Wednesday, January 19, 2011

Pagi hari dalam perspektif Jakarta

Aku betul-betul tak paham mengapa beberapa kota meninggalkan kesan dalam, sedang lainya tidak. Selain botol-botol bir dan nasib yang mengejar, tak ada yang mendalam dari kebanyakan kota-kota yang kusinggahi. Tapi khusus kota ini, Jakarta, aku punya istilah khusus untuknya; janda pantura yang lupa bagaimana perawanya hilang. Kadang aku merasa tidak ingin memiliki kesan dalam tapi kadang aku ingin memiliki kesan dalam pada kota ini.

Sudah tiga tahun ini, aku mengunjungi Jakarta. Sekedar urusan transit, kota menetap beberapa orang terdekat, hingga kota yang siap menghabisi kecerdasan. Kadang Jakarta datang sendiri ke kepalaku, menyatakan rindunya padaku. Kadang akulah yang memohon-mohon agar aku diizinkan ke Jakarta. Seperti janda elok pantura, Jakarta adalah imajunasi liarku. Dan rumus pertama imajinasi liar adalah menuntut pengorbanan.

Sejak menaiki kereta progo dan menyalakan The Brandals kencang-kencang di MP3, aku selalu berharap tidak masuk Jakarta kali ini. Sempat aku berpikir turun di Cirebon atau mengalami kecelakaan kereta. Aku selalu ingin hidup stabil, yang artinya tidak banyak melakukan pengorbanan. Apalah daya, Jakarta adalah pusat orang-orang kaya negara ini. Atas nama banyaknya orang kaya itulah aku sampai lagi di Jakarta saat pagi masih pukul setengah tiga, saat dimana sholat tahajud memberi pahala terbesarnya bagi pelakunya. Bunyi rem kereta menyalakan rangkaian lampu led warna merah di dadaku. Tulisanya ucapan basmalah. Guru elektronikaku yang agamis membuatkanya untukku. Otomatis pula, kakiku mengajakku pergi ke toko yang dilayani perempuan. Kuisi ulang tenaga baterai handphoneku di toko itu. Kuisi ulang tenanga mataku di senyum jinak pelayan toko itu.

Beginilah Jakarta memulai pagi harinya: Bus-bus bergonta-ganti seenaknya dengan taxi-taxi. Taxi-taxi bergonta-ganti seenaknya dengan mobil-mobil pribadi. Mobil-mobil pribadi saling bersepakat saling berganti satu sama lain. Sepanjang riwayat kota, mobil-mobil pribadilah yang menjelmakan Jakarta senakal dan seelok janda pantura. Di antara kegenitan-kegenitan aktivitas itu, ada penjual soto, penjual karedok dan penjual kopi keliling. Ketiga penjual itu ada di depan gelanggang senen. Mereka berbisnis kesepian. Mereka tahu jika manusia adalah makhluk penuh penantian. Penantian di Jakarta adalah penantian yang penuh kesepian. Dengan uang di bawah sepuluh ribu, mereka menjadi pengisi kesepian penghuni Jakarta.
Beginilah aku memulai pagi hari di jakarta: Setelah 2 mangkok soto lamongan habis kucerna. Dan setelah puas berkabar dengan temanku tentang kehebatanku memakan soto, aku pergi ke penjual kopi. Kupesan kapal api kental. Kudengarkan setiap detail jurus-jurus yang dikeluarkan sopir taxi saat merayu penjual kopiku. Sambil itu, kutunggu gerbang gelanggang senen terbuka. Kutunggu gadis cantik yang menyuruhku datang ke Jakarta di depan gerbang gelanggang.

Adalah gadis cantik yang kujadikan harapan utamaku di Jakarta saat ini. Kutemui ia pertama kali di bandara yogya. Mimik wajahnya bersungut begitu ia menyerahkan titipan temanya untukku. Tetap dengan bersungut ia menekankan sesuatu, ”punya kamera kan mas?!Bantuanya itu jangan lupa difoto pas sudah dipegang anak-anak ya…” Saat itu juga aku berpikir memang tak ada keburukan di dunia ini yang mampu menandingi keburukan perempuan yang sedang bersungut.

Habislah aku menerima perlakuan gadis itu. Untungnya beberapa jam setelah penghabisanku, aku dihidupkan lagi oleh temanku. Gadis itu cemberut begitu rupa karena kopernya yang dari Italia rusak. Rusak karena tidak kuat menahan beban barang titipan. Gadis itu sepertinya marah-marah ke temanku, tapi temanku tidak mau disalahkan. Jadilah aku yang jadi tersangka utama, dan jadilah aku penerima utuh sungutan gadis itu. Yang kutakutkan cuma satu sebenarnya, gadis itu bersungut karena bertemu aku yang bermuka pembantu. Sungguh, aku takut sekali jika ia bersungut karena itu. Aku tak mau merusak keindahan dunia dengan hal bodoh.

Kedua kalinya, gadis itu kutemui di hotel langgananya di bilangan plengkung gading. Hotel dengan lobi yang terbuka model joglo, yang menandakan keterbukaan dan penerimaan atas segala hal. Gadis itu datang menemuiku lagi, tanpa sungutan. Tawa mengejeknya menyatakan perihal kopernya yang rusak yang seharusnya aku ganti. Untung ia cuma bercanda. Ternyata gadis itu mudah saja membuka dirinya, seperti lobi hotel yang ditempatinya. Yogya yang bersenja, senyum gadis itu yang membuat grogi tiba-tiba berubah jadi korek. Menyulut kompor-kompor kesenanganku.

Gadis cantik itu, bersama temanya, yang juga temanku, jauh-jauh datang dari Jakarta cuma untuk ikut membuat celengan harga tiga ribuan bersama kelompokku. Untuk diberikan saat menghibur anak-anak kecil yang jadi korban merapi di magelang. Membuat celengan harga tiga ribuan itu bukan hal mudah. Pertama karena harus menekan biaya produksi serendah mungkin. Kedua, karena hal pertama itu, maka gerilya adalah kata kunci membuat celengan. Mencari bahan mentah celengan adalah perjuangan pertama, aku harus masuk ke pengepul loakan besar. Di sana, aku berjubel dengan sampah-sampah berbagai bau dan pembikin lecet-lecet kaki. Mencari gulungan karton-karton kertas ukuran besar sebagai bahan mentahnya. Proses ini menguji kelelakian seseorang. Kedua, memotong bahan mentah itu dengan ukuran tertentu menggunakan gergaji besi manual. Proses ini menguji kesabaran seseorang. Ketiga, menempelkan kertas gambar dan karton penutup ke bahan mentah yang sudah dipotong. Proses ini menguji ketelatenan seseorang. Tentu saja, gadis cantik itu dan temanya cuma masuk di proses ketiga. Perempuan adalah makhluk yang telaten. Mudah saja dua gadis itu lulus di proses ketiga ini. Sambil membuat celengan, sedikit kuperhatikan gadis cantik itu, aku berjaga-jaga siapa tahu sungut lelenya keluar lagi di wajahnya.

Sayangnya, semakin kulihat semakin aku paham alasan Tuhan menaruh surga di telapak kaki perempuan. Keagung-agungan surga jadi keindahan kelas kampung dibandingkan keindahan gadis cantik itu. Tak ada keburukan di gadis cantik itu. Bahkan mungkin berbagai keburukan bisa berubah suci di wajahnya. Betul memang, mulalilah sejak itu aku tahu bagaimana ia, tanpa tendensi apa-apa, membuat setiap lelaki penasaran dan tergila-gila menanyakanya. Dua temanku jadi korban gadis cantik itu. Sudah kuselamatkan mereka dengan susah payah dari kutukan perasaan. Aku tak ingin teman-temanku ikut hancur sepertiku. Hancur hanya karena seorang gadis.

Zaman SMP, aku dipenuhi dogma-dogma agama yang nirlogis oleh temanku dan adiknya. Ketika kami bertiga melihat video porno bersama, temanku selalu mengecilkan volume TV ke angka 3. Dia selalu serius dengan ucapanya, “Tuhan suka angka-angka ganjil.” bersamaan dengan adeganya mengecilkan volume TV. Saat melihatnya ibunya yang seksi pun, ia bertingkah sama. Ibunya punya kebiasaan menyenangkan di rumah. Sehabis pulang kantor, si ibu akan melonggarkan celana panjang yang dipakainya sampai celana dalamnya kelihatan setengah bagian. Setiap melihat ibunya, temanku akan berucap “Tuhan berbuat misterius sebab Ia suka hal-hal misterius.” Kuingat betul dogma-dogma agama temanku saat ini. Sambil berharap di pertemuan ketigaku dengan gadis cantik itu, aku dan gadis cantik itu mendapat momen-momen misterius yang membuat kami saling penasaran satu sama lain. Maka, selama tiga jam aku terus berharap-harap seperti itu. Di depan gelanggang senen di mana giliran sopir taxi kedua yang meluncurkan aksi-aksi mautnya saat merayu penjual kopiku.

Jam empat pagi, gadis cantik itu mengabari jika ia belum berangkat, dan mungkin saja baru bangun. Jam setengah enam, saat giliran tukang parkir yang merayu penjual kopiku, gadis cantik itu mengabari baru akan berangkat. Jam setengah tujuh, gerbang gelanggang dibuka. Tapi aku masih menikmati kapal api kental kedua buatan perempuan semok penjual kopiku ini. Jam tujuh aku menyerah dengan jalanan senen. Jam tujuh lebih lima belas menit, aku masuk gelanggang. Kutemui orang planet senen di sekretariatnya. Aku ngobrol-ngobrol sebentar denganya yang sedang membakar sampah. Tak sampai sepuluh menit, aku keluar dari gelanggang. Gadis cantik itu mengabari jika ia sudah di kramat raya. Aku menunggu di gerbang gelanggang. Aku ingin tahu secantik apa ia pagi ini. Jam tujuh lebih tiga puluh delapan menit, ia mengabari jika sedang berputar arah. Jam tujuh lebih empat puluh empat menit, ia sudah memarkirkan mobilnya di samping karimun pink.

Lewat beberapa detik, gadis cantik itu sudah di depan mataku. Ia seperti brokoli segar. Senyumnya membawa kesuburan-kesuburan ibu bumi. Matanya menyediakan zat-zat sehat untuk dilahap. Wajahnya adalah lanskap kebun-kebun tanaman hijau yang menyegarkan perasaan. Senen yang penuh kriminalitas kedatangan putri kebaikan dunia. Gadis cantik itu menunjuk bagasi mobilnya, “ Lihat, mampu tidak membawanya?” Lima kardus pakaian anak-anak ada di bagasi. “Bisa!” mantap kujawab seperti gladiator yang siap bertarung untuk memenangkan sang putri kebaikan dunia. Satu dus rokok ukuran besar kuangkat dengan semangat. Supir gadis cantik itu membantu mengangkat dus yang lain. Setelah kutaruh dus itu ke sekretariat planet, aku kembali ke gadis cantik itu. Sekitar 20 meter, gadis cantik itu terlihat duduk. Sungguh syahdu melihatnya. Wajahnya yang cantik memamerkan kerapuhan yang sangat. Celana kargo dan jaket hijaunya mengatakan gadis cantik itu dihidupi banyak hal kelabu. Kuangkat lagi kardus pakaian bantuan, kubawa lagi ke sekretariat planet. Kembali lagi ke gadis cantik itu. Kali ini ia ada di dalam mobil. Kulihat ia meminum sesuatu dari gelas merah mungil. Mendung di senen membuat pemandangan itu jadi hangat. Gadis cantik itu tidak membawa hal lain selain kebaikan. Setelah kuturunkan barang terakhir, ia memberiku makanan kecil dan uang bantuan. Dia pamit pergi. Untung ia sempat meninggalkan senyuman untukku. Lalu, dengan pengkhayatan penuh, aku melihatnya masuk Jakarta lagi. Menjadi bagian dari keperawanan kota yang penuh kejujuran. Keperawanan kota di antara norak cemorak Jakarta yang bagai janda pantura.

Sunday, December 12, 2010

Dangdut Melinda dalam variasi bayanganya

: Melinda


Tiap kami kembali ke malam hari, ke suaramu yang basah
Kami selalu ingin tahu di mana letak bayanganmu; perempuan jalang
Atau perawan yang selalu ingin bersenang-senang. Kau ganti semua
Isyarat purnama dan perjalanan dengan lampu-lampu dan musik disko
Kami selalu penasaran di bagian mana di badanmu ada tato
Atau rindu yang miskin dan membuatmu jadi masokis begini

Di depanmu, kami lupa akan sopan santun; kami mengerang
Memasukkan suaramu yang basah ke jantung kami
Kami mengendap-ngendap ke gairahmu. Kami ingin makna-makna
Apartemen dan uang, juga lampu-lampu ruang disko
Dan sensasi masuk infotaiment. Melinda yang aduhai, kami ingin cinta

Dalam beberapa hari ke depan, saat kami bertapa dalam lagumu
24 jam tanpa henti membawakan lirik-lirik rindumu, kami bisa tahu
Kenapa kami terus menihilkan diri sepenuhnya dalam jantungmu
Kami yang sepenuhnya ingin kau kuasai ini, hanya ingin tahu
Kenapa kau selalu membayang, menjadi pemandangan dan sajak-sajak
Di mana kami bisa melupakan masalah uang dan rindu yang tak pernah sampai

Di atas segala hal buruk dunia ini kami ingin kita bercinta bersama-sama
Di ruang lapang yang disediakan malam. Kita niscayakan dunia jadi indah
Gunung-gunung bermekaran membawa kesuburan, tebing-tebing menghijau
Menggenang semua kehijauan pohon. Yang kita hasilkan dari percintaanmu
Adalah dunia yang terasa begitu seksi dan menggoda tanpa bayangan cinta

Monday, November 1, 2010

Di Summitmas

:R.A


Di sekumpulan orang Jepang yang gagap Bahasa Indonesia
Dan senyum-senyum resepsionis, loby gedung ini menelan ludahku
Menyisakan mulutku yang kering untuk mencecap kenangan
Aku keluar. Di beranda depan gedung, sebrang pos satpam, kau membayang
Air-air gerimis dan asinan mangga yang menyegarkan tenggorakan
Di Jakarta yang sempoyongan. Langit masih agak mendung, rindu masih kalut
Wajahmu yang serupa senja masih saja jauh. Aku baca bibirmu
Aku baca sekuat apa peristiwa dan getaran yang kau buat

Rindu padamu membuatku paham Jakarta. Di semua kehilangan
Takkan ada yang bisa menamatkan kenangan. Aku tuju parkiran gedung
Sepanjang basara, sepanjang gerombolan gadis-gadis metropolitan, sepanjang
Rindu padamu. Sepanjang rok spanmu, sepanjang rambut hitammu, dan senyum manismu
Aku tuju warung kecil di ujung parkiran gedung. Aku paksa diriku jika kau betul-betul ada di sana

Di warung kecil itu, kupesan teh hangat seperti kurapal doa-doa khidmatku pada Tuhan
Aku coba duduk di bangku depan jendela, mungkin dalam sekejap Tuhan mengabulkan rinduku
Kau tak ada di sampingku. Tapi badanmu yang molek sayup-sayup kurasakan beitu utuh
Menawariku indomie goreng telur, menawariku nafas tembakau, dan cerita-cerita anakmu
Dan aku masih tak paham bagaimana kau bisa membayangiku dengan rindu yang ranum
Dengan rindu yang membuatku lupa jika kau sudah begitu jauh. Kusesap udaramu, kusesap
Segala salahku yang mengenangmu sebegitu kuatnya. Mukamu yang melebihi kehangatan
Yogya tetap membenarkanku untuk terus mencintaimu. Dalam segala kesakitan dan kesedihan kata-kata

Lalu tak ada yang bisa kucari di parkiran gedung itu. Kau tak datang, tak memberiku ciuman
Aku merasa busuk saat membayar teh hangat kesukaanmu itu. Tinggal sunyi yang ada di kepala
Siang berjalan, membawa panas dan melankolia kota. Aku berjalan, ke beranda depan gedung
Genangan-genangan sisa hujan pantulkan namamu. Rista, selalu kuingat kau sebagai hidup
Dalam kebenaran kisah cinta. Siang berjalan, rinduku tak berjalan. Hidupku menggumpal
Aku lari ke trotoar tepi jalan, keluar dari summit mas, di kenyataan kota aku ingin menguburmu
Wajahmu berubah jadi jembatan layang, senyummu berubah jadi tangga-tangganya, rambutmu berubah
Jadi atap-atapnya. Ciumanmu yang dulu-dulu jadi pohon-pohon kota yang melindungi nafas kenanganku
Aku ke gedung depan Summitmas. Di sana, sempat kutengok Summitmas, kulihat kau memakai seragam satpam
Mengatur perasaan-perasaan yang keluar masuk-gedung; kenangan yang panjang, rindu yang tak lelah.

Monday, October 25, 2010

Jakarta itu seperti semur jengkol

Saya bisa mengatakan diri saya sering berkeliling ke beberapa kota-kota di pulau jawa. Dari semua kota yang saya datangi, cuma Jakarta yang selalu bawa pikiran ketika saya kembali di Yogya. Jakarta terasa istimewa, walaupun seringnya tiap saya ke sana selalu saja dicelakakan. Kemaren saya ke Jakarta dan saya alami lagi ketololan-ketololan Jakarta.

Tiap saya ke jakarta, terutama di daerah sudirman dan tamrin, selalu saja saya lihat banyak perempuan-perempuan cantik di antara hitam dan sumpeknya udara jakarta yang penuh polusi. Saya tidak bisa mencari logika bagaimana perempuan-perempuan itu tetap terlihat cantik dan sedap dipandang mata. Saya selalu merasa betapa indahnya perasaan-perasaan mereka; berbaju bagus, bermake-up cantik, bergadget bagus, punya pekerjaan bagus, punya banyak teman, punya keluarga sempurna. Aih, selalu saja saya iri dan sirik melihat mereka; mereka benar-benar bidadari-bidadari dunia; penuh kesempurnaan. Tapi Acep mengingatkan saya untuk tidak berpikir dan bermimpi mendapatkan salah satu dari perempuan-perempuan yang selayak bidadari itu. Acep mengajak saya untuk tetap merasa jomblo. Di sini, saya merasa Jakarta seperti semur jengkol.

Pas di Jakarta kemaren, saya pergi ke summit mas. Di sana saya pergi ke warung kecil di pojokan parkiran motor summit mas. Di warung kecil yang sepi itu, saya meminum teh sosro hangatnya, saya makan pula pisang gorengnya. Saya duduk di kursi yang menghadap jendela. Saya menikmati betul momen itu. Mata saya berakomodasi dengan jarak jauh. Saya berimajinasi ditemani seorang perempuan manis dan renyah saat itu. Saya nikmatin uap dari teh hangat saya. Saya tersenyum sendirian membaca pikiran-pikiran saya tentang perempuan. Saya benar-benar merasa di dunia saya sendiri waktu itu. Sampai saya dapet SMS buat sadar diri dan kembali ke dunia nyata dan tidak memikirkan kenangan-kenangan. Di sini, saya merasa Jakarta seperti semur jengkol.

Di Jakarta, saya merasa cinta dan perempuan seperti barang mewah yang bukan main mahalnya. Seperti barang-barang yang dipajang di mal-mall dan papan-papan iklan, terasa begitu dekat di mata tapi jauh sekali untuk dimiliki. Saya yang jomblo dan tidak tahu bagaimana cara bercinta dan mencinta cuma bisa iri dan syirik memandang keindahan-keindahan fisik yang ditampilkan Jakarta. Jakarta yang serba mewah dan mengagumkan itu adalah mimpi-mimpi yang sulit untuk dicapai saya. Tapi Jakarta yang punya banyak keindahan-keindahan perempuan dan cinta itu selalu menggoda saya untuk mencari celah-celah untuk bisa masuk ke dalamnya. Di sini, saya merasa Jakarta seperti semur jengkol.

Jakarta yang seperti semur jengkol akan terus seperti ini. Ia akan terus kontroversial untuk dikonsumsi. Jakarta akan terus membawa pro-kontra bagi diri saya. Jakarta adalah semur jengkol. Itulah kenapa, tiap saya ke Jakarta saya merasa perlu mampir ke warteg dan mengkonsumsi semur jengkol. Jakarta yang seperti semur jengkol akan terus menciptakan halusinasi kenikmatan tentang cinta dan perempuan.

Sunday, October 10, 2010

Saya berani taruhan kalo di kepala Afrizal itu masi ada ketombe

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga afrizal yang kepalanya botak. Setelah diamdiam saya dekati dia pas dia lagi liat pementasan, saya yakin betul kalo di kepala afrizal masi ada ketombe. Apa itu artinya?artinya sesuatu yang terlihat absolut atau mutlak, pasti tidak absolut seutuhnya. Sebab yang mutlak dan absolut cuma Tuhan. Dari situ saya percaya kalo 3hari di MTI (bangga dan senang betul saya ini; damn you!) adalah sebuah liburan yang menyenangkan di akhir tahun ini. Apa hubunganya?saya akan ceritakan ceritanya:

Suatu hari, seorang lelaki kesepian yang hidup di dunia mendapat tekanan besar dari gadis pujaanya. Ia merasa dirinya sudah tak berguna lagi, maka ia pergi ke berbagai sarana penyembuhan jiwa yang dipercaya keampuhanya oleh manusia zaman sekarang. Dari minimarket, supermarket, hypermarket sudah ia jelajahi. Dari warung kaki lima, toko klontong, toserba, swalayan ampe mall udah ia singgahi. Dari bakso keliling, bakso rombong, ampe bakso es teler udah ia makan. Dari susu sachet, susu plastik, susu kaleng, ampe susu sapi udah ia minum. Dari buah semangka, buah melon, buah anggur ampe buah tangan udah ia rasakan. Dari angkringan, warung makan, restoran, lounge, ampe rumah tetangga udah pernah ia konsumsi makananya. Tapi itu semua tidak membuatnya jadi lelaki yang tidak kesepian; ia masi dalam penantian. Sampe akhirnya setelah ia mati suri selama 3hari 3malam di rumah sakit, akhirnya ia mendapat wahyu dari Tuhan: "pergilah ke solo"

Lelaki yang hidupnya tidak punya nilai-nilai itu pergi ke solo dengan kePDan yang bukan maen banyaknya. Tentu ditambah rasa penasaran yang juga bukan maen banyaknya. Ternyata semua itu dibayar impas pas dia liat Afrizal Malna. Lelaki yang hidupnya tidak pernah jelas itu girang bukan kepalang dalam hati. Ia bertemu dengan orang yang telah membuat perempuan-perempuan di dunia ini jadi berpikiran bejat. Ia ingin membalas dendam, ia ingin membunuh Afrizal biar kepalanya bisa dijadiin lapangan golf. Golf adalah olahraga yang dibenci lelaki tokoh kita ini. Karena itu, ia ingin membangun lapangan golf di kepala Afrizal yang sudah membuat kepalanya jadi lapangan basket. Basket adalah olahraga yang dibenci Afrizal. Maka dimulailah misinya untuk membunuh Afrizal. (alesan membunuh Afrizal tentu saja lebih dari satu; tebak apa saja, hayo!!!)

Di hari pertama, ia memata-matai ke mana saja Afrizal pegi. Ternyata selama seharian Afrizal ada di warung, dari makan, ngopi, kencing, nerima temen, hunting foto, ampe godain cewe. Afrizal yang jelasjelas lebih kaya dari lelaki kesepian kita ini bisa bertahan sampe lebih dari 18jam di warung itu. Tapi berhubung toloh cerita kita ini miskin, akhirnya tokoh cerita kita ini meninggalkan warung itu setelah 2 jam memata-matai Afrizal dengan pura-pura godain pelayan warungnya. Malamnya, lakon utama kita ini tahu di mana Afrizal tidur. Ia pun melakoni peran utamanya; meletakkan beberapa mercon dan kembang api di luar kamarnya. Ketika dinyalakan, mercon dan kembang api itu malah meracau puisi-puisi orang-orang. Lakon kita kebingungan. Ia sembunyi di angkringan. Ia takut lakon utamanya ketauan. Ia belum sampai di misi puncak, maka ia khwatir jika lakon utamanya ketauan. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata tidak ada reaksi yang menghebohkan dari orang-orang. Ia lega, ia akhirnya mesen es teh sambil mikir cara apa yang tepat untuk membunuh Afrizal.

Hari kedua, lakon utama kita ini terpana dengan seseorang yang terkenal. Sangking terpananya, dilupakanlah soal misi membunuh Afrizal. Ia mengikuti ke mana si orang terkenal yang bikin ia terpana ini pergi; ke depan, ke belakang, ke kanan, ke kiri, ke bawah, ke atas. Sampai akhirnya lakon kita ini ditegur si orang terkenal itu untuk melihat anak-anak kecil yang ia asuh. Lelaki kita ini makin terpana melihat anak kecilkecil. Ia ingat masa lalunya. Ia merasa jadi ingin kembali jadi anak kecil. Perasaanya sekarang menjadi ramai, ia tak kesepian lagi. Ia lupakan semua rencana dan misi pembunuhan Afrizal.

Hingga di malam hari keduanya!! (saya merasa perlu diberi backsound di kalimat ini. Maka kun fayakun!!;) jreng, jreng!!jreng, jreng!!jereng jereng jenger jereng!!jereng ngejer ngejer genjer!!!!jereng jreng jreng, genjer!!!!!

Di malam keduanya di solo, ia menemukan kepala Afrizal tepat di depan matanya. Oh, saudara-saudara pembaca....betapa senang bak sedang dimadu asmara si lakon utaman kita ini. Ia perhatikan baik-baik kepala Afrizal. Ia hapalkan setiap detil uratnya, ia hapalkan titik-titik tempat rambutnya tumbuh, ia perkirakan jika ada ketombe yang mungkin saja bisa bertahan di kepaa Afrizal. Ia puas sudah membaca kepala Afrizal. Maka ia pun bangga gilang-gemilang!!

Ia sampaikan kebangganya pada temanya. Ia pamerkan kehebatan dirinya. Oh bukan maen cemerlangnya otak si toko utama kita ini. Ia jadi lelaki yang tidak kesepian karena merasa mengerti setiap detail kepala Afrizal. Hingga.........

Tak ada seorang pun yang menanggapi ajakan taruhanya. Ia kembali jadi lelaki kesepian.

Oh absolutisme, pergilah dengan buah durian yang ada di dada, pergilah!!Biar puas kepalanya jadi buah manggis; kecut!!

Friday, October 8, 2010

Pergi di pagi hari

Mengapa pergi di pagi hari
Dari matamu, tak pernah ada dosa
Lampu-lampu kota
Lupa membawa adzan subuh

Di pagi hari,
Perjalanan adalah penciptaan
Tuhan mencipta kenangan
Malaikat mencipta langkah-langkah
Lalu lintas kota mencipta rahasia
Pori-pori mukamu yang membesar

Perasaanmu gampang terbakar
Tak akan kau rasakan asal mula

Monday, October 4, 2010

Bermanfaatlah!Agar kita tidak menyesali masa depan.

Saya percaya betul betapa kesia-siaan adalah hal yang sangat merugikan. Saya sangat percaya dan sungguh ingin memegang teguh prinsip itu. Tapi seringnya, saya orang yang sangat terlalu banyak mencari kejelekan orang lain dan mencari kebaikan-kebaikan diri sendiri (anda pasti tahu itu berfungsi buat apa kan?!; menaikkan kepercayaan diri sendiri)
Malem ini, saya buka fesbuk temen. Di statusnya dia bicara soal betapa meruginya orang yang menyia-nyiakan waktunya. Apalagi buat masa depanya; dia akan merugi berat hingga menyesali betul telah berada dalam kesia-siaan. Jika seseorang tidak berada dalam kesia-siaan dia akan banyak mendapat banyak imbalan dan manfaat karena telah memanfaatkan hidupnya. Saya, dan pasti anda akan tersentuh setelah baca status itu. Kita merasa termotivasi, paling tidak ya merasa nyaman dan menyetujui kalimat status itu.

Lalu saya berimajinasi suatu hari bertemu dengan orang itu, sebut saja namanya kumbang. Dia berbicara banyak hal tentang hidup pada saya, semacam menceremahi, karena dia lebih tua daripada saya. Saya hanya meng-iya-iya-kan saja setiap omonganya. setelah 2jam diceramahin, saya pun pulang. Di perjalanan pulang, saya bertemu perempuan, sebut saja namanya kembang. Ia menceritakan banyak hal mengenai kumbang, dan kebanyakan bercerita mengenai kejelekanya. Anda tahu kan saya kemudian ada di posisi gimana?!: bingung mau nanggepin apa.
Saya yang cenderung percaya pada kembang dan tidak percaya pada orang narsis menjadi agak labil menanggapi kejadian itu. Akhirnya saya pergi ke gua selarong; menepi, merasakan cita rasa saya yang hilang entah di mana. Saya cari-cari cita rasa saya itu, saya cari cari. Dari ujung kaki saya yang berdarah, saya dapatkan sajak acep:

Aku mencintaimu
Dengan lambung yang perih
Pikiran yang dikacaukan harga susu
Pemogokan serta kerusuhan yang meletus
Di mana-mana. Darah dan airmataku tumpah
Seperti timah panas yang dikucurkan ke telingan
Kubayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu
Yang lumpuh. Tanpa menunggu seorang pemimpin
Aku mereguk bensin dan menyemburkannya ke udara
Lalu bersama mereka akumelempari toko
Membakar pasar, gudang dan pabrik
Sebagai pernyataan cinta

Betapa menyedihkan mencintaimu tanpa kartu kredit
Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan
Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi
Dari gempa dahsyat. Kuda-kuda menerobos pagar besi
Anjing-anjing memercikkan api dari sorot matanya
Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu
Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya
Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi
ke tengah-tengah kota


Aku berjalan dengan membawa kayu di punggungku
Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan
Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama
Kudengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu
Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku
Menjadi halilintar yang meledakkan kemarahan
Pada tembok dan spanduk. Aku mencintaimu
Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paru
Aku mencintaimu dengan menghisap knalpot
Dan menelan butiran peluru


Acep melukiskan kelelakian saya lagi, acep menggambarkan diri saya, acep mengajak saya kembali lagi ke cita rasa saya lagi yang dulu: cinta tidak cukup dengan perasaan saja, bung!!Ia perlu duit!!Ia perlu modal. Dan kamu sudah kalah modal, bung!!Kamu itu miskin!!
Maka saya pun tertawa dengan kesadaran yang ditimbulkan acep itu. Dan acep pun mengajak saya kembali ke cita rasa kelelakian saya yang dulu:

Wahai kau yang diselubungi asap
Wahai kau yang mengendap seperti candu
Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin
Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin
Tunggulah aku yang akan segra menjemputmu
Dengan sebotol minuman keras


;Oh gadis manis yang membawa keperawanan surga, aku akan memilikimu dengan keputus-asaan, dengan kerinduan yang berubah jadi kesepian, dengan kesia-siaan yang merugikan dan tidak pernah bermanfaat!!Oh gadis manis yang menjanjikan cinta-cinta Tuhan, berubahlah jadi malaikat atau bidadari, berubahlah jadi bunga tulip yang cuma mekar di belanda. Berubahlah jadi taman-taman kota yang lebih indah dari malioboro. Biar puas kucumbui kau dalam ketidakberdayaan.

Setelah acep berubah jadi jibril bagi diri saya, saya pun turun dari gua selarong bak pendekar wiro sableng; penuh kenekadan, penuh keberanian dan tentu saja penuh ketololan. Saya pun menemui kumbang. Saya berucap padanya; " hei bung, ternyata anda memang lebih jagoan daripada saya. saya kalah berhadapan dengan anda"
Berikutnya saya ketemu kumbang, saya mau ngomong gini ke kumbang; "hei neng, saya akan pergi berkelana mencari golok naga geni saya yang kau hilangkan itu!" tapi ternyata saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya salting, bingung antara mau jadi kayak wiro sableng ato kayak sinchan. Dan ternyata saya menjadi sinchan. Saya tidak berdaya menghadapi perempuan. Dan acep tertawa ngeliat tingkah saya, lalu ia mengucapkan selamat.



Acep di sini maksudnya itu ya Acep Zamzam Noor yang bikin puisi "Pernyataan Cinta" yang sebagian besar isinya saya kutip itu.
G ngerti Acep Zamzam Noor itu siapa??Goblok banget kamu!!!!

Thursday, September 23, 2010

Perburuan

: E.B.S

Di atas karpet bacin, lautan sajak, serta malam pembiusan
Udara di tengah kita semacam benang-benang kusut
Antara mampu-tak mampu, percakapan adalah belantara
Labirin yang menyesatkan angin tubuhmu

Di antara makna-makna, mimpi dan nafas-nafas kejadian
Bumi yang pupus ada di pikiran, sedang tubuh adalah rapalan doa-doa
Maka, tak ada simpati untuk segala yang jumpalitan di perasaanmu

Di tiap gerak alam, gerak manusia, serta gerak gedung-gedung
Usia cuma detik-detik lamat yang mempercepat gerakmu
Di sejarah kami. Hari-hari luluh di keringatmu yang kekal
Tak ada yang pergi, tak ada yang datang; cinta adalah kesendirian

Di antara perempuan, uang, dan loncatan logika kesepian
Dinding-dinding tak pernah lebih liat dari otot. Sebab itu ia kalah
Membatasi rindu dan isi dada yang membuncah di pantai dan kota-kota

Di dalam ampas kopi, kecut keringat serta sisa-sisa ingatan
Kau akan hilang di bumi yang pupus oleh rahasia. Tubuhmu
Melupakan kata-kata. Rumahmu menderu, meminta rindu
Ke darah asalmu yang lembut menaikkan bulu kuduk

Saturday, September 18, 2010

Penghabisan

Bulan redup di dadamu.
Lampu kota ikut sunyi. Udara temaram.
Asap rokok, lalu sejumlah alkohol.
Sisa hujan membawamu masuk malioboro.

Malioboro membuatmu kental.
Sisa hujan di senyummu menggumpal.
Membentuk danau-danau, melayarkan waktu.
Malam berubah jadi biru. Kau jadi udara di paru-paru.

Monday, September 13, 2010

Di Magelang kita membuat telur dadar dengan HPmu yang lupa memandikan diriku

Di Magelang kita lupa ingin mendapat apa. Semalam seluruh kolam renang sudah habis terkuras, sedang di Magelang tidak ada laut atau danau yang cukup untuk mendinginkan mobil-mobil milikmu. Kita cuma makan sendiri-sendiri, berenang sendiri-sendiri, senyum sendiri-sendiri. Pagi hari Magelang tak lebih dari lagu dangdut pantura yang membikin lelaki patah hati dan horny sekaligus. Hanya padamu, hatiku sudah terlanjur diberikan. Padahal di Yogya dan Jakarta masih ada buah zakar yang unjuk rasa dan pamer kekuasaan. Di Yogya juga ada puluhan gadis dan banci yang berjalan-jalan di muka rumahmu.

Lalu tak pernah ada penyelesaian, kita cuma menggoreng telur dadar terus menerus. Diberi kuah ludah Pinkan Mambo. Dengan buah semangka yang masih mekel dan mentimun sisa lebaran kemarin.

Cinta di Magelang sama seperti handphone yang bolak-balik membikin kesal. Di Yogya juga pernah ada cinta macam itu, tapi cinta itu sekarang pindah ke Laut Cina Selatan. Di Laut Cina Selatan, Presiden kita berhubungan badan dengan Ratu Elizabeth sambil menenteng mahkota kerajaan majapahit yang kau sembunyikan di bukit Magelang. Siapa yang main-main dengan rahasiamu?tak pernah ada yang berani kecuali semangkuk bakso yang membikin gairahmu lari ke Jakarta. Mungkin memang di Jakarta cinta bisa bertahan. Cinta bukan buah melon di tengah jalan. Buah melon di tangan tukang jus membuat lupa siapa yang membikin kopi di pasar nanti sore. Kita tak mungkin jadi bendera merah putih, atau pengganti lambang Pancasila.

Kopi di pasar menutup rahasia. Aku ingin minum kopi di pasar, siapa tahu rahasiamu tetap hidup di teh tong tji.

Mantra-mantara dibaca. Buah anggur, rib steak dan sepasang gelas buat wine. Oi rindu yang lupa di mana arah-arah ke kota Magelang, siapa yang tadi malam membawa catatan-catatan ini. Mantra-mantra dibaca. Di utara kita lupa jika ada hutan, di utara kita lupa jika ada cinta Neruda. Lalu kau dimiliki siapa?Tak ada yang mau membawamu ke rumah tetangga. Kue lebaran di rumah sudah habis dan tak ada yang tahu kau dimiliki siapa kan?!Maka jangan lari dari dapur, rasakan teflon baru, kita terus-terusan memasak telur dadar.

Nanti kau tahu kopiku yang dari Mekkah akan singgah di Magelang, membawakanmu air zamzam. Kau akan gila selama semenit, lalu kau akan menyisiri rambutmu dengan sisir milik ibumu yang cerewet itu.

Friday, August 27, 2010

Raditya Dika di semesta blog kaum muda: Stasiun yang sudah mulai tergerus terminal bis.

Stasiun selalu menjadi simbol dari kedatangan, penantian, kepergian, melakolisme cinta, melankolisme perasaan. Macam sajak Acep ini yang berjudul "Tugu":
1
Di stasiun peninggalan kolonial, di bangku hijau
Yang berjejer menghadap rel, seorang perempuan putih
Menyampaikan sesuatu: mungkin isyarat, mungkin juga wasiat
Atau semacam maklumat yang santai
Tentang cinta yang langka. “Tahun depan aku kembali,” bisiknya
Dan perempuan putih itu (sebut saja demikian karena kulitnya terang
Karena kontras dengan kebaya luriknya yang kelam) berdiri dan berjalan
Ke pinggir rel, menyongsong datangnya kereta
Dari timur kereta datang. Rel bergetar, dinding ratusan tahun bergetar
Tiang besi, atap seng, gantungan lampu, jam besar
Semua bergetar. Dari timur kereta kusam yang bersaput debu
Datang dengan tulisan di badannya: Biru Malam
Seorang lelaki berkacamata hitam melambai, tapi lunglai
Seperti adegan film India. Lelaki itu
Tak bisa menahan bergulirnya airmata
(Padahal rambutnya gimbal, memakai gelang dan anting
Serta sebuah tato binatang di lengan kirinya)
Jarum pada jam seakan terdiam, seperti tiang besi yang dingin

Saya yakin anda tidak bisa menyangkal betapa eksotisnya sajak Acep ini. Seperti gadis jogja yang sedang membawa senyum kedamaian kota, sajak ini pasti begitu mudahnya masuk dan merasuki pikiran anda: menggoda anda buat menikmati yogya. Sajak ini membuat hasrat kita menyimbolkan stasiun jadi terpuaskan: seorang perempuan putih menyambut kedatangan lelaki yang datang dengan segala riwayat dan isyarat, didahului dengan getaran-getaran dua manusia itu yang menjalar dari rel lalu ke tembok dan berbagai bagian dari bangunan stasiun, sampai akhirnya semua getaran itu jadi airmata, jadi tenaga yang mendiamkan jarum jam, menghentikan waktu.

Stasiun jadi segala haru biru rindu dan emosi. Ia jadi semesta perasaan. Ia melebihi rumah, melebihi kedalaman samudra. Lihat juga sajak Koto yang judulnya "Stasiun Tugu, dini hari":
kereta bergerak, ceritamu retak.
kegalauanmu, sebentuk rasa dingin dan
berisik perjalanan. ritual malam
untuk mengusir jauh-jauh kecengengan
masa kecil; rambut ibu, bantal dan guling.
“setiap kali kau berusaha melupakan, setiap
itulah kau tengah mengingat.”
tak lagi kita dengar derak kereta terakhir
yang berlalu (ataukah pulang) malam ini.

di luar orang-orang cemas menunggu pagi,
menanti perjalanan yang begitu pasti.
“masalalu, seperti juga malam dan derak kereta
tak pernah selesai. tak ada yang bisa dilupakan.
yang perlu kau lakukan adalah mengingat,
memaafkan lalu melewatinya begitu saja.”

ceritaku mengambang begitu saja
stasiun tiba-tiba
menjadi begitu tua.

Anda pasti dapatkan kesan yang hampir sama pas baca sajak Koto itu (Koto menulis sajak itu buat temanya). Stasiun selalu menghasilkan kenangan, perasaan dingin, ingatan yang tak bisa dilupakan: Dan begitulah jika kita berjumpa/berpisah kembali dengan seseorang. Stasiun adalah muaranya.

Tapi, stasiun kereta bagi beberapa orang sudah terasa mulai membosankan untuk diekspose. Walaupun kadang sikap mengekspose itu terjadi karena sifatnya yang tida disengaja. Pengulangan terus menerus membuat kita lama-lama merasa ada di titik jenuh, bukan?!Stasiun dieksplorasi habis-habisan dalam hubunganya dengan perasaan. Tidakkah kita bosan?dan saya menyatakan diri saya bosan. Itulah yang jadi alesan kenapa kemudian saya blogwalking dan nemu beberapa blog baru yang bagus buat masuk ke daftar blog yang saya ikutin. Dan hari ini, setelah jalan kesana-kemari, mentok-mentok saya ke blognya Raditya Dika. Anda tau kan dia siapa?cari di gugel kalo g ngerti!

Saya tahu soal Dika lewat buku kambing jantanya. Heboh banget pas awal-awal buku itu terbit; fenomena baru; tulisan di blog untuk pertama kalinya jadi sebuah karya cetak berupa buku. Dan sampe bukunya Dika yang babi ngesot, saya g pernah sekalipun tertarik buka blognya Dika. Tapi kemudian ada inpotaimen ngasi saya kabar kalo Dika pacaran ama Sherina. Maka kagetlah saya, terkejutlah saya; bagaimana mungkin Sherina jatuh cinta ama Dika, padahal saya sudah make pelet kraton biar Sherina tergilagila sama saya. Maka saya bukalah blog Dika buat tahu dia make dukun mana.

Saya ngebaca blog dika seperti saya baca blog laen: blog dijadikan sarana catatan hidup si pemilik, dan dika nyeritainya dengan bahasanya yang luwes banget. Yupp, dan itulah yang menarik bagi banyak orang. Tapi sore ini, pas sinar matahari lagi judes-judesnya padahal udah sore, pas saya ngebuka blog dika, pas saya berharap nemu sesuatu dari tulisan dika, saya bukan main terkejut; Dika sudah lama tidak posting blog. Artina jangka waktu pstingan antara satu postingan ke satu postingan lama banget; lebih dari seminggu. Dan Dika terlihat tidak biasa kalo udah gitu. Ada apa Dika?

Temen saya ngejawab, "bodoh!dia lagi nerbitin buku dan pastinya dia trip kesana kemari buat promosilah!!...."
Saya nimpalin, "emang Dika miskin banget ya, ampe g punya laptop dan modem buat posting kalo lagi mobile?!"
Temen saya ngebales, "Waktunya yang g ada, bodoh!"
Saya yang bodoh ini menjawab. "OOOOooooo....." sambil grundel dalam hati "masak si g punya waktu?!"

Saya ngerasa punya jawaban lebih tepat daripada jawaban temen saya: Dika lebih enjoy ama twitternya kali ya??kayak orang-orang jaman sekarang itu......
Temen saya balesin, "suka-suka elu dah, dan....aku mau ke E-plaza dulu ya..."

Seperti stasiun, blog adalah tempat segala emosi lebih lengkap tercurahkan. Ia tidak membatasi pendatangnya dengan waktu, dengan jumlah karakter, atau dengan jenis postingan. Ia menerima segala keadaan. Ia bisa jadi semesta. Bagi beberapa rang muda yang punya begitu banyak pikiran, blog adalah sarana yang paling tepat, walaupun twitter dan facebook lebih merajalela. Blog masih tidak bisa dilupakan, masih tidak terasa membosankan. Dan semoga Dika kembali ke jalan yang benar(dan tidak senarsis saat dia launching bukunya seperti saat ini).
Amin!!!!!!!..................

Tuesday, August 17, 2010

Rashomon: film hitam putih yang nyeritain warna abu-abu

Ini film tentang bagaimana orang memandang sesuatu. Bayangin gini: anda dan 2 teman (yangbernama Jancok dan Sundel) lagi jalan-jalan ke rumah temen anda (sebut saja namanya Jangkrik). Ampe di depan kamar Jangkrik, anda mendengar suara uh-ah(tolong konotasikan istilah ini sebagai melakukan hubungan seksual). Anda dan 2temen anda itu pun iseng; ngintip dari jendela kamar yang g ketutup; Si Jangkrik lagi ML ama cewe (sebut saja namanya Awewek) yang ternyata adalah pacar temen anda yang rajin jadi aktivis remaja masjid (yang kita sebut saja namanya sebagai Dombi). 7 bulan kemudian, Si Awewek yang berjilbab besar itu ketauan hamil ama ortunya. Maka warga sekampung menuntut dia untuk dirajam. Tapi berkat Pak Kyai yang bukan main bijaksana dan arif sholehnya, Awewek tidak jadi dirajam. Awewek hanya diminta mengakui siapa lelaki yang telah menghamilinya, agar kemudian bisa dituntut pertanggungjawabanya sebagai lelaki.

Selidik punya selidik, Bapak-ibu Awewek mencurigai Jangkrik dan Dombi yang mengahamili anak mereka. Saya sebagai pengarang cerita ini pun tidak tahu bagaimana ceritanya bapak-ibu Awewek bisa mencurigai Jangkrik dan Dombi. Akhirnya mereka berdua dikirmin email tuntutan untuk segera terbang ke Merauke, rumah orang tua dan daerah kelahiran Awewek. Jangkrik dan Dombi pun kebakaran jenggot. Mereka berusaha mencari teman dan pendukung. Jangkrik menghubungi Jancok, dan Dombi menghubungi Sundel.

Jangkrik bertemu Jancok dan curhat soal Awewek. Jangkrik minta bantuan Jancok buat bersaksi di depan orangtua Awewek kalo Jangkrik sama sekali g punya hubungan deket ama Awewek. Bahkan Jangkrik minta tolong ke Jancok buat ngaku kalo Jancok pernah liat Dombi dan Awewek lagi ML di kantin kampus pas malem jumat 7bulan kemarin.Jangkrik juga sekalian minta Jancok ngaku kalo pas ngeliat Dombi ML ma Awewek,ia ngeliat darah perawan awewek. Atas kemauan kesaksian Jancok itu, Jangkrik mengahdiahi Jancok segepok duit 35juta rupiah plus pacaran ama 5 cewe cantik selama 2 tahun penuh. akhirnya kesepakatan mereka tercapai dengan senyum yang samasama puas. Lalu mereka berdua pergi sambil pegang-pegangan tangan buat nonton konser dangdut.

Di tempat lain, Dombi ketemu ama Sundel di halaman Masjid Istiqlal. Malam hari yang dingin di halaman masjid itu Dombi curhat plus nangis bombay ke Sundel soal email tuntutan orangtua Awewek. Sundel yang punya solidaritas tinggi dan rasa kesetiakawanan tanpa pandang teman merasa bersedih. Ia pun nangis bombay. Di antara sesenggukan bombay-nya, Dombi merasa ia mengalami perasaan paling ironis di dunia mengenai arti persahabatan: ia tahu dan yakin betul jika Jangkriklahyang mestinya bertanggung jawab atas hamilnya Awewek. Tapi Sundel yang juga tidak mau mencelakai Jangkrik merasa bingung dia harus bercerita ke Dombi atau tidak. Sundel cuma bisa nangis bombay sambil liat menara gereja Advent ama ke lapangan banteng: ia bayangkan dirinya adalah Pak Karno yang tidak ragu mengambil keputusan. Dombi bingung, Sundel bingung. Dombi minta tolong Sundel buat nemenin dia ketemu orang tuanya Awewek, sambil janjiin plesir ke Raja Empat plus wista indehoy ke lokasi-lokasi perempuan eksotis papua. Sundel mau menemani Dombi ke merauke. Tapi ia masi berpikir apa dia baiknya menolong Dombi saja daripada menolong Jangkrik.

Nah, apa yang terjadi saat keempat orang itu bertemu keluarganya Awewek?pastilah omongan-omongan yang berbeda dari empat orang yang ada. Pastina keluarga si awewek ngerasa bingung kan?!mana yang bener, mana yang salah. Dan itulah ang terjadi dengan film Rashomon.

Film ini nyeritain adanya 4 orang yang bersaksi soal matinya seorang samurai. Ada Penjahat jalanan yang namanya Tajomaru, ada penebang kayu yang katanya nyaksiin langsung pembunuhan si samurai, ada istri si samurai yang namanya Masako, dan pastinya ada si samurai yang terbunuh itu sendiri (yang dihadirkan cenayang/dukun buat bersaksi). Film ini nyeritain tentang betapa rentanya sebuah kesaksian yang tanpa bukti konkret. Film ini ngasi istilah "rashomon effect" di dunia akademis. Efek dari kesaksian yang tanpa bukti konkret itu adalah kebenaran yang subyektif, kebenaran dari sudut pandang personal, kebenaran yang sering kita alami akhir-akhir ini. Film ini menunjukkan betapa relatif, membingungkan dan absurdnya sebuah kebenaran jika berdasarkan pandangan subyektif. Setiap personal memiliki kebenaranya sendiri terhadap suatu masalah dengan didukung berbagai motivasi personalnya sendiri-sendiri. Film ini meminimalkan motivasi itu/hampir meniadakan. Tapi kita dapat meraba-raba/menduga-duga dikit-dikit. Dan inilah yang diceritain film ini, dugaan, spekulasi, perkiraan tidak cukup buat menyatakan kebenaran, ia perlu didukung bukti konkret.

Lalu yang jadi pertanyaanya adalah: gimana kalo ngomongin Tuhan?ato kesaksian orang-orang yang mengalamin stigmata, atao orang-orang yang ngalamin kejadian pernah ketemu mahkluk gaib ato orang-orang yang ngaku jadi nabi. Sebut saja begini; gimana membuktikan suatu kebenaran suatu masalah kalo masalah itu ada di luar akal manusia/imanen?Apakah mereka benar atau salah?ataukah mereka lagi make jurus relativitas kebenaran??

Friday, August 6, 2010

Sebotol cola di samping layar membawa saya sadar soal cahaya yang malu-malu keluar dari awan mendung

Saya kadang g paham tentang pagi hari. Di pagi hari semua kekacauan dan keteraturan dunia dimulai. Di sana, kita, manusia, ada dalam posisi yang ambigu; tidak jelas akan menghadapi apa saja plus berada dalam perasaan nyaman; kenyamanan yang ilutif. Yang bikin saya g paham, pagi hari sering mendapat banyak apresiasi bagus, indah, ciamik, mantab dan banyak apreisasi yang cenderung postif lainya (belum ada survei pasti si). Saya manusia yang belum nemu jati diri ini berada dalam posisi g paham, bagaimanakah pagi membuat perasaan kita sangat positif. Saya sering ketakutan dengan perasaan yang kadang bersifat ilusi itu. Tuhanku yang Maha Baik, tidakkah kita selalu mengerti hambamu ini ada di mana?!

Saya kadang g paham tentang nasihat, saran, simpati. Di dunia ini banyak sekali saya liat nasihat, saran, simpati dan banyak bentuk gagasan/ide yang cuma jadi omong kosong. Saya tidak paham bagaimana kita bisa bertahan dengan omong kosong dan kerja setengah-setengah. Dan sikap NATO ini lebih diminati, alesanya karena orang menilai orang lain dari omonganya. Bayangkan betapa kacaunya keteraturan yang diciptakan oleh alasan itu. Keteraturan itu mencipta dilema, membuat kita berada di pilihan tolol. Saya katakan tolol karena sepertinya ada semacam keterpaksaan yang membuat kita merasa, maaf kalo lebay, mengkhianati diri sendiri. Aih Tuhan, Tuhan yang Maha Tenang, siapakah pemilik riuh kesadaran dan ketaksadaran ini?

Saya kadang g paham tentang objek keindahan. Senja warna orange, cahaya matahari yang semburatan ddi awan mendung, perempuan/lelaki cantik/cakep. Bagaimana sedari kecil kita didoktrinasi oleh lingkungan dan dunia untuk memahami keindahan dalam mainstream umum?rasakan semuanya dengan perasaan. Apakah buruh lulusan SD paham di mana letak keindahan Bertha, andaikan pun ada, brapa persen si?Apakah seorang Andien menikmati betul pas bergoyang dangdut (yang saya artikan sebagai memahami keindahan)?Oh Tuhan yang membuatku merasa rendah, tidakkah bisa kau damaikan hatiku agar kutahu jika kau betul-betul kesempurnaan keindahan?

Saya juga g paham bagaimana waktu tidur kita diatur seenaknya oleh otoritas di luar diri kita. Yang mengerti kondisi kita dan situasi di sekitar kita ya cuma diri kita dan beberapa orang di lingkungan privat diri kita. Kok seenaknya ada orang ngatain kita mesti tidur minimal 8 jam sehari. Alasanya agar kesehatan badan kita tetap terjaga. Saya bayangkan berapa jam waktu tidur seorang buruh pabrik, waktu tidur baby sister, waktu tidur pembantu (pembantu embah saya yang kata tetangga-tetangga embah saya dapet majikan enak aja cuma tidur 5 jam!gmana kalo majikanya beringas?!).

Thursday, August 5, 2010

Rista dalam narasi serampangan

: R.A

Di manakah aku tinggal agar kau bisa mencintaiku?Oi rista, aku cinta kau tapi kenapa kau taruh cintamu di surga?

Rista, cinta yg di surga cuma jadi alat doktrinasi Tuhan yg narsis. Cinta yg di surga membuatmu lupa dunia, ia hanya mengingatkanmu untuk terus berdzikir memuja Tuhan. Oi rista, turunkan cintamu ke bumi.

Rista, cinta terlalu tolol untuk ditaruh di surga. Tapi cinta juga terlalu bagus untuk ditaruh di bumi. Cintaku adalah rindu berlebih yg membuatku tidak ingin ke surga. Cintaku bukan kesakitan berlebih yg membuatku menikmati tinggal di negara ini.

Tuesday, June 29, 2010

Prosa cinta untuk kau

: R.E

Cobalah kau jatuh cinta, biar nanti kau tahu kenapa ibumu sangat cinta kau. Ibumu mungkin saja sudah purna dengan perasaan saat ini, tapi apa kau tahu berapa banyak perasaan yang ia rasakan saat ia seumuran kau, saat ia harus merasakan makna dan beberapa perasaan cinta. Cobalah jatuh cinta, kalahkan dirimu, karena kapan hari nanti kau akan menang dengan senyuman, dengan segala bentuk paripurna Budha, dengan segala bentuk paripurna ibumu yang cinta kau sampai tulang sumsum.

Cobalah jatuh cinta, biar nanti ibumu tahu jika kau memang titisanya dari Sang Agung. Karena kau tahu, kaulah penerus rahim ibumu, yang akan melahirkan anak-anak rohani, anak-anak Tuhan: yang tidak sekedar merasakan hidup manusia, tapi ia juga merasakan perasaan alam, perasaan hewan dan tumbuhan, perasaan angkasa, perasaan surga-neraka. Ia yang kelak akan meneruskan cinta adam-hawa, ayah-ibumu, dan ia yang akan meneruskan cintamu.

Cobalah jatuh cinta. Sebab cinta lebih sulit dari kuliah, lebih memuakkan dari mencari pekerjaan, lebih menjengkelkan dari hidup. Tapi cobalah jatuh cinta, sebab kau akan berada di pilihan paling benar untuk membuka dirimu, untuk menyatakan pada dunia jika kaulah manusia yang teguh dengan dirimu, yang tidak sekedar ilusi. Cobalah jatuh cinta agar kau makin kukuh dengan kakimu, dengan dirimu, sebab cinta adalah hal dasar untukmu saat kau menyembah Tuhanmu, sebab cinta adalah hal paling dasar saat kau berhubungan dengan manusia, sebab cinta adalah hal paling dasar saat kau berhubungan dengan alam.

Sunday, June 20, 2010

Stop liputan bokep Ariel-Luna-Cut Tari

Saya lakilaki biasa. Saya suka video bokep, saya seneng foto-foto bokep, saya seneng hal-hal yang berbau bokep. Apalagi pas video bokepnya cut tari keluar, saya sangat senang, senang sekali. Secara cut tari adalah perempuan yang saya bayang-bayangkan suatu hari nanti saya bisa ML denganya. Siapa yang tidak suka dengan perempuan macam cut tari; rambut tebal-panjang, muka cantik, bodi elegan, dan senyum yang bikin hanyut itu. Saya yakin anda suka. Dan saya juga yakin Rhoma Irama (kampret itu) juga suka. Saya tidak terlalu suka Luna Maya. G tau knapa. Walaupun saya sering beralasan make kartu XL karena ada Luna Maya jadi bintang iklanya.

Okey, bolehlah ini dikatakan sebagai motivasi, alesan pribadi saya kenapa saya jengah dengan liputan-liputan soal Ariel-Luna-Cut Tari. Tapi alesan saya lebih dari itu. Kita suda over nee...sudah melebihi kewajaran kita (yang sudah terlampau krisis ini)

Tidakkah kita sudah terlalu banyak diteror dengan liputan gosip dan isyu murahan?!Yang anak SBY jadi sekjen demokrat-lah, yang mantan HMI dan anggota KPU yang penjilat itu jadi ketua partailah. Yang anak Ical kawin besar-besaranlah, yang artis jalan-jalan ke Amriklah dan mesti diliput pulalah. Yang Presiden sok-sokan umroh dan buka muktamar dari madinah-lah. Tidakkah ada berita yang lebih realistis dan ngasi pengaruh positif besar buat kita?

Kalo emang tidak ada. Hentikanlah segala bentuk berita negatif buat masyarakat ini. Terutama berita video ariel-luna-cut tari. Mereka bertiga itu manusia. Wajar aja mereka ngeseks, mereka punya naluri seks. Jangan sok ngingkari anda-anda (jelas-jelas saya menunjuk orang Jakarta yang penuh bias itu) g tau betapa wajarnya seks di lingkungan privasi anda. Dan selingkuh?what?!apa anda orang Jakarta itu orang paling naif di dunia?engga kan?anda juga tau kan betapa wajarnya orang berselingkuh?!So, please deh, tolonglah anda hentikan berita-berita itu. Gunanya buat anda emang saya yakin cuma satu; sensasi yang ujung-ujungnya duit. Tapi tolonglah, nurani kita makin hancur kalo sudah berlebihan dan berkepanjangan begini liputanya. Tolong hentikan.

Kita sudah jengah, bung!Sudah terlalu banyak hal kotor di sekitar kita, janganlah diperparah lagi. Janganlah berada di balik alesan-alesan naif dan sok moralis. Hidup kita butuh refreshing, lebih perlu hal yang idealis kayak filmnya Lola soal TKI, ato filmnya Sihasale soal Tim-Tim. Ayo Bung!!Janganlah diperpanjang ideologi mencari sensasi dan duit itu!Masyarakat emang suka, pasar emang lebih menjajikan, tapi bung, mau ke mana kita kalo cuma jadi robot tukang gosip macem gini?!

Kisah kecil remote TV

: Ariel, Luna dan Cut Tari

Apa sudah berhasil kau tangkap
Remote terbang itu; sayapnya jalang
Pikiranya mandul, ia tak sedih-senang
Ia hanya ingin ke kepalaku, onani di sana

Sejak tadi ia kacau dengan dirinya
Ia ganti saluran-saluran TV kita
Ia meracau soal harga moral, juga cinta

Segeralah tangkap ia, segeralah.
Aku tak tahan dengan ocehanya di TV
Kau cabut baterainya, biar ia bisa kuinjak

Biar ia paham jika ia bukan siapa-siapa
Dan agar kita bisa bercanda tanpa gangguanya
Aku pun bisa lupakan kenyamanan darinya

Asal kau tetap ada di pinggirku
Mengganti-ganti channel TV kita
Meneruskan cintamu yang sejak dulu
Dihalangi cerita-cerita onani si remote

Tuesday, June 8, 2010

Di sini aku cinta kau

Di sini aku cinta kau
Di pekat pinus-pinus, angin terjemahkan dirinya
Sinar bulan bagai sinar fosfor di air musafir
Berhari-hari, semua yang sejenis, berkejaran satu sama lain

Salju berderai dalam tarian dansa
Camar perak turun landai dari barat
Sesekali layar kapal. Tinggi, bintang-bintang yang tinggi
Oh, salib hitam kapal
Sebatang kara

Sesekali aku sadar secepat mungkin, tapi jiwaku telah basah
Teramat jauh laut bersuara dan bergema
Di sinilah dermaga

Di sini aku cinta kau
Di sini aku cinta kau dan ufuk langit jadikan kau fatamorgana
Aku cinta kau di antara banyak hal yang dinginnya tak mau berubah
Sesekali, beberapa ciumanku serupa kapal-kapal baja
Yang jelajahi samudra tanpa batasan arah
Akhirnya aku terlupa, macam jangkar-jangkar tua

Dermaga begitu menyedihkan saat sore tambatkan dirinya
Hidupku tumbuh dalam kelelahan, kosong tanpa tujuan
Aku mencinta apa yang tak kupunya. Kau yang begitu jauh
Segala perasaanku bergumul dengan redup senja
Lalu malam datang dan mulai bernyanyi untukku

Bulan memutar mimpi-mimpi malamnya
Bintang terbesar memandangiku lewat matamu
Dan waktu aku cinta kau, pinus-pinus yang dikitari angin
Ingin menyanyikan namamu dengan daun-daunya yang berdawai

(Puisi Pablo Neruda yang diterjemahin aku)

Wednesday, June 2, 2010

Siapa sajakah perempuan yang perawanya hilang di tangan seniman?

Sebelum saya mau nulis ini, saya ketawa ngeliat status fesbuk temen saya: "Jangan banyak berharap cinta pada seorang seniman.." Saya yang tidak terlalu dalam ngerti soal kehidupan seniman (walopun aslinya saya ngerti gaya hidupnya) jadi merasa konyol baca status itu: bukankah seniman adalah orang yang mengagung-agungkan cinta dan perasaan, tapi kok ya ngapa kalimat temen saya jadi pesimis gitu ya?!

Saya yang jomblo berat ini berharap suatu hari, entah kapan tapi diramalkan sekitar 2 tahun lagi, akan dapat pacar. Ya tentu dong, itu sebuah harapan terbesar dari seorang jomblo berat macam saya. Tapi saya yang jomblo berat ini ternyata bergaya hidup yang sangat slengean, seperti Hari di film "hari untuk amanda" atau seperti Kaka dan Bimbim yang cuek bebek saat dunia sekitarnya bergaya hidup jelas. Saya ini mendekati absurd, bohemian dan kocar-kacir (kata kocar-kacir ini saya dapet dari temen saya yang ngelamar saya soal kapan saya dapet pacar)

Okeyh sodara, 2 paragraf di atas saya tidak tahu arahnya ke mana. Gini aja, saya mau cerita soal pentingnya menjaga kesehatan dan pentingnya punya charger handphone.

1. Pentingnya menjaga kesehatan; anda g begobego amat kan untuk ngertiin gimana pentingnya njaga kesehatan?!ya anda pasti tahulah gimana kalo badan sakit anda g akan bisa ngerasain ereksi ato orgasme. Anda juga g bisa nikmatin enaknya bermain main di sekolahan sambil makan martabak ato anda g akan bisa ngerasain betapa enaknya masakan rumah itu (ya kecuali ibu anda benerbener g bisa masak). Tapi sebenernya sakit itu juga ada enaknya kok. Anda bisa ngerasain betapa banyaknya orang yang menjaga dan ngelindungin anda. Bisa nemu alesan buat makan masakan yang anda beri pantangan (mungkin pas sehat anda ngelarang diri anda buat g makan ayam McDon, tapi begitu sakit kan bisa ada alasan buatmu makan ayam McDon). Anda juga bisa nikmatin betapa empuknya kasur anda, juga bisa ngehayatin isi kamar yang penuh ama foto-foto keluarga anda.

2. Pentingnya charger handphone: kalo ini zaman batu mungkin saya akan panjang jelasin betapa pentingnya charger handphone. Tapi berhubung ini zaman kepala batu, jadi ya g perlu dijelasin ya. Kalo anda kehilangan charger handphone, segeralah beli charger handphone, karena tidak ada yang lebih utama daripada charger handphone. Jangan percaya ama gombalan tukang counter HP buat make desktop. Selalu utamakan charger handphone, karena tanpa handphone anda tidak bisa ngobrol lewat headphone.

Maaf sodara, bukanya apa. Saya ini sedang memperingatkan anda. Bukankah zaman sudah mengajarkan pada kita bahwa nasib adalah kesunyian masing-masing. Yang penting di dunia ini adalah materi, sodara-sodara. Kesehatan, charger handphone dan semacamnya itu mesti dicari lebih dulu, mesti diutamakan, karena siapa tahu besok harga obat-obatan dan charger dah pada naik (absurd tenan, cah!!) tapi masalah kesunyian?kalo tiap jam 12 malam anda ambil air wudlu dan sholat, saya jamin anda dah dapet kesunyian. Sunyi itu g susah dicari. Banyak. Mau nyari yang model apa pasti ada. Mau nyari yang model elvis presley ato model inul daratista juga ada. G ribet.

Nah, inti tulisan ini adalah; jika anda lapar dan merasa sekeliling anda banyak yang mesum (maklum, ni warnet eksis banget ama hal-hal mesum) mulailah anda mencari-cari siapakah artis cewe indonesia yang bakalan bisa mengalahkan julia perez sebagai bom sex negri ini.

Jika kau lupakan aku

Aku ingin kau tahu
Satu masalah

Kau tahu artinya ini;
Jika kulihat
Bulan yang mengkristal di ranting merah
Saat musim gugur yang melambat di jendela
Jika kusentuh
Di dekat api yang membakar
Abu yang tak mampu teraba
Atau keriput tekstur kayu
Semua halnya membawaku padamu
Seolah segala hal
Wewangian, cahaya, logam-logam
Membentuk perahu kecil
Yang berlayar
Menuju pulau-pulau yang kau siapkan untuk kedatanganku

Dan saat ini
Jika pelan-pelan kau henti cintamu padaku
Aku pun akan hentikan cintaku padamu dengan perlahan

Jika tiba-tiba
Kau lupa aku begitu saja
Jangan kau cari aku
Karena aku pun sudah lupa padamu

Jika kau merasa percuma dan gila
Akan angin kemerdekaan
Yang melewati hidupku
Dan kau putuskan
Untuk tinggalkan aku di tepian
Hati di mana asal muasalku berada
Ingatlah
Pada hari itu
Pada jam itu
Aku akan tarik kembali pelukanku
Dan akan kuangkat sauh sejarahku
Mencari pulau-pulau lain

Tapi
Jika tiap harinya
Jika tiap jamnya
Kau merasa jika kau dicipta untukku
Dengan rasa manis yang tak terbilang
Jika tiap harinya ada bunga
Yang mendaki bibirmu untuk mencapai diriku
Duhai cintaku, duhai bagian hidupku
Dalam diriku semua gejolak api itu terpelihara
Dalam diriku takkan ada yang padam atau terlupa
Cintamu menyalakan cintaku, duhai cinta
Selama kau hidup cintaku akan terus dalam pagutanmu
Tanpa pernah meninggalkan aku


(puisi Pablo Neruda yang diterjemahkan aku)

Untuk kedatangan hujan-hujanmu

Ibuku adalah paus, si pengatur lautan
Ayahku angin, ia jelajah daerah utara dan kembali ke timur tiap musim jadi dingin

Selebihnya adalah aku

Pesan dalam botol yang terdampar di pantai
Pasirnya ciuman hangat matahari
Gelombangnya gelegak lagu yang buat aku menari

Yang buat aku meliarkan diri hingga batas-batasku
Hingga akhirnya kau ada di sana

Oh duhai pelaut negri malam yang berlayar sendirian

Samudra menjelma gereja
Dan cuaca jadi keheningnya

Oh pelaut, aku merindu. Masih aku merindu
Atas kedatangan hujan-hujanmu


(puisi Ghe Desafti yang ditranslate aku)

Tak kudapat kau di senja juni

R.A

Cinta adalah senja
Yang tak telat datang

Tak ada ruang tersisa
Tiap dada kita bersiap
Jadi bulan

Waktu tak menunggu
Bintang-bintang
Telanjang pada juni

Tuesday, May 11, 2010

3 idiots: film india yang g seidiot film india lainya

Film ini nyeritain sesuatu yang standard banget; ada 3orang mahasiswa baru yang masuk fakultas teknik dan film ini nyeritain selama mereka di fakultas teknik. Latar belakang ketiganya (terutama ekonomi dan motivasi masuk kuliahnya) yang menjadi warna di film ini. Saya pikir, banyak banget kita nemuin kejadian kayak begini ini di Indonesia. Dan kemudian, film ini menjadi khas india karena; jalan ceritanya yang gampang ditebak, happy ending buanget, dan tentu saja goyang goyang india yang bisa nyelesain masalah yang ada di film ini.

Jalan ceritanya: 3 orang mahasiswa sekamar yang kemudian jadi sobat baik. Satu dari 3 orang itu, jadi orang yang sangat rebel banget terhadap kampus tapi sangat cerdas banget. Dia hadir di kampus dengan latar belakang keluarga orang kaya. Dan biasalah orang kaya pasti punya kemampuan lebih untuk bisa menggabungkan kerebelan dan kecerdasan jadi satu.
2 orang lainya; yang satunya adalah seorang cowo yang berasal dari keluarga yang sangat-sangat miskin. Dia masuk ke fakultas teknik dengan harapan ntar pas lulus langsung dapet kerja dan bisa jadi penompang hidup keluarganya.
Cowo yang satunya lagi berasal dari keluarga menengah india, dari keluarga cowo ini kayaknya kita bisa narik gambaran besar keluarga india; mereka sudah menentukan ke anak mereka sedari baru lahir bakalan jadi apa anakna mereka kalo dah gede ntar. Mereka rela berkorban banyak agar si buah hati harapan keluarga bisa mencapai mimpi keluarga. Kurang lebihnya kayak si babe dan keluarga si doel di cerita "si doel anak sekolahan"; keluarga yang sangat tuff dan kuat. Sayangnya, si anak buah harapan keluarga itu g sama harapanya dengan keluarga soal pekerjaan apa yg dilakoninya buat nopang hidupnya.
Nah 3 orang ini ngejalanin hidup mereka di asrama dan kuliahan. Film ini ceritain hal itu dengan alur cerita flashback. Dan ini yang spesial dari film ini; cara penceritaan dan bagaimana visualisasi penceritaanya.

Happy ending buanget; salah satu alesan knapa saya agak benci india karena itu, semua masalah selalu happy ending. Dan di film ini happy endingnya adalah happy ending buanget.
Goyang-goyang India; jeleknya film ini ya cuma 3; jalan ceritanya yg gampang ditebak (masih bisa ditolerir banget kalo ini), happy ending buanget (yah, masih okeylah buat ditolerir). Tapi goyang-goyang india jadi suatu kesalahan fatal buat film bagus ini; benerbener g bisa dimasuk akal, gmana caranya benerin hasil praktikkum dengan nari-nari india (di kamar mandi pula)

Selain 3 kesalahan itu, dan soal animasinya yang kerasa ada kasar-kasarnya, film ini asek banget secara keseluruhan.

Friday, May 7, 2010

Senja di kepala rista

Senja jadi sepi
Rista tak menepi
Angin mencari camar
Awan hilang
Angin ngambang
Rista hendak jadi malam

Senja di rista
Membayang waktu
Daun-daun jatuh
Bangku-bangku kosong
Kata-kata datang-pergi
Burung-burung imigrasi
Ke matamu yang merindu
Yang tak berbuat
Seolah senja adalah fajar

Saturday, May 1, 2010

Senja di smoking room

:R.A

Aku tak tahu mencari apa
Di asap rokokmu
Hatimu bening, rinduku pilu
Senja menawarkan gedung-gedung
Untuk percakapan
Kata-kata dan harum tembakau
Berharap kita diam
Di kenangan ruangan ini
Mempersempit dingin
Yang makin sunyi

Aku tak mengerti perihal
Pencarian. Cinta itu
Serba terlanjur
Kata-katanya beku
Sebagai polusi
Mencari jalan baru
Kenangan pergi,kenangan datang
Mau ke mana kita