Tuesday, December 8, 2009

Banci TV

Kita sering denger katakata bijak dan penuh nasehat dari bapak-ibu elit kita yang cenderung populer dan seringnya kita gampang percaya dan gampang terbuai ama mereka. Maaf maaf, kalimatku njlimet.

Di zaman postmodern yang artina alat komunikasi massa adalah hal paling utama di dunia ini, kita sering terkecoh ama orang-orang yang dipopulerkan oleh alat komunikasi massa. Alat komunikasi massa yang paling populer saat ini adalah TV, radio, internet, koran. Tentu saja da banyak lage alat komunikasi massa tapi yang paling bisa menjangkau begitu banyak masyarakt kurang lebihnya ya tiga hal itu (kalo mau nambahin, nggih monggo...). Di tiap alat komunikasi massa ada kesempatan untuk mempopulerkan diri. Mempopolerkan diri bagi saya cenderung ke pengertian mengkomunikasikan ke masyarakat tentang dirinya sendiri dengan fungsinya dan harapan yang dibebankan padanya yang berkaitan dengan masyarakat. Ketika seorang individu sudah mempopulerkan diri lewat alat komunikasi massa, tahap berikutnya adalah 'tersihirnya' masyrakat kita. Setelah tersihir, tahap berikutnya adalah mati idelaisme (wakakakakakaka...bahasaku!)

Saya ini sedang jengkel dengan begitu banyak individu yang menggunakan celah di alat komunikasi massa untuk menarik simpati. Ga cuma di bidang politik, tapi di bidang dakwah agama yang katanya suci (tapi ndilalah...bagi saya kawasan itu menjadi tidak suci lage oleh mereka yang katanya membuatnya jadi suci) ato di dunia musik kita. Setelah mereka menarik simpati, setiap katakata dan kalimat dan perbuatan yang mereka menjadi seperti sabda suci dan harus direstui dan atau harus ditiru dan atau harus dilakukan. Menyihir massa dan membuat masyarakat begitu kagum ini yang membikin saya jengah. Kenapa elit-elit kita yang punya banyak duit dan tahu bisa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi massa malah membuat masyarakat kita semakin kacau-balau dan bodoh?
Saya belum nemu jawaban. Tapi yang jelas, tingkat ketergangguan ide di masyarakat saya yakini semakin parah. Dan itu artinya pemobodohan.

Pun, masyarakat juga tidak menyadari betapa mudahnya mereka dipengaruhi.

Food is Love (sampai lakilaki pun kalah)

http://dapurnegeridongeng.blogspot.com/

http://dapurnegeridongeng.blogspot.com/search/label/Indonesian%20Culinary

Food is Love (sampai lakilaki pun kalah)

http://dapurnegeridongeng.blogspot.com/

http://dapurnegeridongeng.blogspot.com/search/label/Indonesian%20Culinary

Terkapar

Sifat-sifat kudus dari duka
Menyeret wajah ke gelap
Sajak dan gaib air mata
Menjalin hasrat basah
Kesederhanaan jasad tubuh
Tak jua menjadi sunyi

Tak juga ada sentuhan
Dari Maria yang mengkuduskan luka

Tak juga ada pelukan
Dari musim semi yang menasbihkan rindu

Penjelasan tentang diri saya

Saya sedang bingung dan saya tak tahu apa yang saya bingungkan. Saya mau aneh dan sayangnya saya sudah aneh. Saya mau gila tapi ternyata sudah banyak orang gila. Saya mau menang menghadapi dunia tapi sayangnya saya selalu kalah tiap berusaha. Saya mau berjuang tapi anehnya saya selalu ketakutan. Saya mau bersuka ria tapi sayangnya saya terlalu melankolis. Saya mau terbuka tapi sayangnya begitu banyak blontang-blonteng di diri saya. Saya ingin berani tapi jijiknya saya tak berani. Saya mau berkehendak bebas tapi anehnya saya bukan jenis orang yang bisa bebas. Saya mau mengalah tapi kontrol saya selalu mengatakan saya harus egois. Saya mau jadi orang kaya tapi bingungnya saya selalu ga bisa kaya. Saya ingin punya tujuan tapi sayangnya saya terseret arus. Saya mau jadi gentleman tapi parahnya saya cuma lelaki biasa.

Saya mau jadi seorang lelaki yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Lebih gagah dari seorang tentara. Lebih kaya dari seorang Ical. Dan tentunya saya bisa bermain dengan banyak mainan hidup bernama perempuan. Atau paling tidak memulihkan jati diri saya yang rasanya sudah jatuh entah dimana (halah...mulai...). Saya juga tertarik jadi orang jelas dan sesuai harapan dunia (???????).

Saya ingin setiap pagi disambut dengan senyum tawa dan kecup kekasih (saya jadi inget tandabaca, situs dengan motto yang absurd....). Saya ingin roti bakar dan coklat hangat. Saya ingin tertawa, saya ingin menangis, saya ingin bahagia, saya ingin bersedih, saya ingin jadi manusia dalam satu waktu. Saya ingin jadi jelas oi!Jacok!!

Memang kau tak kenal siapa diriku!Aku ingin menjadi hantu yang menikmati janji paling bayi dari hidup. (aduh...absurd kan motto ini?seperti itulah jika kita membaca hidup yang penuh heroisme ini, halah.....)

Apalage ya yg pngen saya tulis?Tolong dong Tuhan.......Tuhan....aku tau disana ga ada koneksi internet, tapi yo mbok tulung, kulo niki nyleneh. Kulo niki, nggih nyuwun pangapunten nggih, tapi nggeh pripun, kulo niki lage nyleneh bin ajaib. Padahal kulo niki wes gede, nggih mpun umur telunglikur, tapi kok nggih tasih mboten beres tingkah'e kulo niki....oalah cah, cah....dab, dab....cok, cok.....hhhhhhhhhh..........

Lage auk

Sejarah kata absurd:
1. Diawali oleh buku pelajaran IPA sewaktu SD, yang memberi penjelasan tentang bagimana seorang lelaki dan perempuan bisa menghasilkan anak. Waktu saya kecil, say tidak mengerti pelajaran apa itu. Akhirnya waktu itu saya dan seorang teman perempuan saya sering bermain kelamin berdua di belakang sekolah, saya ngotak ngatik kelamin si permpuan, dan si perempuan ngotak ngatik kelamin saya. Sungguh, saya masih polos waktu itu jadi tak tahu jika perbuatan itu berjenis cabul. Yang saya tahu dan memotivasi saya untuk berbuat seperti itu adalah pikiran saya terhadap pelajaran biologi tentang kelmin yang bagi saya waktu itu absurd.

2. Beberapa teman saya sering mengatakan kata ini terhadap seseorang lain jika tidak paham tindakan dan cara berpikir orang lain tersebut. Dan sayangnya selama beberapa lama saya bergaul dengan orang orang yang berkategori absurd yang akhirnya menulari saya dengan kosakata baru; 'absurd'.



JAdi begini ceritanya saudara-saudaraku yang kucintai dan kuhoramati dan kuhargai dan sering kumaki-maki, bulan ini blan ramadahn kan?artinya bulan puasa kan?artinya ada acara mudik kan?artinya begitu banyak arti penting bagi kehidupan umat berbangsa dan bertanah air kan?artinya mau ga mau kita didesak gaya hidup kan?artinya mau ga mau, sadar ga sadar kita sebagai individu mesti nurutin arus besar kan?artinya saya sedang meratapi diri sendiri kan?ya itulah maksud saya!!Meratapi diri sendiri.............!!!!Asulah!!!

Sejarah kata Asulah:
1. Saya benci anjing dan anjing benci saya. Karen kami kompakan saling membenci, akhirnya kami tak pernah menyapa hingga kami berdua naik ke surga dan didamaikan oleh malaikat kucing.

2. Ini adalah sebuah makian gaya baru yang diciptakan dengan sangat sempurna dan jenius oleh beberapa mahkluk absurd yang menyukai anjing dan yang membenci anjing. 'Asulah' adalah semacam kesepakatan damai antara dua kaum yang merasa memiliki hubungan langsung dengan anjing.


Jadi, setelah membaca shoutmix di blog ini dari satpam beranda, saya jadi makin meratapi diri saya.
Beberapa jam tadi saya meng-SMS 3teman saya. Isinya semacem pernyataan kalo saya g pengen punya anak dan istri. Beberapa hari kemaren saya juga dimakimaki soalnya aku ngomong macem gitu. Aku jadi binun dong, apa apaan ini, kok prinsip hidupku diejek-ejek, tentu dong, sebagai kaum aktivis yang selalu memberontak walaupun ga tau apa yang diberontak, saya berpikir ulang sampe akhirnya dalam 2hari uban saya jadi tambah aneh bentuknya. Nah, hubunganya ama shoutmix itu apa?akhirnya karena uban itulah saya mendapat jawaban dan ilham dan hubungan yg coba aku pastikan jadi hubungan yg jelas!

Saya butuh tatih tayang?tentu saja dan pastinya, tapai bagaiman ya cara jitu dan ampuh menghilankan jarak sejauh 500 km.

Cinta

I
Cinta ini membawa dunia
Mengerti biru air mata
Dan sesal langkah

II
Cinta ini
Terbawa dunia
Menjejakkan luka

MIRC

Ini cerita MIRC dengan room #yogyakarta di channel Dalnet. Baiklah, ini laporan pandangan mata dan ketikan tangan langsung dari temnpat kejadian (warnet bayonet yang OPna lage manis dan di bilik sebelahku ada banci)

1. Ada empat ID cewe dan penyedia cewe yang menarik saya, tapi salah satunya sudah sering saya kenal dan dia seorang banci.

2. Ada cewe yang menyediakan jasa oral dengan tarif 50 ribu. Ada cewe yang butuh duit (dan kurang lebih artinya, dia siap ML). Ada cewe yang ngewe. Ada yang menyediakan cewe-cewe. Dan ada banyak ID cewe lesbi dan waria dan homo. Dan tentu saja ada ID saya.

3. Nah, sekarang saya bingung menanggapi ID-ID semacam itu. Apa mau saya PM ato mau saya tutup saja MIRC ini. Ternyata saya ingin melanjutkan. Tapi saya bingung mesti melakukan apa. Akhirnya saya tutup saja. Saya ingin sahur.

Sunday, December 6, 2009

Tiga hari untuk ode luka

1/
tiap udara membawa
langit ibu hawa
dan dunia di celah mulutmu

2/
saat waktu menyusut
luas naif matahari
menyakiti segenap ibu

3/
diam luruh
dekapan rumah
di langit tinggi

Refrain cinta

Hingga riuhlah seluruh kepalamu dan halte itu
Kau hancurkan bibirku dengan bibirmu

Langkah

Terlalu dini bermain di halaman duhai gadis kecil. Kita biarkan saja teh hangat meranumkan hangat udara. Mungkin hujan ingin berakrab-akrab dengan air mata ibumu.

Kita berdua saling bercerita saja tentang riuh ayah kandungmu saat kau masih dalam kandungan. Betapa dia menantikanmu dengan segala semangat calon ayah. Mulai dari berhutang pada saudara-saudaranya dan menjual televisi, untuk membiayai kelahiranmu. Dia juga sempat membeli kereta bayi untukmu. Dia juga menyiapkan popok-popok berharga mahal, yang katanya kualitas utama. Kau begitu dinantikanya hingga dia rela melakukan kerja apa saja asal kebutuhanmu saat kau lahir sudah terpenuhi. Dia juga membanggakan padaku bahwa ibumu dimasukkan sebagai ibu hamil teladan di puskesmas.

Ayahmu meninggal, lalu kau lahir. Ibumu kunikahi. Serba mengecewakan bahwa aku tak bisa berperan saat kelahiranmu. Ayahmu sudah menyiapkan segalanya. Aku kebingungan saat ternyata kau mirip ayahmu. Aku kelelahan saat ibumu memusatkan perhatianya hanya padamu. Aku kecewa ternyata kau begitu manis bagi hatiku. Ternyata kau begitu perhatian padaku. Ternyata sepertinya kau menganggap akulah ayah kandungmu. Ternyata kau senang padaku. Dan ternyata kita bertiga sangat bahagia.

Malam ini ibumu kutampar. Dan aku tak tahu bagaimana kelanjutan kita bertiga. Dan aku tak tahu bagaimana kau bisa mengajakku bermain hujan, meninggalkan ibumu sendirian.

Amsal dangdut

Mungkin lebih sekedar ingin mengutukmu saat kau tarik rambutku seakan aku adalah kucing kecil tak tahu diri. Lalu mengata-ngataiku sekan aku anjing murahan milik tetangga. Seringnya saat itu aku ingin kau tahu, aku lebih suka kau anggap seperti boneka babi pink yang menemanimu tidur.

Dan begitulah setiap kita memainkan mulut dan kata kata (dan mungkin hati), seakan kau tahu aku adalah lakilaki menjijikkan di pinggir got.

Lalu sekan tak ada sesuatu lain selain musik dangdut sebagai pelarianmu. Sebagai gantiku.

Huruf pertama dalam abjad alphabet

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAArrrrrrrrrgggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!

























Memang aneh, seaneh anda yang mau membca blog ini

Tanda tanya?

Anda bertanya tanya bagaimana mengendalikan emosi yang baik dan benar. Mungkin kita perlu membuat puisi dengan judul "dunia udah aneh".

Dari benyak sudut pandang hal tersebut bisa menyebabkan kita kembali mengenal bahwa emosi tidak jauh jauh dari puisi. Nah, hubunganya apa?nah, saya sudah mulai emosi karena anda tidak bisa membca hubungan yang jelas.

kjbhsKYUSOAJDRDKHCSNFKSUFS,NMFSYv xmcs,mfdhjsirjwo8i73267BJKty frd,s anjytdkasnrkjh<>LKJoejq9842836485N nambdjhaytd5un adhn seperti bagian paling menakjubkan dari perempuan yang mbcxzj i6i3w4hb nvhxyarfadmamjdakhysadbm askndakle7y8724nnkwrsaytuzh fnfskhds,ndskyx78a5 14m2547295676 kshnskhsif70 rhscxmcs z skjfsi7fws6532n sadjiy8a6r2mn52

Anda kasihan dngan diri saya?Sungguh, saya juga kasihan ama diri saya sendiri. jadi, santailah, hidup bukan untuk saling mengasihani sesama tapi untuk mengasihani diri sendiri, bukan begitu?begitulah.....bagaimana cara mnyembuhkanya?Perempuan???hah....anda pernah denger lagu cici paramida yang judulnya candu asmara?saya pernah dan pas mendengarnya saya merasa kasihan dengan diri saya sendiri!kenapa?karena lagu itu dinyanyikan oleh cici paramida, andaikan saya yang menaynyikan lagu itu, saya tidak akan mengasihani diri saya sendiri. Karena saya akan kaya raya dan bisa merayu seorang perempuan. hah......ternyata pikiran saya picik, saya jadi makin kasihan dengan diri saya.....

hnazlxjmajdn fdhs86735n dfchskdnz, cnsj77543-m hjfdsjyfs s;ldmskuyd8362 jskhcnksncskhdust jksydf8934i3r ewfdns odjsiydfwr dfdfgety4565u690 sxvccb68f efgnluipg dan seperti itulah kita berbincang. naxabtwq3r ljds ddhutdwr iayd9a7234niwdyz xasndkw7r8234n.j,t;h vjhid78qw6432905i23u9%&%#091urw ri^&*^#@( n dsakhdksnf GYR7e25 nIY*&^9O53 n,smcmfMFSJF FNj97345 ncisy94389^*(^m josfs fsfnmklsuf953 .t,padi mnddksarnwrni. Bagaimana?setuju?baiklah, kita dengarkan lagu padi....






















xcmlkdnaskruwoir sfdhsiyrf83w hnciszydfowrtpwe8fx fhdisyfejtetdgcdvdn skfhsfnwskrnwkryfdjslujfd dhskdyiwrh.
Semoga kita slalu sukses di alam kahirat dan di alam dunia, apalgi menjelang bulan puasa ini.

Anda masih mengasihani diri saya?sudahlah....jangankan anda, lha wong saya ini juga kasihan ama diri saya sendiri kok!Jadi begitulah, hidup tak lebih dari sekedar "sekali berarti, sesudah itu mati". Anda mau saya mati?waaaahhhh...entar dulu, saya masih ingin mendapat sesuatu dari seorang perempuan. Akhir-akhir ini si perempuan, sering saya acuhkan, jadinya dia seperti balas dendam. Anda kasihan ama siapa?ama si perempuan?okelah.....tapi saya juga minta dikasihani dong. Jangan tega tega dong ama saya. Saya sedang mengalami ketergantungan psikologis (halah....istilah baruu neee....)

Oya, bagaimana kabar dunia?seperti anjing?aahhh...bukankah anjing itu bagian dari dunia. Kita biarkan sajalah kalao begitu. kita cari pembahasan yang lebih baik dari dunia. Anda masih kasihan ama saya?santailah, sudah ada saya yang mengasihani diri saya sendiri....

Saya ingin mati jika begini.

Ini lagunya D'massiv

Ato anda bertanya-tanya bagiaman saya membuat blog yang kacau balau ini tetap eksis?saya akan berikan resepnya!!

SELALU DAN SELALU MERASA GedeRasa BAHWA ADA SESEORANG YANG MEMBACA BLOG INI!!

aNDA MAKIN KASIHAN AMA DIRI SAYA?ANJING!!Udah dikasitau kok!!!saya sudah mengasihani diri saya sendiri dan saya sepertinya ingin menangis minta ampun!!!

Eksis kan??Oke.....tetap eksis!!tetap berjuang untuk perempuan!!!Semoga dunia makin indah dengan kehadiran perempuan!semoga.....

Saya tidak jadi buuh diri

Saya benarbenar benci dengan dunia ini. Itu kata saya pagi tadi. Saya merasa stres dengan sesuatu dan saya stres dengan beberapa orang yang semalem saya temui. Beberapa hal bikin saya mesti pengen bunuh diri. Saya tidak mampu melawan beratnya angkasa raya (ga nyambung!) tapi saya ingin bunuh diri, dan saya jadi ingat, ternyata bunuh diri itu hukumanya masuk neraka.

*(^*%

Aku mati
Kamu mati

Ampas kopi makin kental

Kesimpulan setelah membaca surat seorang lelaki pada kekasihnya

Kami sering berbincang tentang luka itu. Aku berharap tidak ada yang terselesaikan. Agar kami masih dapat berbicara terus-menerus. Aku mencintainya sebagai teman debat di warung makan. Terutama saat jam tiga sore. Dan tentang luka yang kami bahas, seringnya malah menimbulkan luka baru, semacam tamparan, cacian, siraman es jeruk atau segenggam nasi yang dilempar ke wajah. Kami sering keterlaluan jika berdebat.

Kami sering berbincang tentang luka itu. Aku berharap luka itu makin bertembah parah. Agar suatu hari nanti hatiku makin terluka dan cepat mati. Kami sering berbincang tentang luka itu. Ibunya yang telah meninggal pernah dia khayalkan sedang menjahit luka itu menjadi syal tenun yang dia berikan padaku. Aku pun pernah memberinya sebuah buku bersampul vanilla kegemaran ibunya. Kami sering membicarakan luka itu hingga suatu hari dia melahirkan.

Kami masih sering membicarakan luka itu seandainya saja anak yang dia lahirkan menjadi teman baik ayahku.

Suara tangis

Kau dengarkan lagu di sumbang dendam
Sebelum ada takut
Kuping kita berdarah kesumat cinta

Menghabisi lirik-lirik penyesalan
Dan bunyi sunyi

Dijemput paduan kering suara tangis

Curhat pulang

Saya sedang muak pada diri saya sendiri. Embak operator bayonet makin cantik aja dengan rambut panjangnya. Dan saya masih merasa muak dengan diri saya. Kenapoa tulisan saya akhir-akhir ini semua bertendensi serius. Saya ingin berjalan-jalan ke suatu tempat dengan dana saya yang memang benar-benar terbatas. Saya ingin sekali, mungkin pulang ke asal-muasal saya. Plisssss...tolong kabulkan dong!!ngebet banget ne!!Dan akhirnya ada dewi kehangatan turun dari surabaya menawarkan sego krawu, sego serpang, lontong balap, lontong kupang, lengkap ama sate laler!Bleketek kan bacanya!Aku dadi kangen sego bebek oi!!!Kapan pulang?!Kapan bisa pulang!!Aku kangen nasi bebek!!Plis.....aku pengen ziarah sebentar aja, tolong ijinkan aku pulang!!!!

Rindu #5

Alangkah kenangan adalah batas
Serupa darah dan rumah
Melukis senyap bebunyian nyawa
Mengalahkan lengking rindu

Sungguhkah rahimmu sebentuk surau
Tempat suci malaikat dan ayat puisi

Kusesap khidmat harapan tubuhmu
Dan sajak-sajak segala penghabisan
Dan khayalan tentang ibu
Dan jagat rayaku yang mabuk

Yang belum sempat dibuang
Dari kepalaku dan rahim itu
Mungkin batas yang mengutuk
Air mata di dalam pikiranmu

Obsesi turun dari obesitas

Suatu hari kemaren saya bercita-cita jadi seseorang yang penuh pengabdian kepada negara yang tercinta dan tidak pernah mencintai saya ini. Tapi ternyata ada angin gaib yang menjadikan saya seseorang yang sungguh tidak peduli pada kondisi ibu pertiwi (andaikan dia masih perawan pertiwi, mungkin saya masih peduli). Jadi akhirnya beginilah saya dengan segala kejumudan yang saya miliki memihak kepada segala bentuk kegaiban yang sedang berlangsung di Indonesia, seperti fenomena Nyi roro kidul atau Aburizal Bakrie yang menjadi orang terkaya di Indonesia.

Anda percaya bahwa Pak Ical kita yang bukan main terhormatnya itu adalah seorang homoseks?hohohohohoho…….saya sudah keterlaluan ne membahas seseorang, kita ganti topik saja.

Saya sebenarnya sedang tidak memiliki ide untuk saya tulis, tapi karena itulah memang saya menulis. Di sebelah saya sedang tidur teman saya yang gaunganya sudah mengalahkan masakan padang. Di sebelahnya lagi ada mahkluk gaib utusan Nyi Roro Kidul yang sengaja saya khayalkan ada di sebelah saya dan mengawasi saya, sengaja saya khayalkan ada mahkluk utusan Nyi Roro Kidul karena sekarang saya terobsesi dengan Nyi Roro Kidul. Atau mungkin anda juga terobsesi dengan sesuatu?bagaimana kalo kita bahas tentang obsesi.

Obsesi berasal dari kata obesitas. Saya tidak tahu siapa yang menemukan kata obsesi dan kata obesitas, dan saya juga tidak tahu bagaimana hubunganya antara kata obsesi dan kata obesitas. Saya juga tidak tahu apakah benar kata obsesi berasal dari kata obesitas. Tapi yang jelas dan saya tahu pasti, salah satu penyebab obesitas adalah terobsesinya seseorang terhadap makanan. Obsesi menurut Kamus Besar Bahasa Saya adalah salah satu bentuk perasaan yang sangat penting bagi kemajuan pribadi seseorang, kenapa begitu?karena orang hidup butuh obsesi!Kenapa butuh obsesi?agar seseorang bisa hidup, tentunya!Contoh paling gampang saya dan perempuan. Saya begitu terobsesi dengan perempuan dan sayangnya perempuan tidak terobsesi pada saya, akhirnya obsesi saya semakin meningkat dan terus meningkat (dan saya takut saya mengidap oedipus complex, hubunganya apa?karna terlalu banyak ditolak wanita seumuran saya!!).

Obsesi, begitu beracunya kata ini bagi Indonesia. Bung Karno memperjuangkan Indonesia karena dia terobsesi negaranya bebas dari penjajah. D.N Aidit memperjuangkan komunisme di Indonesia karena dia terobsesi menghapuskan gap sosial di masyarakat Indonesia yang baru merdeka. Soeharto menjadi presiden selama 32 tahun karena dia terobsesi pada saat dia meninggal dia akan selalu dikenang sepanjang masa. Anda tahu kan betapa negara tercinta kita ini hampir sepenuhnya dibangun atas nama obsesi alias cita-cita. Sayangnya dalam mewujudkan setiap obsesi, kita selalu dan sering kelewatan alias kebablasan. Lha, ini piye?begitulah Soekarno, begitulah D.N. Aidit, dan begitulah si tamak Soeharto. Tapi obsesi adalah hal paling penting dalam hidup sepenting bagaimana kita menatap Dian Sastro kalo lagi telanjang. Kalo kita menanggapinya berlebihan, dian sastro akan jijik dan menganggap kita cuma sekedar maniak seks. Tapi kalo kita menanggapinya dengan cuek bebek, takutnya dian sastro akan menganggap kita homo. Maka cara terbaik menghadapi dan menyikapi Dian Sastro bugil (sebagai metafor dari obsesi) adalah bersikap apa adanya dan biarkan Dian Sastro yang menilai kita. Bersikaplah apa adanya, karena dengan begitu kita tahu apakah kita sudah pantas/belum pantas mendapatkan bentuk kongkret dari obsesi-obsesi kita. Tapi bukan berarti tidak diperjuangkan.

Baiklah, edisi ceramah ini saya akhiri dengan kalimat yang penuh kedamaian yang saya dapat saat solat jumat.
“Hai anak Adam, kamu tidak adil terhadap-Ku. Aku mengasihimu dengan kenikmatan-kenikmatan tetapi kamu membenci-Ku dengan berbuat maksiat-maksiat. Kebajikan Ku-turunkan kepadamu dan kejahatan-kejahatanmu naik kepada-Ku. Selamanya malaikat yang mulia datang melapor tentang kamu tiap siang dan malam dengan amal-amalmu yang buruk. Tetapi hai anak Adam, jika kamu mendengar perilakumu dari orang lain dan kamu tidak tahu siapa yang disifatkan pasti kamu akan cepat membencinya”

Akhirul kalam, pertanyaan penutup tulisan ini adalah:
“Menurut anda, sudahkah pantas saya menjadi seorang Kyai dan memberi khotbah di setiap khotbah jum’at?”

(Mohon apresiasi, terutama pertanyaan penutup saya tadi)

Mengenang malam

Mengisi kekosongan malam yang kosong

Anda tahu beda keramian dan kekosongan?pastinya!Tentang perasaan dan suasana yang akna kita bicarakan sekarang.

Ramai, inilah contohnya:
kjdfnasdajdkahkdjcsjhdas78%#I*hbsdtr2w09hsb%#I@nxcau$#)(!!

Sepi, inilah contohnya:
..........................................................


Bagaimanakah tanggapan kita semua mengenai kesepian dan keramain?binun?

Tulisan ini adalah tulisan absurd, hanya Laksmi Pamuntjak yang bisa memahami tulisan ini.

Pengakuan cinta Warga Negara Indonesia kepada Tuhan (dan Bung Karno)

Saya banyak dosa Tuhan. Tuhan ampunilah saya yang banyak dosa ini karena sampai saat ini cita cita saya hanya masuk surga, bukan neraka. Jadi Tuhan, kenapa Kau beri musik Johannes Bach untuk menenangkan nasib burukku ini?apa salahku pada dunia, Tuhan?Kau tahu Tuhan bahwa saat ini saya sedang mengalami menstruasi?Kau tahu bahwa jika saya menstruasi kadang melibihi sensifitas perempuan. Jadi Tuhan kenapa kau menghukum aku dengan pertanyaan-pertanyaan tentang-Mu, padahal Tuhan, aku sedang kelaparan dan Kau tahu apa artinya jika aku lapar?aku ingin makan lalapan lele dengan hati yang terbuka tanpa ada prasangka buruk bahwa aku akan masuk neraka dengan segala kekonyolanku tentang dunia dan tentu saja tentang perempuan.

Oh Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang, berilah hamba sedikit kelegaan hati agar hamba tahu dan tetap sadar bahwa sampai saat ini saya memiliki segala bentuk keduniawian berdasarkan kehendakMu, tapi Tuhan, aku merasa aneh dengan musik Johannes Bach ini Tuhan. Aku warga negara Indonesia yang sejak kecil dididik dengan musik khas Negara, lalu kenapa aku tidak mendengarkan musik dangdut atau musik keroncong atau musik campursari?Oh Tuhan, berilah aku petunjuk dimana aku bisa mendapatkan segala ketenangan musik dangdut dan musik keroncong sambil membayangkan seorang Dian Sastrowardoyo merayuku untuk menikahinya dan membentuk keluarga kecil yang sakinah mawardah warrohmah. Tuhan, Kau tahu kan bahwa aku seorang lelaki yang dari lahir sampai sekarang ini sangat membutuhkan kasih sayang seorang perempuan, aku ingin bermanja-manja di pelukan seorang perempuan berhati malaikat yang Kau ciptkan dengan segenap niatan untuk menemaniku di dunia yang sepi dan sengsara ini.

Oh Tuhan, kenapa Kau beri aku siksaan dengan mendengarkan bebagai macam lagu yang tidak jelas arahnya dan mendengarkan malaikat-malaikat dunia ini berdendang?Oh Tuhan, aku ingin mengutuk kapitalisme yang telah menghancurkan seluruh peradabanku sebagai lelaki sejati. Berilah aku kekuatan Tuhan, karena tahulah bahwa semua manusia sedang mengalami krisis identitas. Akulah korban pertama krisis ini Tuhan, sebuah krisis yang entah bagimana diciptakan oleh sebuah sistem yang katanya diciptakan untuk membuat kami lebih dekat denganMu. Tuhan, mudahkanlah kupingku ini menerima segala bunyi-bunyian yang lebih memberi kearifan dalam menghadapi segala cobaan hidup yang bukan main dahsyatnya, perempuan nama cobaan itu Tuhan. Perempuan Tuhan! perempuan, kenapa kau ciptakan perempuan dengan segala tetek bengek keruwetan perasaanku terhadapnya? Tuhan, hambamu ini bukan laki-laki dewasa Tuhan, aku bukan laki-laki yang sanggup menghadapi terjangan dan godaan perasaan. Tuhan, berilah hambaMu ini kekuatan yang paling dahsyat di muka bumi ini, kekuatan cinta!!

Tuhan, aku butuh cinta, aku butuh perempuan, aku butuh perhatian!Aku butuh suara-suara ini menghilang dari kupingku yang sudah dipenuhi dengan bunyi-bunyian tentang pembunuhan. Tuhan, janganlah bertega-tega dengan hidupku yang sudah tak tega untuk kulihat dengan mata agama. Tuhan, aku mencintaiMu sepenuh hatiku, jadi berilah hambaMu ini perhatian Tuhan-kepada-hambaNya. Tuhan, aku dalam masa stress menjelang soundrenaline!Tuhan, janganlah kau coba aku dengan pikiran buruk dan emosi negative dari diriku sendiri. Berilah aku kekuatan kesabaran dan cinta, duhai Tuhan.

ALLAHU AKBAR!!!!!

Indonesia


Apa yang anda pikirkan pas ngeliat Indonesia?pesimis?miris?kehancuran?ah, saya sarankan anda jangan terlalu banyak menonton televisi. Saya tidak bisa membuktikan tapi saya selalu merasa begitu banyak konspirasi ‘budaya’ dan ‘pengaruh’ saat melihat televisi. Jadi marilah kita melihat Indonesia dari sudut pandang keseharian saja. Apa yang anda rasakan pas ngeliat Indonesia?Indonesia yang hanya ada di sekitar lingkungan kehidupan anda?masih pesimis?anjing juga sampean kalo gitu ya!!

Indonesia adalah kumpulan orang-perseorangan yang kuat menghadapi penderitaan, tentu sampai titik tertentu. Baiklah, sebelumnya saya akan memberi batasan tentang Indonesia. Indonesia adalah orang-perseorangan dan persekutuan dari orang perseorangan tersebut yang dalam kesatuan wilayah domestik yang disebut NKRI ini digolongkan sebagai “masayarakat kelas menengah” sampai “masayarakat miskin”. Kenapa hanya itu?Masyarakat yang digolongkan sebagai “masyarakat kelas atas” tidak bisa masuk wilayah metafor ”Indonesia” karena mainstream mereka sudah hampir tidak terpengaruhi lage oleh produk budaya Indonesia. Indonesia adalah masyarakat yang entah bagaimana memiliki kesanggupan untuk hidup sengsara dan hebatnya mereka masih bisa menikmati penderitaan itu, sebagai tempat relaksasi dari penderitaan itu sendiri. Saya tidak tahu siapa mengajarkan mereka sikap seperti itu. Merasa saya terlalu dekat dengan filosofis jawa?memang begitu. Indonesia adalah jawa. Segala sumber kehidupan adalah jawa. Dan jawa sudah menyebar kemana-mana di seluruh wilayah NKRI. Sebegitu picikkah kita menanggapi Indonesia dan jawa?saya tidak mempunyai penjelasan.

Indonesia adalah kumpulan orang-perseorangan yang membabi-buta dalam menghadapi gempuran-gempuran budaya non-Indonesia (contoh menghadapi budaya non-Indonesia yang membabi buta adalah tulisan ini). Indonesia adalah masyarakat yang mengetahui ketidak-siapannya beradaptasi dengan kebudayaan non-Indonesia baru tapi secara terus-terusan menerima bahkan meminta untuk digempur kebudayaan baru tersebut. Ekstase budaya non-Indonesia (yang cenderung materialistis dan kapitalis plus liberalis) yang dialami masyarakat merupakan relaksasi dari keterhimpitan masalah, dan merupakan cermin dari betapa kacaunya kebudayaan Indonesia. Lalu apakah kita perlu bersikap?tentu kita pasti bersikap, tapi permasalahanya adalah kita tidak tahu bagaimana bersikap menghadapi budaya non-Indonesia. Akhirnya kita membabi-buta, kita katakan bahwa Aburizal Bakrie mendapatkan kekayaanya pasti secara tidak etis tapi kita cuma bisa diam saja, atau paling cuma maki-maki saja, paling jauh kita menuntut ke pengadilan (yang tidak akan pernah ditanggapi oleh pihak pengadilan dalam bentuk sidang dan atau memenangkan perkara kita). Saya tahu tulisan ini penuh dengan sentimen dan berbagai pikiran buruk, tapi gimana lage, saya bukan orang cerdas macam Pak SBY atau Rhoma Irama yang selalu tidak terlihat membabi-buta menghadapi permasalahan kebudayaan. Jadi, inilah saya yang Indonesia (maaf, narsis. Tapi saya merasa perlu narsis di sini), seseorang yang membabi-buta dan kurang lebih memiliki tingkat intelektual pas-pasan dalam menghadapi kebudayaan non-Indonesia. Apakah Indonesia bodoh dan terbelakang?fffyyyyuuuuuhhhhh…….saya takut memberi jawaban dari sudut pandang saya sendiri.

Indonesia adalah kumpulan berbagai jenis fragmen-frgamen yang sulit menjadi satu dan disatukan. Hebatnya Indonesia adalah selalu merasa bahwa fragmen-fragmen yang ada telah bersatu dan bisa dipersatukan dengan mudah. Canggihnya lage kita adalah orang yang merasa fragmentasi yang ada di diri kita adalah bagian paling utama dan atau paling utama dibutuhkan bagi kemajuan Indonesia. Anda mulai ambigu dengan kata Indonesia di tulisan ini?jika iya, seperti itulah fragmentasi di Indoensia, serba ambigu dan membingungkan.

Saya muak dengan tulisan ini!anda juga?bagus, anda artinya masih normal dan ada di taraf kesadaran yang paling tidak paripurna, anda sudah mengalami krisis keIndonesiaan. Tapi bersyukurlah anda jika anda mengalami hal tersebut sebab itu artinya anda menajdi orang kaya dan sudah siap untuk tinggal di luar negri. Jangan lupa!jika tinggal di luar negri tetaplah anda melihat kondisi Indonesia. Anda tidak ingin jadi malin kundang bukan?!Cukuplah anda mencaci-maki Indonesia agar tidak terlihat sebagai malin kundang.

Jadi, bagaimanakah pikiran anda saat melihat Indonesia?masih pesimis?masih miris?masih berpikir tentang kehancuran?baiklah, saya mengaku, sayalah yang terasa anjing!!

Salam kemerdekaan. Semoga arena prostitusi semakin banyak seiring dengan meningkatnya masyarakat yang membutuhkan relaksasi dari keterhimputan hidup di Indonesia. Semoga.