masalah kulon progo, masalah dusun, dan pastinya masalah sejarah sultan agung alias raden mas rangsang. Saya ga ngerti secara detail apa aja isinya, karena saya ga bisa bahasa jawa halus. Acara ini diikuti ama masyarakat umum, terbuka. Dan regenerasi berjalan baik di sini, yang dateng g cuma orang tua aja. Anak kecil pun juga ada, dan ga cuma satu-dua.
Di akhir acara, ada acara doa bersama. Dan ada dua penganut agama yang mengikuti acara ini, yaitu agama katolik dan Islam. Dan pembawa acara, ngasi giliran penganut agama katolik buat berdoa duluan, yang dilanjut penganut agama islam. Yang bikin saya heran bukan pluralisme itu. Tapi di setiap isi doa dua penganut agama itu, mereka berdoa buat negara Indonesia. Benar-benar buat negara, bung! Total isi doanya buat negara Indonesia. Dari sekian banyak pengajian yang saya temui, baru kali ini saya nemu acara berdoa yang hampir seluruh doanya memohon kebaikan buat negara. Ini bukan acara kenegaraan, ini adalah acara masyarakat. Dan mereka berdoa buat bangsa. Mengagumkan!

Setelah bubaran acara mocopatan, saya kembali ke penginapan, tidur dengan harap-harap cemas bisa bangun pagi. Dan ternyata saya bisa bangun pagi jam 5. Saya dan teman-teman berjalan-jalan santai. Hidup kami begitu woles saat itu. Woles biyanget. Kami juga ketemu beberapa orang yang cukup gokil yang segera jadi temen seperjalanan seperjuangan. Kami stand by di sebuah warung kopi yang menjual kopi dan teh hasil bercocok tanam di sekitar dusun. Mereka juga menjual kopi dan teh dalam bentuk bungkusan sebagai oleh-oleh khas suroloyo. Sangat menyenangkan. Sampai kemudian acara utama prosesi jamasan segera dimulai. Prosesi jamasan ini dimulai dengan acara kirab membawa gunungan yang nantinya direbutin. Yang menarik di tahun ini, gunungan yang dibuat masyarakat dusun, membawa tema hellowen di puncak gunungan. Kata teman saya, ini adalah bentuk akulturasi budaya paling damai. Yup, menurut saya, ini jenis akulturasi yang yogya biyanget.
Prosesi kirab ini dimulai dari tempar parkir utama menuju sendang tempat jamasan benda pusaka. Jaraknya kurang lebih satu kilometer. Kirab ini diikuti oleh berbagai perangkat dusun, dari bocah kecil yang berjalan telanjang kaki sampe kakek-kakek tua yang memainkan musik tradisional jawa. Dan pastinya dengan kostum jawa-yogya. Eh, ada wakil bupati kulon progo juga yang ikut prosesi ini.
Setelah berjalan sekian lama, sampailah rombongan kirab ini di tangga turun menuju sendang. Di depan pintu sendang, diserahkanlah pusaka yang akan dibersihkan kepada sesepuh sendang. Dan lalu dibawa masuk ke lokasi sendang. Dan inilah puncak acara jamasan suroloyo; membersihkan dua pusaka oleh beberapa sesepuh dusun.
Barengan dengan acara jamasan ini, gunungan yang dikirab warga dusun, yang pucuknya ada labu hallowen itu, dijadikan rebutan oleh masyarakat yang menonton. Hasil-hasil bumi masyarakat dusun yang disusun rapi jali dianggap memiliki berkah di mata masyarakat umum. Layaknya gunungan yang diperebutkan masyarakat di kraton hamengkubuwono. Sayang, saya ga punya ilmu membelah diri, jadi saya cuma bisa motret acara jamasanya aja. Tidak acara rebutan gununganya. Muuph ea qaqa....

Setelah benda-benda pusaka itu dibersihkan dengan air sendang dan menurut tata-cara sesepuh dusun, setelah benda pusaka itu dibawa keluar dari lokasi sendang, masyarakat umum dipersilahkan masuk ke lokasi sendang yang pada hari-hari di luar tanggal satu suro ini ditutup bagi masyarakat umum. Di sini masyarakat mengambil air sendang untuk digunakan bagi banyak kebutuhan warga. Karena air sendang sisa jamasan merupakan air yang mengundang berkah. Jadi di sinilah pergulatan masyarakat dimulai. Dalam arti yang paling harfiah. Lokasi sendang merupakan lokasi yang tertutup, dibatas kelilingi tembok, dan cuma memiliki satu akses pintu masuk. Lokasi sendang ini cuma berukuran sekitar 7 kali 3 meter. Cukup kecil untuk menampung ratusan masyarakat yang ingin mengambil air sisa jamasan. Dan begitulah, terjadi beberapa insiden dorong-dorongan, jatuh, dan kepleset. Tapi itu semua ga menyurutkan semangat warga buat ngambil air sisa jamasan. Masyarakat biasanya cuci muka dengan air sendang, dan menyimpan air sendang dengan botol air mineral atau dengan jirigen ukuran 5 liter. Air sisa jamasan ini benar-benar dianggap ampuh buat mendatangkan rezeki dan berkah bagi yang menggunakanya. Dan tua-muda, pemuda-pemudi harapan bangsa hingga kakek-nenek renta mencuci muka dengan air sendang ini. Hell Yeah!!...
Dan begitulah setiap keramaian yang berakar dari nilai-nilai tradisional pada akhirnya tidak bisa menolak tradisi kapitalisme modernitas, maka jangan berharap anda akan dapat suasana khidmat, tenang, dan berbagai suasana kebatinan yang anda bayangkan. Karena modernitas menolak itu. Maka, di sepanjang perjalanan antara tempat parkir utama hingga lokasi sendang, anda akan banyak dapati berbagai bentuk modernitas kapitalisme masyarakat.

Tapi, seperti yang selalu saya bayangkan, Yogya selalu punya dinamisasinya sendiri menghadapi berbagai bentuk pengaruh luar. Akuluturasi yang halus lembut dan kadang slengean menciptakan yogya yang tidak serta merta menolak pengaruh luar dan tidak serta merta menerima mentah-mentah. Semoga, akuturasi yang halus lembut ini berjalan terus menerus sampai kiamat nanti. Dan semoga tempat sampah disediakan di wilayah ini. Dan semoga, masyarakat yang jadi wisatawan juga nyadar buat ga buang sampah sembarangan. Aminn....

Wednesday, May 15, 2013

Setelah malam hari di lagu coldplay

Tidak ada yang benar-benar tahu, bintang macam apa dan warna apa yang datang sebagai cinta. Cinta yang sebagai representasi dirimu. Dan begitulah hidup kumaknai mengenai dirimu. Kadang juga kumaknai diriku seperti itu. Karena itu, aku merasa mengenalmu jauh sebelum kita berdua saling kenal untuk pertama kali. Cinta adalah imanensi. Ia sempurna sebagai visi akan dirimu.

Aku ingin terbang di antara nama-nama kota yang pernah kita singgahi dan renungi. Kenangan pada kota-kota kita itu adalah hal yang membuat aku tak pernah merasa lelah ingin terbang. Dan kenangan padamu adalah hal yang paling bersinar di dadaku. Menciptakan sepasang sayap malaikat dan perasaan tak gentar melawan semua kesakitan.

Dan sebenar-benarnya kenyataan paling nyata ialah engkau yang datang dengan senyum syahdu. Menghisap nafasku, melarutkan Tuhan di udara, lalu menciumku dengan kesedihan yang paling derita di keperempuanmu. Oh sayangku yang menciptakan kerinduan paling tak terbatas.

Berikan aku rahasia-rahasia manusia, dan katakan padaku di mana letak bintang yang jadi hak milikmu. Akan aku langkahkan hidupku di jalur bintang itu. Agar aku, dan manusia lainya, paham betul jika kau memang secerah bintang-bintang luar angkasa. Dan jika Tuhan benar adanya, dia tak sebodoh itu menempatkanmu di neraka ciptaanya.

Oh engkau yang merasa dipenuhi masalah-masalah, tidak akan ada yang hilang dari dunia karena cinta. Rasakanlah segala sebagai kebahagiaan, sebagai tragedi bodoh ciptaan Tuhan. Karena ia memilihmu sebagai teman bercanda. Sebagai kebaikan murni. Dan tak kan ada yang hilang. Sebab segala hal hanya berdaur ulang. Sebab segala hal menganut hukum kekekalan energi.

Wednesday, May 8, 2013

Tips dan trik memotret model amatir

Selamat berjumpa lagi dalam sesi tips dan trik fotografi. Penulisan ini didasarkan pada pengalaman saya sebagai orang yang hobi mbribik cewe-cewe dengan modus menjadikanya model foto. Satu-dua berhasil, dalam artian mereka mau dibribik, tapi beberapa yang lain malah gagal. O ya, jangan lupa jika tulisan ini adalah pendapat pribadi, lebih tepatnya pendapat lelaki jablay. Jadi, jika ada satu dua hal-hal hiperbola harap dimaklumi saja sebab segala kewajaran yang tercipta di dunia adalah milik Sang Maha Cahaya.

Saya membatasi tulisan ini hanya untuk model amatir. Batasan model amatir adalah mereka yang ikhlas dijadikan model tanpa honor yang sepantasnya. Bahkan seringnya gratis. Jika anda mencari tips dan trik memotret model non-amatir, bukan di sini tempatnya. Saya hanya orang hobi dengan kamera saya, bukan fotografer bayaran. Jadi semuanya dilakukan dengan amatir saja.

Baiklah, mari kita mulai tips dan triknya saat ini:

1. Carilah model yang sesuai dengan hasrat orientasi seksual anda. Ini penting. Karena ini menyangkut hasrat, motivasi, dan semangat saat anda memotret. Karena orientasi seksual saya adalah perempuan, maka saya mencari model yang berkelamin perempuan. Tolong diingat baik-baik hal dasar ini. Sebab, tips nomer 1 ini mempengaruhi segala hal teknis fotografi anda saat memotret model.

2. Carilah model yang masih jomblo dan mudah untuk dibribik. Hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi motivasi anda dan intensitas anda memotret. Semakin mudah dibribik, artinya semakin tinggi intensitas anda motret model, artinya semakin tinggi pula kesempatan anda mendapatkan foto bagus. Dan bonusnya, jika bribikan anda masuk di hati si model, ada kesempatan anda untuk jadi pacar si model.

3. Perhatikan bentuk rahang, pipi, dan wajah si model. Temukan apa kekurangan dan kelebihan bagian wajah si model. Dan tentukan asesoris tambahan apa saja yang akan ada di sekitar wajah si model. Apakah bentuk rahangya oval, kotak, atau bulat. Apakah pipinya chubby, kurus, atau ideal. Apakah wajahnya memiliki paduan sempurna antara mata-rambut-jidat-alis-bibir-kuping atau ada bagian dari wajahnya yang memiliki kekurangan unsur fotografis. Asesoris apa saja yang boleh ada di sekitar wajah si model dengan bentuk rahang, pipi, dan wajah yang begeitu. Apakah lipstik warna merah, warna pink, atau hanya lipgloss yang bisa menghiasi bibirnya. Apakah bedak tebal, eye shadow tebal, apakah lensa kontak warna biru atau tanpa lensa kontak, apakah anting panjang atau anting pendek yang boleh menghiasi wajahnya. Ini semua penting untuk dipikir. Saya kasih contoh fotonya



Dari kelima foto itu, anda pasti tahu betapa chubbynya pipi si model, walaupun bentuk rahangnya sepertinya terlihat bagus. Tapi chubbynya ga nguatin kan?! Insyaallah iya. Untuk ngakalin pipi sechubby itu, ambil angle di samping model, dengan pose model yang juga tidak langsung menghadap kamera. Ini ilmu klasik. Masa si anda ga ngerti?! Kalo kamera dan pose model langsung berhadap-hadapan, cilakalah anda. Asesoris di sekitar wajah si model yang minim juga sudah tepat. Asesoris si model tidak menambah efek chubby pipinya. Penggunaan rambutnya buat menutupi kechubby-an si model juga udah oke ni. Btw, nama model ini siapa ya?

Saya kasih contoh foto model dengan asesoris yang berlebihan.



Model ini secara natural sebenernya oke; rambut panjang, pipi ideal, rahangnya cukup bagus, jidatnya ga lebar-lebar amat, matanya belok, bibirnya ga tipis-tipis amat. Cukup ideal deh sebagai model. Tapi sayangnya, terlalu banyak sekali asesoris yang tidak sesuai dan menutupi keindahan natural si model. Anting-anting yang terlau panjang, make-up daerah mata yang terlalu berwarna. Plus bajunya yang terlalu ngejreng. Jadi, keindahan naturalnya ketutupin. Dan saya ga sepakat dengan banyaknya asesoris yang menutupi keindahan si model kayak gini ni.

Jika anda tidak punya kuasa untuk merubah penampilan si model, maka serahkan segala unsur pemotretan anda pada insting anda. Pilih sudut yang tepat, yang sekiranya bisa mengurangi efek jelek dari si model. Percayalah, itu semua bisa dilakukan. Atau arahkan pose si model. Contohnya kayak gini:




4. Setelah memperhatikan wajah, perhatikan fisik dan kostum si model. Bayangkan begini, anda ingin motret model yang dalam harapan anda si model bertubuh langsing singset aduhai. Tapi tenyata si model memiliki perut buncit dan memakai baju ketat yang menonjolkan kebuncitanya. Sakit hati kan anda pastinya?! Perhatikan juga betis si model. Jika betisnya seukuran betis pemain bola, segera lakukan penyelamatan visual anda. Minta si model menggunakan kostum yang dapat menutupi ukuran betisnya yang gede itu. Jangan sampai si model make kostum penutup kaki berukuran pendek sedangkan dia punya betis besar. Jangan sampai. Betis yang gede mesti ditutupi. Bisa njomplang kalo ga anda tutupi. Kecuali anda memang lagi motret dengan tema perempuan berbetis gede. Ini contohnya. Bandingkan betis dua wanita ini:




5. Setelah visual fisik si model anda perhatikan, berikutnya perhatikan kejiwaan model anda. Jangan sampai model yang anda potret punya kejiwaan yang ga beres. Seumpamanya, dia gila. Atau eksibionis tingkat tinggi. Bisa gila sendiri anda kalo pas anda motret, ujug-ujug dia pose dengan buka celana dalamnya padahal dia make jilbab. Bisa geje kan anda. Maaf, ga ada contoh foto untuk kasus ini.